Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Byan Adiguna
"Siapa yang sudah melakukan hal ini pada kalian?" tanya seseorang yang kini berada di IGD, menemui keenam pria yang sudah babak belur oleh Luna.
Keenamnya hanya bisa diam menunduk, mereka bingung hendak menjawab apa. Apa harus jujur saja, bila mereka di kalahkan oleh seorang gadis.
Hei... Bukan gadis sembarangan, justru gadis itu lebih hebat dari ketua mereka.
"KENAPA KALIAN DIAM SAJA, HAH?!" bentak pria itu
"D-dia Luna, anak semester 6 dari jurusan bisnis." jawab salah satu dari mereka
"Luna? Siapa dia? Punya apa dia, berani membuat masalah dengan kalian? Apa dia tidak tau, siapa kalian? Apa dia tidak tau siapa, Byan Adiguna?" tanya pria itu, yang bernama Byan Adiguna
Putra dari, salah satu jajaran donatur terbesar di kampus tersebut. Dan ayahnya merupakan anggota D*R, sehingga membuat dirinya merasa berkuasa di kampus tersebut.
"Tunggu, namanya Luna? Kalian berenam, dikalahkan oleh seorang perempuan? Ha... Hahaha... Hahahaha... Yang benar saja, badan sebesar kalian?" tawa Byan pecah, bahkan ia mengganggu ketenangan di rumah sakit.
Setidaknya rumah sakit, tidak terlalu ramai. Dan bukan di malam hari, tapi tetap saja sangat menggangu. Tetapi mereka tak ada yang berani menegurnya, mereka semua tau siapa ayah Byan.
Ayah dan anak memiliki watak dan sifat sama, menyalahkan gunakan kekuasaan dan wewenang. Bila ada yang mengusik atau membuat mereka tak suka, maka siap-siaplah karir mereka akan hancur.
'Cih... Jangankan kami, kau yang seorang juara bela diri pun akan kalah bila melawannya. Aku jadi tidak sabar, melihatnya dikalahkan oleh gadis itu. Dan aku juga penasaran, dengan apa yang akan terjadi pada gadis itu. Dia pasti akan dikeluarkan dari kampus, berani sekali dia membuat rahang ku bergeser.' gumam pria yang ternyata, Luna tendang pertama kali.
"Sekuat apa sebenarnya perempuan itu? Dia tidak tau sedang berurusan, dengan siapa ternyata. Kalian tenang saja, aku akan memberikan dia pembalasan besok. Aku akan membuatnya bertekuk lutut, memohon ampun padaku." ucap Byan angkuh
Tanpa ia tau, bila besok juga merupakan hari akhir untuk dirinya berada di kampus. Dan hari paling mempermalukan dirinya, di depan semua orang.
.
.
"Ku darimana Katemi? Kita hampir aja lapor polisi, gegara lu tiba-tiba ilang dari pandangan kita." ucap Ghava
"Ah.. lebay lu Ghav, gue aja cuma lapor sama inspektur ladu shing." balas Cia
"Lu lagi inspektur ladu shing di bawa-bawa, ngapa kagak lu ajak Angkatan Udara aja sekalian. Biar nyari Luna pake pesawat tempur sekalian." ucap Ghava lagi
"Berisik banget sih lu pada, ladu shing ga akan mau bantu gue. Polisi khusus bantu Shiva itu, ga akan turun tangan nyari gue." ucap Luna, ikut ketularan
"Ikut gila lu Lun" ucap Ali terkekeh, membuat Luna pun tertawa keci.
"Gue abis keliling, nyari target buat gue gasak hartanya entar malem ngepet. Lu keliling ya, gue jaga lilinnya. Dah dapet gue tempat yang bisa di gasak, jadi lu langsung aja ke tujuan." ucap Luna makin ngaco
"Ya elah, gampang itu mah. Lu aja jaga lilinnya jangan sampe ketiduran, entar lilinnya goyang-goyang. Ga lu tiup, gue kena amuk massa lagi." jawab Ghava, Cia pun tertawa terbahak
"Jangan ketawa Ci, lu pan ikut keliling jadi tuyul. Nangkring di atas si Ghava" Cia langsung menghentikan tawanya
Ali hanya terkekeh, lama-lama otak mereka juga ikut geser ternyata.
"Tapi serius, lu darimana Lun?" tanya Ali
"Nah iya Al, gue mau lu retas CCTV di kampus ini. Terutama di tempat-tempat yang jarang dilalui orang, terus gue juga mau rekaman di kantin ma di gedung lama hari ini." Ali memutar malas bola matanya, nanya apa di jawab apa.
"Ngapa emang Lun? Serius amat romannya." tanya Ghava
Luna pun menceritakannya apa yang sudah ia lalui tadi, dimana saat ia hendak menyusul mereka. Tapi entah kenapa, ingin lewat jalan gedung tersebut.
Luna menyaksikan, gadis bernama Risa dipaksa membuka baju. Namun ia menolak, Luna bisa melihat bila gadis itu berontak. Yang awalnya ia heran, karena kenapa gadis itu tidak berteriak. Sampai akhirnya ia tau jawabannya, karena ternyata gadis itu bisu.
Menurut pengakuan para pelaku, mereka sudah sering melakukan hal ini. Dan Risa merupakan korban yang entah ke berapa, Luna juga yakin, bila ada orang berkuasa di belakang perlakuan mereka.
Buktinya, saat Risa bilang bila tak ada yang menolongnya. Saat ia di seret paksa di kantin, semua orang hanya diam menunduk. Seolah tak melihat apapun dan tak ada yang terjadi.
"Waaaahhh... Kok bisa kita ga tau hal itu? Kita udah semester 6 loh ini, tapi kita kecolongan sampe separah itu." ucap Cia
"Kita kudu bisa seret mereka ke kantor polisi sih, biar inspektur ladu shing ada kerjaan." sambung Ghava
"Itu ladu shing masih lu bawa-bawa, tinggal dulu ngapa." ucap Luna
"Lah kan dia pemeran utamanya, Lun" balas Ghava terkekeh
"Kalo gitu gue bakal retas sepulang dari sini, yuk balik." ucap Ali
"Si Aliya juga noh, meresahkan banget itu cewek. Suka bully adek kelas, jangan di biarin. Cari buktinya Al, pasti ada yabg kerekam. Meski gampang aja buat kita keluarin itu para makhluk, tapi pan kita juga ga bisa semena-mena. Sama aja kaya mereka dong, kalo sampe kaya gitu." ucap Cia
Mereka pun berjalan beriringan, menuju parkiran.
"Lu dendam banget ma dia ya?" tanya Ghava
"Bukan dendam lagi gue ma tu orang, pokonya mah udah mengakar nyampe ke ujung kaki." jawab Cia bercanda, yang bersebelahan dengan Ghava
"Gelap hati lu" celetuk Ghava
"Lah iya, orang ga ada lampu di dalem sana." Ghava yang gemas, mengapit leher Cia di ketiaknya.
"Hahahaha... Ampun ampun, lepasin Ghava." Luna dan Ali hanya menggelengkan kepalanya, melihat kedua saudaranya yang tak pernah akur.
"Eh... Lun" Ghava menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang.
"Ngapa?"
"Ntu ade tingkat, cantik ga?" tanya Ghava
"Dih.. giliran ma cewek aja, mata lu langsung ping Ghav." celetuk Cia
"Ya kan, namanya juga usaha. Siapa tau jodoh, iya ga?" Ghava menaik turunkan alisnya
"Geret nih si Alya"
"Dih ogah, mana mau gue ma titisan ular sanca." ketiga orang itu pun tertawa, mendengar ucapan Ghava
"Cantik Ghav, anaknya juga keliatan sayang dan hormat banget ma ibunya. Dia juga keliatan sopan, yang bikin gue salut. Dia ga malu, sama kerjaan nyokap nya." jawab Luna
"Mang paan kerja nyokap nya?" tanya Cia
"Nyokap nya ojeg online, terharu gue liat interaksi mereka tadi. Itulah definisi harta bukan segalanya, karena kehadiran orang yang kita sayang yang paling utama. Meski hidup berkecukupan, atau mungkin kurang, tapi tak ada gurat kesedihan di mata mereka. Orang-orang yang selalu bersyukur, dengan apa yang mereka dapatkan." jawab Luna, membuat Cia berbinar
"Jadi pengen kenalan...
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
ketembak tp kok GK ad yg luka y
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mak gk ada keinginan triplet??
🥰🥰🥰🥰🥰