bercerita tentang seorang ibu rumah tangga bernama Rini yang sudah hidup bersama dengan suami nya bernama Edi selama 20 tahun lamanya. Rini menikah dengan Edi bukan berdasarkan cinta. Rini menikah dengan Edi karena Edi adalah suami pilihan orang tua nya. kisah ini menceritakan konflik di masa lampau dan juga menceritakan Lika liku kehidupan rumah tangga nya yang sedang dijalani saat ini. dari cerita ini kita belajar bahwa pilihan orang tua pun belum tentu baik dan walaupun tidak begitu buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidia Grace Giawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 pulang kondangan
"Hari sudah mau sore, lebih baik aku mengerjakan pekerjaan rumah dari pada aku terus memikirkan kejadian itu" bicara Rini pada diri nya sendiri.
Rini mengerjakan pekerjaan rumah dengan telaten. setelah selesai membersihkan ruang utama seperti ruang tamu, dan juga kamar, kini Rini beranjak ke dapur. Saat memulai membersihkan dapur, mata Rini tertuju pada tas bekal yang ada diatas meja dapur.
"Loh.. Ini kan bekal untuk dibawa kek kebun. aduh..sayang sekali makanan sebanyak ini jika tidak dimakan. Nanti akan ku panas kan kembali " ucap Rini berbicara sendiri.
Rini melanjutkan pekerjaan nya membersihkan dapur setelah selesai membersihkan semua ruangan rumah, Rini pun cuci tangan dan kemudian membuka semua makanan yang ada didalam bekal dan memanaskan lauk pauk secara bergantian. setelah semua lauk menjadi hangat kembali Rini dengan segera menata makanan itu diatas meja dan menutup nya dengan tudung saji.
"huffttt akhir nya selesai juga semua pekerjaan ku." lega Rini menghela napas
"Sebaiknya aku mandi sekarang dan setelah itu aku akan tidur sebentar sembari menunggu ibu dan mas Edi pulang." gumam Rini.
Rini bergegas untuk mandi. 20 menit kemudian Rini sudah selesai mandi. Ia duduk didepan kaca meja riasnya dan memperhatikan wajahnya baik baik.
"Bekas tamparan Lia masih tertinggal di pipiku. Aku harus jawab apa jika mas Edi bertanya mengapa wajah ku terlihat memerah dan memar?"
"Apakah aku harus berkata jujur atas apa yang terjadi hari ini?" Rini begitu gelisah.
Rini berjalan menuju atas kasur nya . Ia merebahkan tubuhnya dan tak lama kemudian ia tertidur pulas.
Sedangkan di kebun karet..
Linda dan Nur terkejut melihat sosok wanita yang sedang tertidur bawah pohon karet.
"Loh... Itu kan mbak Lia" tutur Linda kepada Nur
"Lah iya yah mbak.. itu kan mbak Lia. ngapain dia tidur dibawah pohon karet begitu?" sambung Nur kepada Linda.
"Entah lah, mungkin saja mbak Lia kecapean habis bergelut dengan Rini" jawab Linda kepada Nur
"Haha iya mbak .. Bisa jadi. Ya udah ayok kita bangun kan mbak Lia ". Ucap Nur.
"Mbak.. Bangun... bangun mbak.. Sambil menggoyangkan badan Lia." ucap Linda dan Nur yang sedang berusaha membangun kan Lia.
"Emm apaan sih kalian berdua, aku masih ngantuk. Jangan ganggu tidur ku" ucap Lia setengah sadar
"Ih.. mbak bangun dong. Kalau tidak mau bangun ya sudah aku dan nur akan tinggalkan mbak disini sendirian biar mbak tidur di kebun sampai pagi"!!! Ucap Linda kesal.
Mendengar hal tersebut sontak saja Lia langsung sadar dan mengubah posisi nya menjadi duduk.
" Untung saja mbak bangun, kalau tidak kami akan tinggalkan mbak disini sendirian." ucap Nur yang melihat Lia sudah bangun dan terduduk.
"Tega banget sama saudara sendiri" ketus Lia dengan tatapan tajam kepada Nur.
"lagian sih mbak ada-ada saja datang kebun bukannya kerja malah tidur." Linda tak kalah ketus membalas Lia.
"Iya habis nya aku sangat lelah. Tenagaku habis untuk memberikan pelajaran pada Rini." ucap Lia kepada Linda.
"Wah.. mbak hebat sekali, bisa memberikan pelajaran untuk wanita beban itu" sahut Nur.
"krukkk krukkk krukkk" bunyi perut Linda keroncongan.
"Sudah lah nanti saja ngobrol nya, aku sudah sangat lapar ayo kita pulang kerumah sekarang." ucap Linda kepada kedua saudara nya itu.
"Iya mbak, lagian aku juga sudah lapar sejak tadi siang" jawab Nur.
"Tidak.. Kita tidak akan pulang sekarang." bantah Lia.
"Kenapa kita tidak boleh pulang sekarang? ini sudah sore dan sudah waktunya untuk pulang. Lagian aku sudah sangat kelaparan." ucap Linda.
"Iya mbak kenapa kita tidak boleh pulang kerumah?" tanya Nur kepada Lia
"Rini sedang mengila di rumah. Dia memegang g*lok dan mengancam akan menghabisi ku"!! Ucap Lia kepada kedua saudarinya.
"Ha.. Apa mbak?? Rini berani mengancam mbak seperti itu?" tanya Nur untuk memastikan kembali.
"Iya Nur. bahkan tadi dia mengejar" ucap Lia terlihat emosional
"Kita harus berhati-hati mulai dari sekarang. Seperti Rini bukanlah perempuan lemah seperti yang kita pikir selama ini." ucap Linda.
"Ya.. benar sekali. Dia juga mengatakan bahwa selama ini dia sudah berusaha untuk tidak melawan tapi sekarang dia tidak akan tinggal diam jika salah satu diantara kita mengganggu nya." ucap Lia.
"Wah gawat nih mbak. Kita harus melakukan sesuatu" ucap Nur dengan pikiran liciknya.
Satu jam berlalu.. Dan hari sudah semakin sore.
"Tok tok tok.. Buka pintunya.. apakah ada orang di dalam?" Suara Edi sedang mengetok pintu.
Rini terbangun dan mengucek matanya. Kemudian ia berjalan untuk membuka pintu.
"Eh mas dan ibu sudah pulang?" ucap Rini menyambut.
Edi hanya tersenyum mengiyakan. Sedangkan ibu tampak tak peduli dengan sambutan dari Rini.
ibu memerhatikan rumah yang tampak sepi.
"Kamu dirumah sendirian?" dimana Linda, Lia dan Nur.?" tanya ibu penuh selidik
"Mereka masih dikebun Bu." ucap Rini memberi tahu.
"Kenapa kamu meninggal mereka disana. Ini sudah sangat sore bagaimana jika terjadi sesuatu pada mereka." ketus ibu mertua pada Rini.
"Anu Bu.. Hari ini Rini tidak ikut bekerja" ucap Rini terbata-bata.
"Wah hebat sekali kamu Rini. Disaat ibu dan Edi tidak di rumah sifat asli mu pun keluar. Kamu enak-enakan tidur di rumah sedangkan anak-anak ibu sampai sore begini masih tinggal di kebun" ucap ibu mertua.
Rini hanya menunduk dan tidak bisa menjawab sang ibu mertua.
"Sudahlah bu.. Mungkin Rini sedang tidak enak badan hari ini makanya ia tidak bisa ikut bekerja" ucap Edi
"Ah sudahlah, jangan membela istri mu. Sebaiknya kamu cari adik-adik mu sekarang" ucap ibu kepada Edi.
" Baik Bu." ucap Edi singkat.
Edi bergegas pergi untuk mencari ketiga adik perempuan nya.
"Mbak. Itu mas Edi.." Ucap Nur kegirangan
"Mas.. Kami di sini mas... Mereka berteriak" memanggil Edi.
"Mari pulang.. Ibu sangat khawatir " ucap Edi.
Ketiga wanita itu pun bergegas pulang mengikuti Edi dari belakang. sesampainya mereka di rumah.. Mata mereka tertuju tajam melihat Rini yang sedang duduk santai di ruang tamu.
" Syukurlah kalian sudah pulang" ucap ibu kepada ketiga anak gadisnya.
"Iya Bu.. Nur sudah sangat lapar" ucap Nur dengan manja.
"Ya sudah cepat kalian mandi setelah itu makan." ucap ibu.
mereka bertiga pun langsung bergegas untuk membersihkan diri.
Di meja makan.
Ibu memperhatikan perilaku makan ketiga anak nya yang tidak seperti biasanya.
" Lahap sekali makan nya" ucap ibu terkekeh melihat ke tiga anaknya makan seperti orang yang sangat kelaparan.
Namun mereka tidak menghiraukan ucapan sang ibu. Mereka hanya fokus makan dengan lahapnya.
Hati Rini dag dig dug ia merasa gelisah memikirkan apa yang akan terjadi setelah perjamuan makan malam selesai.