Aira Si Gadis Dingin

"Apa pesonaku sudah luntur dengan kehadiran Aira? sehingga kalian melupakan ku!" ucap suara di atas ranjang itu, rupanya Aleta sudah bangun beberapa saat lalu, saat Papinya sedang merajuk gara gara di panggil Om oleh Aira,

Aleta sungguh, senang keluarganya menyayangi Aira, seperti mereka menyanyangi Aleta, Aleta sudah tau dengan kisah pilu Aira,

"Leta! kamu sudah sadar, mana yang masih sakit bilang sama aku!" Aira langsung memeluk tubuh lemah Aleta dengan kuat, sungguh dia tadi merasa bersalah tak bisa menjaga sahabat cantiknya itu,

"Iya aku masih sakit?, malah tambah sakit

lagi" keluh Aleta,

"Apa yang tambah sakit, cepat bilang?!" ucap Aira, tak melepaskan pelukannya,

"Ini, pelukanmu terlalu kuat, membuah tubuhku semangkit sakit?!" keluh Aleta,

"Heh.... Maaf, aku lupa" cengir Aleta kikuk,

Orang di sana hanya di buat melongo dengan tingkah Aira,

"Bener bener nih bocah, tadi mukanya dingin sedingin kutup utara, lah sekarang menghangat cuma gara gara Aleta, Wiliam geleng geleng kepala, melihat tingkah Aira,

"Rasa rasanya gue pernah lihat gadis manis ini deh tapi di mana ya?" monolog Arya,

"Sungguh menakjubkan ini cewek!" gumam Bian dalam hati,

"Ai, Terima kasih" ya? selalu ada buat aku, ucap Aleta, jangan pernah bosan ya? sama aku yang penakut dan lemah ini?!" ucap Aleta lirih, dia sungguh takut kehilangan sahabat seperti Aira, yang selalu ada buat dia, dan Aira tak pernah memanfaatkan Aleta. walau dia tau Aleta anak orang kaya,

"Hai... Kau ngomong apa! siapa juga yang akan meninggalkan kamu, Ai juga hanya punya Leta, ngak ada yang lain, justru Ai yang takut Leta ngak mau temanan lagi sama Ai" jujur Aira juga takut kehilangan sahabat baiknya itu, Aleta anak orang kaya, tapi tak pernah malu bersahabat dengannya,

"Sudah sudah, kenapa jadi sedih sedih kayak gini!" ucap Jasmin yang tak tahan juga mendengar curahan hati dua sahabat yang sama sama takut kehilangan,

Semua yang ada di sana terharu dengan persahabatan mereka, termasuk tiga cowok tampan nan dingin itu, mereka juga ikutan mellow melihat ke akraban dua gadis manis tersebut,

"Apa yang anak Momy rasakan sekarang? Leta mau minum?" ucap sang Momy,

"Iya mom, dari tadi aku tuh sudah haus, tapi aku tahan melihat tingkah Papi yang kayak anak kecil saat meminta Aira memanggil dia Papi, Aleta memanyun kan bibirnya,

"Hahaha... Jadi kau cemburu dengan sahabat mu ini, sayang?!", ucap Papi Tama, sambil mengelus rambut Aleta, yang agak kusut itu,

"Tidak, aku malah senang kalau kalian semua menyayangi Aira, seperti kalian menyayangi aku?!" ucap Aleta tulus,

Itu membuah seorang gadis manis yang duduk di samping Aleta terharu, sampai mengeluarkan Air mata, dia tak percaya, sahabatnya rela berbagi kasih sayang keluarganya dengan Aira,

"Hay... Jangan menangis, aku sungguh ingin kau menjadi saudaraku, aku sangat menyayangimu Aira?"

"Aku juga sangat menyayangi mu Leta!" membalas ucapan Aleta dan berdiri memeluk Aleta,

Akan tetapi suasana haru itu buyar seketika, gara gara dering hp Aira,

"Ya, Assalamualaikum... Bang? ada ap... belum sempat Aira melanjutkan kata katanya. sudah di serobot oleh orang di seberang sana,

"Ya...!! Gadis kulkas 12 pintu dimana kau hah!!

apa kau mulai pikun! sehingga kau melupakan sesi latihan mu, untuk persiapan besok!!" oceh orang di sebrang sana, yang menelpon Aira adalah Ali, sang pelatih balap,

Aira menepuk jidatnya karena dia hari ini ada sesi latihannya, untuk menuju kejuaraan minggu depan,

"Ya ampun bang! gue lupa, jemput gue ke rumah sakit medika 10 menit kau harus sudah ada di sini!!" balik membentak Ali,

"Haahhh... Kenapa kau berada di rumah sakit, apa kau sakit?!" pertanyaan beruntun dari Ali tak di gubris oleh Aleta,

"Ngak usah banyak tanya, jemput gue sekarang juga waktu mu, cuma 10 menit,

"Ncek. Mana bisa begitu, abang bukan pembalap kayak kamu!"

"Cepat jemput, waktumu terus berjalan, klau kau telat, barang semit, siap siap markas mu aku porak porandain!" Ancam Aira,

"Dasar kau, gadis kulkas bisanya ngan...

Belum sempat Ali meneruskan kata katanya, Aira sudah mematikan sambungan teleponnya,

"Sorry Leta, aku tinggal, baik baik besok aku kesini lagi,

Aira buru buru, pamit pada semua,