kisah gadis cantik dan sholehah bernama Anindya Zahrani yang harus rela menikah dengan pria begajulan yang suka mabuk dan main perempuan bernama Arkala Mahesa.
Dya terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh almarhum Ayahnya dan juga sahabatnya Pak Anggara Mahes yang merupakan seorang konglomerat,demi melaksanakan amanah terakhir dari sang Ayah.
Kala yang tidak pernah setuju menikah dengan Dya kerap memperlakukan Dya dengan Kasar.Bahkan tidak segan segan Kala membawa wanita yang disebut kekasihnya masuk kedalam rumah bahkan kedalam kamarnya.
Akankah Dya terus bertahan??atau menyerah??
Lalu bagaimana reaski Kala saat Dya akhirnya memilih menyerah dengan pernikahannya.
Akankah Kala melepaskan Dya ataukah mempertahankan dan berubah menjadi lebih baik lagi??
Bantu Follow yuukkk
IG : triyani_trian87
tiktok : Triyani_87
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.12
30 menit berlalu, kini mobil yang dikendarai oleh Handi pun tiba dihalaman rumah besar nan mewah milik keluarga Mahesa dan tidak lama kemudian mobil Kala pun memasuki halaman yang sama tepat setelah mobil Handi terparkir.
Kala memarkirkan mobilnya disamping mobil Handi. Kala menatap tajam pada punggung Handi dan juga Dya dari dalam mobilnya.
Dua punggung yang kiat menjauh lalu menghilang masuk kedalam rumah besar itu. Entah kenapa, tiba tiba saja Kala mendadak tidak suka saat melihat Dya bersama dengan Handi dan mengabaikan dirinya.
Bahkan Dya masuk lebih dahulu kedalam tanpa menunggunya. Padahal, Dya jelas jelas tahu jika Kala sudah datang. Namun, wanita itu memilih untuk abai akan kehadiran nya dan memilih masuk lebih dulu bersama dengan Handi. Hingga hal itu semakin membuat Kala kesal.
Kala pun langsung turun dari mobil dan sedikit membanting pintu mobil itu saat menutupnya. Mendadak rasanya begitu kesal terhadap istri dan juga aspri sang ayah yang kini sudah menghilang dibalik pintu.
"Assalamu'alaikum, Papa Dya datang sama Kak Handi," seru Dya saat memasuki rumah mewah itu.
"Waalaikum'salam, selamat datang dirumah keluarga Mahesa, Nak. Kemana Kala? Kok nggak datang sama dia?"
"Ka__"
"Aku disini," seru kata memotong ucapan Dya yang baru saja akan menjawab bertanyaan dari Pak Gara.
"Ucap salam kalau masuk rumah Kala dan biasakan itu," lanjut Pak Gara saat melihat putra bungsunya masuk nyelonong begitu saja tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Jangan sok alim deh Pa. Mentang mentang punya mantu model begitu. Sudah merasa jadi Pak Ustad aja," gerutu Kala yang langsung masuk kedalam rumah melewati Papanya begitu saja.
"Astaghfirullah Al adzim," gumam Ketiga orang yang berdiri disana menatap punggung Kala yang kian menjauh.
"Bersabarlah Nak, semoga bersamamu anak itu bisa jauh lebih baik lagi," ucap Pak Gara menepuk pelan bahu Dya.
"Insha Allah Pa. Doakan saja, semoga Dya kuat dan bisa merubah Kak Kala menjadi semakin baik lagi."
"Ya sudah lebih baik kita duduk dulu. Ada yang perlu Papa bicarakan,"
"Baik Pa,"
"Dan untuk kamu Han, kembalilah kekantor. Handle urusan ku dengan klien yang dari Bandung. Hari ini aku tidak akan masuk kantor dulu. Ada beberapa hal yang perlu aku bicarakan dengan menantuku ini,"
"Baik Tuan..Kalau begitu, saya permisi Tuan, Nona," jawab Handi, mengangguk patuh pada tuan nya lalu berlalu meninggalkan rumah sang atasan untuk kembali kekantor.
*
*
"Bagaimana pernikahan mu Dy?" tanya Pak Gara pada Dya yang kini duduk disofa yang ada disamping nya.
Kini keduanya tengah duduk diruang kerja Pak Gara. Awalnya Pak Gara ingin berbicara dengan anak dan menantunya. Namun sayang, selama 20 menit menunggu. Kala tak kunjung datang. Hingga membuatnya memutuskan untuk berbicara dengan menantunya saja.
"Kurang baik Pa. Maaf jika kejujuran Dya buat Papah tidak nyaman, tapi itu lah kenyataan nya dan Dya tidak mau berbohong,"
"Tidak masalah Nak. Itu jauh lebih baik. Apa dia masih suka membawa perempuan itu?"
Deg...
Dya tersentak kaget saat mendengar pertanyaan dari ayah mertuanya itu. Dia tidak menyangka, jika Pak Gara juga tahu kalau Kala kerap membawa kekasihnya ke apartemen.
"Pa_Papah tahu?" tanya Dya, terbata bata karena kaget.
"Tentu saja. Itu lah salah satu alasan kenapa kemarin Papa menolak menikahkanmu dengan Kala. Seandainya Arka belum menikah, mungkin akan jauh lebih baik jika kamu menikah dengan Arka dari pada dengan Kala. Tapi, entah kenapa, mendiang Ayahmu begitu kekeh ingin menikahkan mu dengan Kala."
Terdengar helaan nafas panjang dan berat terdengar dari Pak Gara saat membicarakan kelakuan putra bungsunya itu.
Peringai Kala saat ini jauh berbeda dengan Kala yang dulu. Hal itu, membuat Pak Gara bingung entah harus bagaimana lagi dan entah dengan cara apalagi agar anaknya itu kembali jadi Kala yang dulu.
Jauh dari pergaulan bebas dan alkohol dan sangat penurut pada kedua orang tuanya. Namun, kini Kala semua itu sudah berubah 180°. Semua yang dikatakan oleh nya tidak pernah ditanggapi oleh Kala.
Dan malah akan berakhir dengan sebuah pertengkaran jika keduanya memulai pembicaraan. Pak Gara pun akhirnya menyerah dan membiarkan sang putra hidup dengan pilihan nya sendiri.
Mabuk mabukan dan keluar masuk club malam sudah menjadi rutinitasnya setelah keluar dari rumah keluarga Mahesa.
Akan tetapi, tak ada yang bisa Pak Gara lakukan untuk mencegahnya. Semua nya dia serahkan pada jalan takdir.
Semoga kelak akan dipertemukan dengan orang yang bisa membuatnya berubah dan mungkin saat ini hanya Dya lah satu satunya harapan Pak Gara, untuk membuat Kala berubah.
Meski rasanya sangat tidak adil menyerahkan tanggung jawab pada gadis yang bahkan baru saja mengenal Kala. Namun, hanya itu yang bisa Pak Gara lakukan. Apalagi, saat ini Dya memiliki status sebagai istri dari putranya itu.
Semoga keputusan nya menikahkan Kala dengan Dya bisa membawa Kala kembali kejalan yang benar dan meninggalkan pergaulan buruknya.
"Menginaplah, sepertinya anak itu juga tengah ketiduran dikamarnya. Dia akan sangat marah jika diganggu saat tidur," lanjut Pak Gara.
"Baiklah Pa. Lalu Dya harus tidur dimana?"
"Hah? Maksudnya?" tanya balik Pak Gara yang terkejut oleh pertanyaan Dya.
"Eh, mmm, maksud Dya kamar Mas Kala. I_iya, kamar Mas Kala ada dimana?" jawab Dya yang kaget karena hampir saja keceplosan jika mereka tidak lah memakai kamar yang sama untuk beristirahat.
"Oh, ayo biar Papa yang antar kamu kesana."
*
*
🌸🌸🌸