Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di dalam mobil Roseline merasa heran, saat William meminta untuk pergi ke mansion keluarga Anna, setelah beberapa detik yang lalu menerima telfon entah dari siapa.
'' Untuk apa kita ke sana ?'' tanya Roseline namun sama sekali tidak di hiraukan oleh William.
Roseline tidak bertanya lagi, karna menurutnya percuma William tidak akan menjawabnya, tapi dirinya juga penasaran kenapa William ingin pergi ke mansion keluarga Anna, di tambah melihat wajah tegang William, apakah sedang terjadi sesuatu di keluarga itu monolognya.
Saat sudah tiba di mansion keluarga Anna, tanpa menunggu asisten Hans membukakan pintu mobil, William langsung bergegas keluar dan masuk ke dalam mansion dengan berlari, bahkan melupakan Roseline yang masih berada di dalam mobil.
'' Kamu tahu apa yang terjadi di dalam ?'' tanya Roseline pada asisten Hans yang membukakan pintu mobil untuknya.
'' Maaf Nona, saya juga tidak tahu '' jawab Asisten Hans.
Roseline menganggukkan kepalanya, lalu melangkahkan kakinya menyusul William yang sudah masuk ke dalam.
William yang masuk ke dalam mansion keluarga Anna seketika tubuhnya menegang, melihat wanita yang duduk di tengah tengah kedua orang Tua Anna tengah menatapnya dengan tersenyum.
''Audrey '' gumam William tidak percaya, melihat wanita yang selama ini dia cari cari berada di depannya.
Audrey bangkit dan mendekat ke arah William dengan tersenyum, lalu memeluk tubuh kekar William.
'' Kak William, aku kembali, aku merindukanmu '' ucap Audrey.
William yang masih terkejut membuatnya tak segera membalas pelukan Audrey, yang mana membuat Audrey merasa kecewa.
'' Kak, apa kamu tidak merindukanku ?'' tanya Audrey mengendurkan pelukannya di tubuh William.
Kesadaran William seketika langsung kembali, dia menundukkan kepalanya menatap Audrey yang tingginya hanya sebatas dadanya.
'' Audrey, kemana saja kamu selama ini ?'' tanya William yang masih tidak membalas pelukan Audrey.
Audrey menghela nafasnya, ternyata sikap William masih sama saja, masih tetap datar saat bicara dengannya, meskipun William sangat mencintainya, namun yang tidak di ketahui oleh Audrey jika William sudah menikah.
'' Ayo, Kak William duduk, aku akan menceritakan pada Kak William kemana aku selama ini '' tukas Audrey menarik pergelangan tangan William membawanya duduk di ruang keluarga, bersama dengan keluarganya.
Sedangkan tak jauh dari mereka, Roseline yang hendak menyusul William di urungkannya, saat melihat wanita yang di cintai oleh William sudah kembali.
'' Jangan jangan, wanita yang di selamatkan suami Bibi Dora memang Audrey '' gumam Roseline yang melangkah keluar dari mansion.
'' Duh,,, sekarang Audrey sudah kembali, kalau nanti William menikah dengan Audrey, dan otomatis dia akan ceraikan gue, terus kalau kartu hitamnya dia ambil lagi, gue gimana dong '' gumam Roseline panik, dia benar benar takut kalau William akan mendepaknya tanpa memberinya uang sepeserpun, masak iya dia harus jadi gadis miskin lagi.
'' Tidak tidak, gue tidak boleh jadi gadis miskin lagi, kalau William benar benar mau cerai ama gue, gue harus minta kompensasi, ya benar,, gue harus minta konpensasi dengan jumlah besar '' gumam Roseline dengan kedua tangannya mengepal penuh tekat.
Asisten Hans merasa heran saat melihat Nona Mudanya kembali keluar seorang diri, dimana Tuannya pikirnya.
'' Nona, dimana Tuan Muda ?'' tanya asisten Hans.
'' Tuanmu sedang melepas rindu dengan kekasihnya sekalgius calon istrinya '' sahut Roseline.
'' Maksud Nona ?''
''Audrey dia sudah kembali ''
'' Whatttt!!!! '' pekik Asisten Hans membuat Roseline terkejut.
'' Njirr,, tidak usah triak triak napa'' ketus Roseline.
'' Maaf Nona, saya terlalu terkejut, Nona anda tidak bohong dengan apa yang anda katakan '' ujar Asisten Hans.
'' Kalau kamu tidak percaya, sana masuk saja dan pastikan sendiri '' sahut Roseline.
Asisten Hans yang penasaran akhirnya masuk ke dalam untuk memastikan perkataan Nonanya, dan beberapa menit kemudian Asisten Hans kembali dengan wajah tegangnya.
'' Kenapa dengan mukamu, kayak orang mau berak '' tukas Roseline yang bersandar di body mobil dengan tangan bersedekap.
'' Nona, apa anda sedih ?'' tanya Asisten Hans menatap Nonanya dengan perasaan iba, dulu saja Nona Mudanya sangat cemburu dengan kedekatan Tuan Mudanya dan Anna, dan sekarang wanita yang di cintai Tuan Mudanya sudah kembali, pasti Nona Mudanya akan semakin merasa sedih.
Roseline mengangkat alisnya mendengar pertanyaan asisten Hans. '' Sedih kenapa ?'' tanya Roseline.
'' Karna Nona Audrey kembali, dan sudah pasti Tuan akan,,, '' asisten Hans tidak kuasa untuk melanjutkan kata katanya di depan Nona Mudanya, dia tidak tega jika melihat Nona Mudanya kembali sedih.
'' Tentu lah sedih '' sahut Roseline. " Iya sedih, takut kartu hitam yang gue pakai di minta lagi oleh William " batin Roseline menangisi nasibnya sebentar lagi.
'' Nona, apa anda ingin kembali lebih dulu ?'' tanya Asisten Hans.
'' Baiklah, tapi nanti kamu segera kembali ke sini, takut Tuanmu mencarimu '' sahut Roseline yang di angguki oleh Asisten Hans.
Selama di perjalanan asisten Hans diam diam melirik Nona Mudanya dari kaca sepion, dia yakin jika saat ini Nona Mudanya sedang bersedih, karna sejak masuk ke dalam mobil Nona Mudanya terus melihat keluar jendela, pasti Nona Mudanya takut kalau Tuan Mudanya akan melupakannya karna wanita yang di cintainya sudah kembali.
Namun asisten Hans tidak tahu, jika saat ini yang ada di otak Roseline adalah, bagaimana agar dirinya tidak jadi gadis miskin lagi, yang harus banting tulang untuk mencari makan.
" Ck, gimana ya, agar gua tidak jatuh miskin lagi, masak iya baru saja menikmati jadi gadis kaya, udah mau jadi miskin lagi, kan sama aja kagak ada gunanya pindah raga " batin Roseline kesal sendiri.
Sedangkan di mansion Audrey, William merutuki kebodohannya yang melupakan jika dia datang di mansion Audrey bersama Roseline, bahkan dia merasa sedikit tidak tenang saat mendapat pesan dari asistennya jika Roseline meminta untuk di antarkan pulang lebih dahulu.
" Kenapa aku terus kefikiran Roseline, bukankah seharusnya sekarang aku bahagia karna Audrey ternyata masih hidup " batin William.
'' Kak, kenapa kamu diam saja sejak tadi ?, apa kamu tidak bahagia melihatku ternyata masih hidup '' tanya Audrey.
'' Bukan begitu , aku hanya masih terlalu terkejut '' sahut William.
Audrey menganggukkan kepalanya paham. '' Kak, kita jalan jalan ketaman sana yuk '' ajak Audrey.
'' Kamu baru siuman kemarin, lebih baik banyak istirahat dulu, jangan kelelahan '' tolak William.
Ayah Audrey yang sejak tadi diam, perlahan bangkit dan menghampiri Audrey dan William.
'' William, Paman ingin bicara sama kamu di ruang kerja Paman '' tukas Ayah Audrey beranjak pergi, dan William segera bangkit dari duduknya dan mengikuti Ayah Audrey.
Di ruang kerja Ayah Audrey dan William saling duduk berhadapan.
'' Paman, ingin bicara apa ''
Ayah Audrey mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum bicara dengan William.
'' William, apa sampai saat ini kamu masih mencintai Audrey ?'' tanya Ayah Audrey.
William tidak langsung menjawab, entah kenapa wajah Roseline yang tersenyum terbayang di depannya.
'' Kalau iya, Paman merasa sangat berterimakasih, tapi kamu harus ingat, kamu sudah menikah dengan Roseline '' ucap Ayah Audrey. '' Kamu harus tetap memprioritaskan Roseline daripada Audrey, karna bagaimanapun juga Roseline sudah menjadi tanggung jawabmu '' sambungnya.
William masih diam, dirinya sendiri juga merasa bingung, kenapa saat melihat Audrey yang ternyata masih hidup dirinya merasa biasa bisa saja, padahal dulu dirinya tidak pernah putus asa untuk mencari Audrey tanpa memperdulikan Roseline, tapi entah kenapa semenjak Roseline di nyatakan amnesia dan sikapnya yang berubah, perlahan membuat William melupakan harapannya yang ingin Audrey kembali ke sisinya.