seorang wanita yang bernama Cici sudah menikah dengan seorang pria yang bernama Irwan. Cici merasa tidak bahagia dengan pernikahannya. cici bertemu dengan pria tampan dan baik yang bernama Alan. Alan memberi perhatian lebih kepada cici.Alan berharap Cici dan Irwan segera bercerai. Alan ingin membuat hidup cici lebih bahagia lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ussy kusumawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15: KESERUAN MAKAN SIANG
Cici meminta kepada 3 orang pengacaranya untuk melakukan hal yang sama yang di alami oleh Willy. Cici tahu bahwa hukum di negaranya itu cukup lemah. Tidak cukup dengan denda,di penjara dan sita aset saja. Tapi Cici ingin mereka merasakan betapa sulitnya mulai dari nol itu.
Ya...! Cici ingin menghukum mereka yang sudah korupsi di perusahaannya itu,dengan cara memiskinkan mereka dan keluarganya. Cici rasa itu hukuman yang cocok di dapatkan oleh mereka.
Pengacara Cici pun menyetujui permintaan Cici.
"pak,saya harap mereka semua mendapat hukuman seperti Willy. Saya tidak ingin melihat mereka lagi. Lebih baik saya pergi saja. Saya serahkan kasus ini kepada kalian ya. Saya akan kembali ke kantor. Jihan,ayo kita berangkat me kantor." ucap Cici.
Cici mengajak Jihan untuk makan siang. Jihan itu sepupu Cici. Cuma di kantor saja Jihan memanggil Cici ibu. Tapi di luar kantor,Jihan tetap sebagai adik Cici.
"kak,tidak menyangka aku mereka melakukan hal keji terhadap perusahaan kakak." ucap Jihan.
"ya begitulah manusia...! Memiliki sifar nafsu berlebihan ya itu lah contohnya. Kamu jangan seperti itu ya. Jangan pernah memiliki sifat iri,dengki,sombong,merasa tidak puas,dll deh. Di keluarga kita tidak pernah mengajarkan seperti itu kan...!" jelas Cici.
"iya kak...! Hhhhmmm....BTW,Barry itu beneran teman kakak?" tanya Jihan.
"iya...! Emang kenapa?" jawab Cici.
"apa dia tidak hanya memanfaatkan kakak saja?" curiga Jihan.
"kakak itu kenal dengan Irwan dan Barry,kakak itu sebagai manusia biasa aja. Bukan kakak tunjukan harta yang kakak miliki. Mereka itu orang baik Ji...! Atau gak,kakak ajak saja mereka gabung makan siang sama kita ya...! Biar kamu kenal mereka lebih dekat lagi. Gimana keseruan mereka." jelas Cici.
"boleh juga tuh kak...!" jawab Jihan.
Cici menghubungi Irwan.
"ya halo Ci...!" ucap Irwan.
"aku sedang makan siang nih...! Kesini dong temani aku makan. Ajak Barry juga ya. Nanti aku share lock." ucap Cici.
"sebelum berangkat ke kantor kan sudah makan tadi di kost. Masa makan lagi....?" tanya Irwan.
"tenaga aku sudah terkuras habis karena marah-marah. Sini cepat ya. Tidak pakai bantah...!" ujar Cici.
"iya....! Tunggu disana ya..!" jawab Irwan.
Irwan mengajak Barry ke cafe tempat Cici makan siang. Cici selalu makan di cafe milik Hendra.
"sudah lama aku tidak melihat bang Hendra kak. Kemana dia ya? Kok tidak ke sini dia?" tanya Jihan.
"astaga Ji...! Kakak lupa! Kakak sudah janji sama Hendra,kakak hari ini mau main ke rumah dia. Soalnya Isterinya lagi hamil. Kok jadi pelupa begini aku ya...!" ucap Cici.
"hhhmmm....! Begini amat punya kakak. Ya sudah,habis makan ini kita ke rumah bang Hendra saja." jawab Jihan.
"tapi kantor bagaimana?" tanya Cici.
"sebentar doang kan ketempat bang Hendra,habis itu kita balik ke kantor. Ribet amat sih kak...!" jawab Jihan.
Tidak lama kemudian Irwan dan Barry datang ke cafe itu.
"Bukannya kamu tadi ke kantor polisi Ci?" tanya Barry.
"biar pengacara ku saja yang mengurus. Malas sekali aku melihat mereka." jawab Cici.
"jawaban simpel,padat,dan jelas. Maaalaaaasss...! Hahaha..." ledek Jihan.
"berisik ah..." jawab Cici.
Pesanan Cici sudah datang. Cici mengaja mereka semua untuk makan.
"wih...! Sudah datang makanannya...! Terimakasih ya...!" ucap Cici kepada pelayan Cafe.
"sama-sama bu. Selamat menikmati bu...!" jawab pelayan Cafe.
"ayo kita makan. Aku sudah lapar! Oh....iya! Kenali ini namanya Jihan. Dia ini sekretaris aku,plus adik sepupu aku." ujar Cici.
"hai... Barry!" ucap Barry.
"irwan." ucap Irwan.
"salam kenal ya bang. Kalau soal makan,kakak aku ini emang nomor 1. Ingat kak,diet...! Bulan depan kakak fashion show kan. Diet...diet....!" ujar Jihan.
"kamu model juga Ci?" tanya Barry.
"hhhhmmmm....! Mulai ember nih anak. Bongkar saja semua...! Awas saja kamu ya. Kakak bilang ke Gerald." jawab Cici.
"ehhh...! Maaf kak! Aku pikir bang Barry dan bang Irwan sudah tahu semua tentang kakak. Jangan bilang ke bang Gerald kak... Maaf ya kakak ku yang cantik...! Hihihi..." ucap Jihan.
"hhhuufftt! Karena sudah di beri tahu oleh manusia 1 ini,oke lah...! Iya aku model juga. Bulan depan itu aku mau ke luar negeri. Ada acara fashion show dan juga aku akan mengurus perusahaan aku juga di luar negeri. Makanya aku masukkan kamu Wan di kantor. Aku percayakan kantor ke kalian berdua ya. Karena bocah ini aku bawa ke luar negeri. Bagusnya aku jual saja ya bocah 1 ini. Hahaha...." ledek Cici.
"aku bilang nih ke bang Wanto....!" ancam Jihan.
"bilang saja aku tidak takut...!" jawab Cici.
"berapa lama kamu di luar negeri Ci?" tanya Irwan.
"belum tahu juga sih...!" jawab Cici.
"bang,kak Cici itu di luar negeri paling cepat 1 tahun. Ya kira-kira kami di luar negeri itu 1 atau 2 tahun." jawab Jihan.
"lama sekali...!" ujar Irwan.
Irwan memegang tangan Cici di bawah meja. Irwan tidak mau Cici pergi begitu lama sekali.
"kamu kenapa?" tanya Cici.
"kenapa harus selama itu sih ke luar negerinya?" ujar Irwan.
"itu sudah paling cepat menurut aku." jawab Cici.
"itu lama sekali bagi Irwan. Menahan rindu itu sangatlah berat Ci. Hahaha...." ledek Barry.
"ooohh....! Kakak dan bang Irwan....! Cie...cie..... Sepertinya tidak lama lagi aku akan mendapatkan keponakan baru nih...! Hhhhmmmm...!" ledek Jihan.
"pemikiran kamu itu terlalu jauh....!" jawab Cici.
"tunggu apa lagi sih kak! Teman-teman kakak saja sudah banyak yang menikah. Sepertinya cuma kakak saja yang belum menikah. waktu itu ada pria yang sayang sama kakak,ingin serius sama kakak,eh...! Ternyata dia sudah punya isteri. Sebelum itu juga...! Ada pria yang dekat dengan kakak,rupanya dia selingkuh. Soal harta,kakak pemenang di keluarga. Tapi,soal cinta,kenapa kakak selalu kalah ya?" ledek Jihan.
"untuk apa nikah buru-buru...! Ujung-ujungnya tuh lihat Ikhsan. Ceraikan sama Isterinya. Ngadunya kemana kalau bukan ke kakak....! Chaca,cerai juga sama suaminya. Gerald,sudah di ujung tanduk pernikahannya. Jadi buat apa nikah cepat-cepat,kalau pemikiran belum matang? Kalian saja adik-adik yang kegatelan. Kamu juga kan...! Cerai juga sama suami kamu. Si tukang selingkuh itu!" jelas Cici.
"iya sih kak! Tapi di saat pacaran itu,emang cinta itu buta kak. Pas sudah berumah tangga,terang kembali penglihatan ini. Sudah lah tidak usah di bahas lagi pria brengsek itu." jawab Jihan.
"yang membuka topik pembicaraan soal menikah siapa? Kamu kan...! Umur baru 20 tahun sudah jadi janda saja. Aduuuhhh! Pusing kakak lihat kamu." ledek Cici.
"eh....! umur aku 21 tahun ya...! Tapi masih mendingan aku kak. Tuh lihat si Chaca. 19 tahun sudah jadi janda. Nikah baru 9 bulan,langsung cerai. Adik kakak yang 1 itu lebih parah ya." ujar Jihan.
"parah semua menurut aku. Aku saja yang sudah 25 tahun,belum ada kepiran ke sana. Kalian saja kegatalan. Sudah ah...! Aku mau makan." jawab Cici.
"heboh sendiri ya orang berdua ini. Kita di cuekin Wan...!" ucap Barry.
"ya begini lah kakak adik kalau jenuh dengan pekerjaan,pasti kami sering bercanda. Tidak ada yang cuekin kalian kok." jawab Cici.
kamu harus kuat.
gak sabar ikut undangan /Facepalm//Facepalm/
akhirnya Cici bisa nikah juga!/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
aku mau juga di beliin mainan!/Facepalm/
😀😀😀😀