NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Dua Menjadi Satu

Ceklek.

Sizy gegas bangkit dari berbaringnya, menatap Clive yang muncul didepan pintu kamarnya, padahal dirinya tadi sudah menguncinya.

"Kenapa kemari?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja tidur disini," sahut Clive, sembari naik keranjang dan berbaring disisi kosong Sizy.

"Bukannya kamu punya kamar sendiri?" Sisy menatap Clive yang merapikan selimut menutupi tubuhnya.

"Kita suami-isteri, tidak mungkin tidur terpisah. Saat seorang pria dewasa menikah, dia akan meninggalkan rumah kedua orang tuanya untuk tinggal bersama dan bersatu dengan isterinya, begitu pula sebaliknya. Sehingga mereka bukan lagi tentang dua orang, tapi satu, satu dalam keluarga, satu dalam daging, dan satu didalam semuanya. Kamu pasti tidak lupa 'kan tentang pengajaran pra nikah kita yang disampaikan pak Pendeta?" Clive menatap datar pada Sizy dengan posisinya yang sedikit miring menghadap wanita itu yang masih duduk ditempatnya.

Sizy mengangguk pelan, karena apa yang dikatakan pria itu benar.

"Kalau begitu, berbaringlah, waktunya beristirahat."

Clive memperhatikan Sizy yang merebahkan tubuhnya perlahan, terkesan hati-hati, dan bergeser sedikit menjauh, juga memunggungi dirinya.

"Aku minta maaf, jika kesan pernikahan kita tidak sesuai ekspektasimu. Aku tidak menuntutmu harus hidup seperti aturan keluarga kami, dan kamu tidak perlu terbeban dengan pekerjaan rumah tangga, karena semuanya akan dikerjakan oleh asisten rumah tangga."

"Kamu boleh terus berkerja, dan melakukan semua hal yang kamu suka seperti sebelum kamu menikah. Kamu cukup menjadi isteriku, dan ibu dari Berry."

Sizy tertegun, untuk sesaat lamanya ia mematung, mencerna setiap kata dari pria itu. Perlahan ia berbalik, menemukan Clive sudah memejamkan matanya, dan napasnya juga sudah teratur.

Sizy mendesah pelan, menatap langit-langit kamar barunya.

"Bukannya aku tidak bersyukur menjadi isteri seorang tuan Clive. Aku bahkan tahu, hampir sebagian besar wanita lajang dikota ini menginginkan dia. Semuanya ini begitu cepat terjadi, membuatku sulit untuk percaya kalau sekarang aku sudah menjadi isteri pria seperti dia, mungkinkah dia benar-benar menginginkanku?"

"Setelah pengkhianatan Edwin, aku sulit percaya kalau didunia ini masih ada pria yang benar-benar tulus selain Papa dan Paman. Aku tahu, keadaan didepanku tidaklah akan mudah setelah menjadi isteri pria itu."

"Setelah malam ini, aku tidak boleh sekasar itu lagi padanya. Bisa jadi dia akan melakukan hal yang jahat bila tidak terima atas perlakuanku."

Malam semakin larut, tapi Sizy terus saja berbalik kiri dan kanan, sesekali melirik Clive yang tertidur pulas tanpa beban. Sementara dirinya, selain belum terbiasa tidur dengan seorang pria asing baginya, banyak perkara yang ia fikirkan hingga membuatnya cemas sendiri.

...***...

Tok! Tok! Tok!

"Nghhh!" Sizy menggeliat, mengerjap-ngerjap, lalu tersentak kaget, begitu tersadar sekarang dirinya berada dimana dan teringat juga akan status barunya.

Wanita itu buru-buru menyeka selimutnya, turun dari ranjang dan berlari kepintu.

Ceklek.

"Selamat pagi Nyonya," David merunduk hormat, tanpa memandangi wajah nyonya majikannya.

"I-iya, p-pagi, ada apa?"

"Nyonya sudah ditunggu tuan Clive dan tuan kecil Berry untuk sarapan," sahut David masih merunduk.

Sizy cepat menoleh kedalam kamar, menemukan sisi ranjang yang kosong, dimana Clive tidur disana semalam bersamanya, belum lagi saat matanya melihat jam dinding sudah menunjukan pukul 7:07 pagi. Sizy menepuk jidatnya, ia terlambat bangun karena menjelang pagi baru bisa terlelap.

"Baik, saya akan segera turun," setelah berkata demikian, Sizy gegas menutup pintu, berlari kekamar mandi, dan membersihkan diri secepat kilat.

"Setelah sarapan, aku akan mengambil pakaian dinasku, aku tidak sempat membawanya kemarin karena acaranya begitu padat," gumam Sizy, meraih dress berwarnah peach, dan bergegas menuju pintu, tentu saja ia tidak nyaman bila Clive dan Berry terlalu lama menunggu.

Ceklek.

"Tuan David, anda masih disini?" kaget Sizy.

"Maaf Nyonya mohon jangan panggil saya seperti itu, cukup David saja. Saya memang diminta tuan Clive untuk mengantarkan Nyonya sampai kemeja makan," sahut David masih merunduk seperti saat Sizy meninggalkannya beberapa menit yang lalu.

"Baiklah," Sizy menutup pintu lalu bergegas mengikuti David.

"Untung saja Clive mengirim pria ini, kalau tidak aku bisa tersesat." Sizy mengedarkan pandangannya begitu keluar dari lift.

Tidak hanya besar, tapi rumah itu terlalu banyak ruangan yang belum ia ketahui, hingga akhirnya disatu ruangan terbuka dengan nuansa alam tropis, ia melihat Clive dan Berry sedang memandang kearahnya, sementara David, pria itu gegas pergi dari sana.

"Maaf, saya tidak disiplin," Sizy merundukan tubuhnya.

"Tidak masalah, duduklah."

Sizy mendudukan bokongnya pada kursi yang ditarik oleh Clive untuknya.

"Ibu terlihat tidak sehat," Berry berucap sambil mengawasi mata panda Sizy.

"Aaa--, tidak. Ibu--, baik-baik saja," Sizy sedikit canggung, tapi ia berusaha menyesuaikan diri atas panggilan Berry padanya.

"Ayah sudah menyiapkan vitamin untuk ibu. Bukankah begitu Ayah?" Berry beralih pada Clive.

"Hm," Clive berdehem mengiyakan, sambil memindahkan 2 kotak vitamin dari sisi kanan piringnya ke dekat Sizy yang tengah menikmati sarapan.

"Aaa--, terima kasih. Saya sebenarnya baik-baik saja t-tuan--" canggung Sizy menatap kearah suaminya itu.

"Clive saja, atau kamu, seperti semalam," potong Clive datar dengan suara rendahnya seperti biasa.

Melihat kecanggungan Sizy, Berry segera bertindak lagi.

"Ayah memasakan Ibu ayam fillet saus mentega kesukaan Ibu," bocah itu mendorong hidangan yang ia sebutkan, sambil berdiri diatas kursinya karena tubuh kecilnya yang kurang tinggi menggapai apa yang ada diatas meja.

"Ayahnya tuan kecil bisa masak?" kaget Sizy, menatap Berry lalu beralih pada Clive sekilas.

Berry gegas mengangguk.

"Kata ayah, para pria sejati harus bisa masak dan melayani wanita yang mereka sayangi dengan baik. Aku juga membuat puding ini untuk Ibu," Berry menyodorkan seloyang puding buah yang telah dihidangkan diatas piring saji yang tertata cantik.

"Wuah! Kalian benar-benar pria-pria yang hebat!" dengan kelopak mata melebar, Sizy sontak melontarkan pujiannya penuh kekaguman, menatap puding buah, ayam fillet saus mentega, dan masakan lainnya.

Ia tidak menduga saja, seorang Clive yang menurutnya pasti sangat sibuk mengurus perusahaan, mau melakukan pekerjaan rumit masak memasak. Demikian pula dengan Berry, Sizy tidak menyangka juga bila anak sekecil itu bisa membuat puding.

"Bagaimana? Apa rasa puding buahnya enak Ibu?" Berry mengawasi raut Sisy, berharap buatannya tidak mengecewakan wanita yang ia sayangi sebagai ibu itu.

"Ini enak sekali, rasanya begitu segar dimulut," ucapnya memberi penilaian, setelah menelan kunyahannya.

"Sungguh? Ibu tidak sedang berusaha membuatku senang saja kan?" Berry masih memindai wajah ibunya itu penuh selidik.

"Sungguh, Ibu sangat menyukainya. Kalau boleh, Ibu akan menghabiskannya nanti setelah pulang berkerja. Kalau makan kebanyakan, Ibu khawatir akan kekenyangan dan mengantuk saat berkerja."

"Syukurlah, aku senang kalau Ibu menyukainya," wajah Berry terlihat lega disela senyum tipisnya.

"Ngomong-ngomong soal berkerja, aku sudah menelpon direktur Rovando, mengajukan cuti hari ini untukmu, setelah resepsi pernikahan kemarin, kamu pasti lelah dan perlu cukup istirahat. selain itu, David akan mengajakmu mengenali semua ruangan dirumah ini."

"Terima kasih, maaf sudah merepotkanmu," Sizy menatap Clive, merasa tak enak. Selama ini dirinya memang jarang izin berkerja kalau tidak sakit atau ada keperluan yang mendesak.

"Tidak perlu sungkan. Ayo, dicoba masakanku, mungkin tidak seenak masakanmu," Clive menunjuk piring ayam fillet saus mentega yang disodorkan Berry sebelumnya.

Sizy menancapkan garpunya pada salah satu ayam fillet, lalu membawanya masuk kedalam mulutnya.

Untuk sesaat, Berry dan Clive menatap Sizy mengunyah makanannya, dengan sabar menanti tanggapan wanita yang baru dua hari ini menjadi anggota keluarga mereka.

"Ini bahkan lebih enak dan lezat dari masakanku, sungguh," jujur Sisy, lalu mengambilnya lagi berulang-ulang dengan garpu, mengunyahnya dengan cepat karena ia memang lapar setelah kurang tidur semalam.

"Bagaimana bisa tahu, kalau ini makanan kesuakaanku?" tanya Sizy disela-sela sarapannya.

"Saat sarapan diapartemen Ibu waktu itu, aku hanya memastikan saja kalau makanan kesukaan Ibu memang benar adalah itu," Berry cepat menjawab, lalu berbisik pelan ditelinga ayahnya saat melihat Sisy langsung percaya.

"Ayah lihat sendiri bukan? Isteri Ayah itu terlalu polos," sambil melirik Sizy yang kembali melanjutkan sarapannya.

Bersambung...✍️

1
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
Dewi Payang: Iya kak, apa lagi udah jadi IKN😂
F.T Zira: masama akak🥰🥰🫰🫰

wihhh.. keren nih akak ku,, aku cuma bebebrapa aja, gak sampe sebanyak itu😱😱😱
total 3 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
duhh jantungmu aman gak Clive🤭🤭
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
F.T Zira: bahaya🤣🤣🤣🤣
total 3 replies
F.T Zira
ho oh.. curiga.. kan Sizy istrimu🤭🤭🤭
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
F.T Zira
sudah mengakui ya kalo satu keluarga😏😏😏
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂😂😂😂
F.T Zira: asyeekkk... siap siap kecebongnya berenang bebas... ehhh🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
Teteh Lia
10 iklan meluncur ....

iklan ku masih lengkap padahal udah malem.🤭
Dewi Payang: Ma kasih banyak kak🫰😁 aku tu kadang lupa pake iklan, jadi angus😄
Kakak apa kabar? siapa yg sakit kak? yg bolak balik rumah sakit kapan hari itu?
total 1 replies
Teteh Lia
balai pustaka... ah... jadi ingat masa sekolah... mojok di perpustakaan...
Dewi Payang: Lebih khusuk bacanya klo mojok ya kak😄
total 1 replies
Teteh Lia
justru aq malah suka bau keringat misua..🤭
Dewi Payang: Sama dengan Sizy donk Kak😄😄 bau keringatnya selalu buat rindu yaa kak🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Teteh Lia
curiga mah wajar donk ya ..
Dewi Payang: Yup betul😁😁😁😁😁
total 1 replies
Teteh Lia
berbuntut panjang seperti ini... ya ampun... malah jadi masalah besar pula
Dewi Payang: Nah, itu dia kak.....
total 1 replies
Teteh Lia
bimbang bin dilema pasti nih babang Clive ..
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Teteh Lia
bisa gagal ngadon nanti...🙈
Dewi Payang: Hahaaaaaa
total 1 replies
Teteh Lia
Berry kecil tentu harus seperti ayah Clive yang bertanggung jawab.
Dewi Payang: Siyap kak....
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
Aku malu Banyak yang aku tak tahu Tentang Budaya indonesia 😭😭😭😭
Dewi Payang: Nah itu dia kak😁
@Intan.PS_Army🐨💜: bener Bun mau kasihan Dia aja Ngga kasihan Korban nya ampe di Tembak tau Bun,mungkin berita nya nyampe masuk tv kali
total 15 replies
Zenun
Salut sama Clive👍, tahu tentang budaya Indonesia
Zenun: Iya betul kak😁👍
Dewi Payang: Biasanya Kak, para turis lebih banyak tau, sama sepeti kita kalau ke negera mereka, kita musti belajar teori dulu tentang negara mereka, baik itu budaya, agama, makanan, supaya saat disana gak buta2 amat, iya kan kak?😁😁😁😁😁
total 2 replies
Zenun
yah, asam lambung dah 😁
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄
Zenun: sama aku juga 😄
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!