Gadis badas seorang Mahasiswi berprestasi dan pintar berbagai bahasa, harus berakhir koma karena orang yang iri dengki kepadanya.
Jiwanya masuk ke tubuh seorang istri bodoh, seseorang yang selalu mudah ditindas oleh suami dan mertua serta orang lain.
“Ck! Aku nggak suka wanita lemah dan bodoh! Haruskah aku balaskan dendam mu dan juga dendam ku?“ Tanya si mahasiswi pada wajah si pemilik tubuh yang dia masuki melalui cermin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Perangai Yura Berubah.
Alaric mengambil keputusan jika dia akan menunggu Yura bertubuh Aruna, karena di rumah sakit dimana Yura terbangun dari koma ada keluarga Yura menemani gadis itu.
Operasi luka tembak di tubuh Aruna sudah selesai, bahkan sudah dipindahkan ke ruang rawat.
Alaric menunggu di ruangan dengan setia, Dokter mengatakan luka tembak tidak menembus dalam dan cedera tidak terlalu parah.
Ddrrrrrrt.
Ponsel Alaric bergetar, dia mengangkat panggilan.
“Gimana kondisi Yura?“
“Pak, kondisi Nona Yura baik-baik saja. Semua anggota tubuhnya bisa digerakkan, hanya saja__“
Alaric berubah cemas, “Ada apa, Eki?! Jangan bertele-tele!“
“Ingatan Nona Yura bermasalah, Pak. Dia tak mengingat apapun, bahkan keluarganya sendiri.“
“Apa?!“ Alaric mengusap wajahnya kasar, dia ingin menemui tubuh Yura asli namun dia juga khawatir Yura di tubuh Aruna terbangun.
“Kapan Pak Alaric datang kesini? Anda sudah menunggu lama untuk bisa menemui Nona Yura?“
Alaric terdiam sebab dia sudah bertemu Yura namun dalam tubuh orang lain. “ Secepatnya aku datang, kau urus semuanya... jangan ada kurang sedikitpun dalam perawatan lanjut Yura!“
“Baik, Pak!"
Alaric menutup panggilan seraya menghela nafas berat, dia menatap wajah pucat milik Aruna yang masih terpejam dia atas brankar.
Sekitar 6 jam kemudian, jari-jari lentik milik Aruna bergerak. Alaric yang fokus pada tubuh Aruna sontak langsung menggenggam jari perempuan itu.
“Yura!“ panggilnya, Alaric juga memijit nurse call, dan tak lama Dokter dan perawat berdatangan ke ruangan.
Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan oleh Dokter, mata jernih milik Aruna terus memandang ke arah Alaric dan bibir wanita itu sesekali tersenyum manis pada Alaric.
“Semuanya bagus! Pasien baik-baik saja, lukanya akan terus kami observasi. Saya ingatkan, pasien jangan banyak bergerak.“ Ujar sang Dokter.
“Terima kasih, Dokter.“ Balas Alaric.
Dokter dan para perawat pun keluar setelah selesai memeriksa tubuh Aruna.
“B-bang...“ gumam perempuan itu, tangannya terulur.
Alaric cepat-cepat menggenggam tangan Aruna, “Apa kamu butuh sesuatu? Mau minum?“
Kepala gadis itu mengangguk, “Keadaan Sabrina, gimana?“
Alaric mengusap lembut kepala Aruna, “Tadi Emran kesini melihat keadaan mu, katanya Sabrina syok dan harus banyak Istirahat. Dia juga menanyakan mu, aku bilang nanti kalau kamu bangun... aku kasih kabar.“
“Anak-anak dengan siapa? Aku titip anak-anak sama Emran.“
“Mereka ada di Apartemen, aku telepon bibik di rumahku untuk menjaga mereka. Jangan khawatir, ya. Bibik orang baik, pasti jaga anak-anak dengan baik.“
Aruna tersenyum, dia mengulurkan tangan mengelus wajah Alaric. “Saat tertembak, aku takut nggak bisa ketemu anak-anak sama kamu....“
Alaric mengecup telapak tangan Aruna yang berada di wajahnya, “Aku lebih takut darimu, aku pernah mengalami ini sebelumnya. Aku nggak ingin kehilangan wanita yang aku cintai lagi, jadi... lekaslah sembuh.“
Aruna mengangguk patuh.
.
.
Di rumah sakit Yura sudah bisa mengobrol dengan adik dan orang tuanya, meskipun banyak hal yang tidak di ingatnya namun Yura berusaha mengingat kembali ingatan nya.
“Jangan dipaksa ya, Teh. Nanti Teteh malah pusing kepalanya,“ ujar Fatma, adiknya.
“Iya.“ Yura mengangguk lemah.
Eki duduk di sofa ruangan, dia merasa aneh karena sang Bos belum datang juga. Ya, dia juga maklum karena Alaric sedang jatuh cinta pada Aruna tapi masa untuk datang sebentar saja dan menemui Yura Bos nya itu tidak bisa.
“Pak Eki, pulang aja. Udah malem juga, kan. Teh Yura biar Fatma sama Ibu Bapak yang jaga. Makasih juga, makan malam nya.“
Eki garuk-garuk kepala, dia diperintahkan untuk terus mengurus Yura tapi malah diusir secara halus.
“Kalau begitu, saya pulang dulu ya. Besok pagi seperti biasa, saya bawa sarapan. Assalamualaikum.“ Pamitnya.
“Waalaikumsalam.“ Jawab serentak keluarga Yura.
Yura hanya tersenyum tipis pada Eki, dia masih merasa kosong dalam pikirannya namun anehnya hatinya lebih terasa kosong.
Yura hanya mengingat satu nama, Alaric!
.
.
Beberapa hari terlewati, Alaric sibuk mengurus tubuh Aruna di rumah sakit tanpa mengingat untuk datang menjenguk Yura yang juga baru terbangun dari koma.
Anehnya, setelah 'Yura' yang ditubuh Aruna terbangun dari operasi luka tembak, perangai 'Yura' berubah. Perempuan itu lebih manja dan lebih lembut bahkan dalam berbicara.
Bukan itu saja, meksipun Alaric mengobrol dengan 'Yura' di tubuh Aruna, chemistry yang sempat terjalin beberapa waktu dengan perempuan itu berasa berkurang.
Aku hanya terlalu banyak berpikir! Dia tentu saja Yura, bahkan dia mengingat dimana pertama kali kami bertemu dan terus menceritakan tentang kebersamaan kami bersama.
Alaric membuang pemikiran nya, dia setia mengurus perempuan yang dicintainya.
“Bang, besok aku boleh pulang ya. Aku senang banget,“ Aruna mengecup pipi Alaric, sontak pria itu terkejut.
Bahkan beberapa kali Alaric memegang tubuh Aruna dan juga sebaliknya, 'Yura' tidak pernah protes lagi padahal biasanya 'Yura' akan mengatakan jika tubuhnya tidak boleh disentuh karena milik Aruna.
___
Tadinya mau buat teka-teki, biar pada nebak. Tapi Othor bocorin deh... Itu di tubuh Aruna adalah Aruna asli ya bukan Yura.
Yura udah kembali ke tubuhnya tapi emang masih hilang ingatan ✌️
bodoh bangt tuh laki