Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
016 KEMBALINYA TUAN MUDA
Chapter 016. KEMBALINYA TUAN MUDA.
\=
Meja kecil di hadapan empat orang di restoran siap saji itu kini sudah penuh dengan makanan berat dan ringan, lebih dari setengahnya pesanan Tama.
Dia langsung memakan makanan yang ada di hadapannya tanpa lama-lama, sedangkan yang lainnya hanya makan sedikit.
"Masih berapa lama kita akan sampai di kediaman keluarga mu Riko?" ucap Alda penasaran.
Dia penasaran karena sudah berkendara hampir semalaman dan itu juga di kebut tanpa henti.
Jika saja tidak ada rest area ini, bisa jadi mobil yang mereka naiki bisa kehabisan bahan bakar di jalan.
"Sudah dekat, hanya tinggal beberapa jam lagi!" jawab Riko dengan santai.
Dion hanya meminum kopi, lalu dia keluar sambil membawa dua kunci mobil mereka untuk di isi bahan bakar.
Sedangkan yang lainnya masih duduk di restoran siap saji itu dengan tenang, beda dengan Tama dia masih sibuk dengan makan.
"Hey, ini enak sekali! Coba saja Alda!" ucap Tama.
Dia langsung menyodorkan potongan besar daging panggang kepala Alda, akhirnya Alda dengan enggan menerima itu dan memakan.
"Ya, itu sangat empuk!" ucap Alda setelah memakan habis potongan yang di sodorkan kepadanya oleh Tama.
Mereka mengobrol sambil makan, hingga akhirnya Doni kembali masuk.
"Ayo kita lanjutkan perjalanan! Mobil kita sudah lebih dingin dan bahan bakar mobil sudah full." ucap Dion setelah duduk.
"Bibi, aku pesen ini tiga lagi, segera yah!" ucap Tama, dia ketagihan dengan daging panggang cepat saji di restoran ini.
"Baik tuan!" jawab pelayan wanita paruh baya itu dengan cepat.
Mereka berempat akhirnya menunggu dengan enggan di sana karena Tama memesan tiga porsi besar daging panggang lagi, sehingga cukup lama.
Setelah beres Riko langsung membayar semua tagihannya.
Keempatnya langsung kembali melakukan perjalanan menuju kediaman keluarga Setiadi.
Setelah tiga jam lagi berkendara melewati perbukitan dan jalan cukup curam, akhirnya mereka sampai di kaki gunung Tambara.
Gunung ini salah satu gunung tertinggi di negara Trukotan dan juga perbatasan kota Emerald dan kota lainnya di wilayah timur.
Namun suasana di sini sangat tenang begitu sejuk, apa lagi hari masih sangat pagi.
Di kejauhan ada gapura tinggi, di sana terpampang tulisan kawasan khusus! Karena wilayah ini milik keluarga Setiadi.
Keluarga ini seperti keluarga tersembunyi, namun bisa di katakan tidak juga karena mereka berbaur dengan masyarakat korporat namum hanya orang-orang tertentu saja.
Setelah melewati gapura besar, Riko langsung membuka kaca samping depan mobil! Penjaga gerbang itu langsung mengenali tuan mudanya.
"Selamat datang kembali tuan muda!" ucap penjaga itu dengan hormat.
"Ya..!" jawab Riko dengan santai.
Sebenarnya dia tidak terlalu suka di panggil tuan muda, namun karena itu penghormatan mereka sehingga dia tidak bisa berdaya.
"Tuan muda, apa mau daging panggang ini?" ucap Tama sedikit mencibir sebutan tuan muda.
"Diam, jangan sebut tuan muda lagi jika tidak ingin mulut mu aku sumpal dengan tangan ini agar tidak bisa maka!" ancam Riko.
Dia hanya bisa mengancam agar Tama diam, dari keempatnya yang paling senang meledak semua orang adalah Tama, meskipun umur dia paling tua namun kelakuan seperti anak-anak saja.
"Baik tuan muda!" jawab Tama lalu dia diam dan kembali makan.
Meskipun Tama doyan makan namun badannya sangat atletis, karena semua kalorinya di jadikan kekuatan bertarung oleh Tama.
Entah teknik apa yang di gunakan, hanya Tama yang bisa melakukan itu.
Dari gapura tinggi itu, mereka berkendara masih jauh lagi! Hingga akhirnya mereka sampai di rumah besar dan megah namun masih berbentuk kuno.
Pilar-pilar tinggi berwarna keemasan yang mengelilingi kediaman sudah seperti istana, lalu di padukan dengan genting berwarna merah terang menjulang tinggi dan memanjang.
Di belakang bangunan megah itu ada gunung Tambara sebagai latar belakangnya sehingga semakin terlihat asri dan megah.
Kembalinya tuan muda, membuat di pagi hari ini sangat heboh! Akhirnya semua anggota keluarga Setiadi kumpul di aula utama.
Aula utama sangat besar, setelah Riko masuk langsung di sambut oleh kepala keluarga Setiadi saat ini dan beberapa kerabat keluarga Setiadi ada juga sesepuh keluarga Setiadi duduk di tempat paling tinggi.
Dia adalah kakek dari Riko Setiadi, dia adalah Ken Setiadi!.
Alda dan yang lainnya yang ikut di sambut sedikit kikuk, meskipun dia termasuk keluarga kaya sambutan keluarga Setiadi sangat harmonis dan benar-benar natural tanpa di buat-buat.
Sehingga dari sudut pandang Alda, terbesit rasa kagum dengan keluarga Setiadi.
Dia heran, kenapa keluarga Button tidak seharmonis ini! Bahkan yang bikin dia kecewa sesama keluarga saling membunuh hanya untuk sekedar kekuasaan.
Riko memberikan penghormatan dengan cara beladiri keluarga Setiadi.
"Cucu baik, aku ingin melihat kemapuan apa yang telah kamu peroleh setelah lebih dari 10 tahun tidak kembali!" ucap leluhur keluarga Setiadi, Ken Setiadi.
"Baik kakak, saya setuju!" ucap dia dengan bangga.
Dia sangat yakin dengan kemampuan sekarang, yang penting jangan melawan Alda karena dia pasti kalah.
"Dendi kau maju!" ucap Ken Setiadi pada pengawal terkuatnya.
Sebenarnya di sebut sebagai pengawal juga tidak bisa, karena Ken Setiadi juga petarung yang sangat terampil.
Namun sebelum Dendi kalah, Ken tidak akan turun tangan terhadap masalah.
Woooss...Draap..!
Dendi melompat dengan ringan dan mendarat dengan suara yang keras di arena bertarung di tengah aula, cara jatuh seperti itu di sengaja agar melambangkan kekuatan tempur yang besar.
Riko langsung memanjat arena dengan tenang, lalu dia langsung mengambil kuda-kuda.
"Hemm, kuda-kuda yang bagus!" puji Dendi pada Riko.
"Dendi jangan segan-segan!" Ken kembali berucap.
"Baik tuan Ken!" ucap Dendi dengan hormat.
Sedangkan di dekat tempat duduk tertinggal, susuk laki-laki paruh baya dia adalah ayah Riko kepala keluarga sekarang! Dia hanya diam saja dan menantikan pertarungan ini.
"Mulai..!" wasit yang di sediakan langsung berucap.
Woooss...Tap, tap, tap ..!
Dendi bergerak zig-zag dengan kecepatan tinggi, lalu menuju ke pertahanan arah bawah Riko.
Baaammmm..!
Riko langsung menendang Dendi dengan sangat kuat, hingga akhirnya Dendi terpental keluar area dan memuntahkan darah.
Sedangkan Riko masih berdiri tegak dengan kaki masih mengangkat di udara tinggi-tinggi.
Prok..Prok..prok..!
Tepuk tangan meriah langsung terdengar di aula besar itu.
Alda yang melihat itu hanya melongo, apa ini pertarungan dia berpikir akan ada pertarungan dengan gaya megah yang menegangkan namun hanya satu kali gerakan saja.
Leluhur keluarga Setiadi langsung terkejut dengan pergerakan Riko, dia tidak terlihat mengayunkan kakinya! Sehingga tiba-tiba Dendi terpental begitu saja, jika saja Riko langsung kembali dalam mode kuda-kuda. Orang-orang tidak begitu tahu apa yang terjadi.
\=
...