NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Aku rela melepasmu, asal kamu bahagia bersamanya."

Cinta itu tidak egois, Bagas rela melihat Adara kembali bersama Antares karena dia merasa sudah tidak sanggup membahagiakan Adara. Apakah akhirnya Adara tetap bersama Bagas atau kembali pada Antares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

"Kenapa Kak Bagas bisa lupa ini?" pikir Adara sambil memasukkan dompet dan dokumen ke dalam tasnya. Dia memutuskan untuk mengantarkannya ke kantor Bagas.

Biasanya Bagas sangat rapi dan terorganisir, tapi pagi ini dia meninggalkan rumah tanpa membawa dokumen penting dan juga dompetnya. Tidak hanya hari itu, kemarin dia juga lupa meletakkan kunci mobilnya dan beberapa hal kecil lain yang mulai sering dilupakan Bagas.

Sesampainya di kantor, Adara langsung menuju ruang kerja Bagas. Saat dia melihat Bagas, Adara tak bisa menahan senyum. "Kenapa Kak Bagas jadi pelupa begini? Apa faktor U?" godanya sambil menyerahkan dompet dan dokumen itu.

Bagas hanya tersenyum. "Entahlah, mungkin aku terlalu banyak kerjaan akhir-akhir ini."

Adara memperhatikan wajah suaminya yang terlihat lelah. "Kak Bagas harus istirahat. Jangan kerja terus."

Bagas mengangguk pelan. "Aku tahu. Aku akan coba istirahat lebih banyak. Nanti aku akan ambil cuti saja." Kemudian Bagas mendekati Adara dan membisikkan sesuatu. "Tapi aku tidak bisa istirahat kalau berada di dekat kamu."

Adara tersenyum dan mencubit pinggang Bagas. "Sudah ya, aku mau jemput Aran."

"Iya, hati-hati."

Bagas kembali ke ruang kerjanya dan duduk di depan laptopnya setelah Adara pergi. Dia membuka lembar kerja keuangan yang sedang dikerjakannya, tapi tiba-tiba layar laptopnya menjadi gelap. Ketika menyala kembali, dia menyadari bahwa lembar kerja yang tadi belum sempat dia simpan telah hilang.

Bagas menarik napas panjang dan merasa frustasi. "Aku harus mengulangnya lagi," gumamnya, menatap layar dengan kelelahan yang semakin terasa. Akhir-akhir ini Bagas merasa daya ingatnya semakin menurun dan itu semakin membuatnya khawatir.

...***...

Bagas masih duduk di kantornya hingga malam tiba. Dia fokus pada layar laptop dengan tumpukan dokumen yang masih perlu diselesaikan. Di tengah kesibukannya, ponselnya berdering.

Bagas tersenyum sebelum mengangkat panggilan video call itu. Di layar, wajah ceria Adara dan Aran muncul.

“Papa, kapan pulang? Ini sudah malam.” tanya Aran dengan suara polosnya.

Bagas menghela napas dan tersenyum. "Maaf ya. Papa masih banyak kerjaan. Mungkin pulangnya nanti malam. Aran tidur dulu sama Mama ya."

Adara menatap suaminya dengan penuh perhatian. "Jangan terlalu dipaksa. Kalau sudah terlalu capek, istirahat dulu dan cepat pulang."

Bagas mengangguk dengan senyum yang masih terukir di bibirnya. "Iya, Sayang. Sebentar lagi sudah selesai."

Setelah beberapa percakapan ringan, Bagas mengakhiri panggilan dengan ucapan selamat malam untuk Aran dan Adara. Ketika layar ponselnya padam. Senyumnya perlahan memudar dan digantikan oleh ekspresi lelah.

Tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing, seperti ada tekanan yang menekan dari dalam. Bagas memejamkan mata, mencoba menghalau rasa sakit itu tetapi pusingnya semakin menjadi. Dia segera meraih laci mejanya dan mengambil obat yang biasa dia konsumsi saat pusing ini menyerang. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia menelan obat itu dan duduk bersandar di kursinya.

Rasa khawatir mulai merayap di benaknya. Bagas tidak ingin membuat Adara cemas. "Aku pasti bisa melalui ini."

Bagas menyimpan hasil kerjanya dan mematikan laptopnya lalu dia mengemasi dokumennya. Setelah itu dia memutuskan untuk pulang ke rumah.

Bagas keluar dari kantor, tubuhnya terasa lelah setelah melewati hari yang panjang. Dia berjalan ke arah tempat parkir. Namun, entah bagaimana, pikirannya yang lelah justru membawanya ke arah trotoar di pinggir jalan. Langkahnya terasa ringan dan pikirannya kosong, seolah dia berjalan tanpa tujuan hingga akhirnya dia tiba di dekat sebuah jembatan.

Saat tersadar, Bagas menghela napas dalam-dalam. Dia baru menyadari bahwa dia melupakan mobilnya di kantor. "Kenapa aku bisa ada di sini?" gumamnya sambil memutar tubuh untuk kembali ke kantor.

Namun, langkahnya terhenti ketika melihat seorang wanita berdiri di tepi jembatan. Wanita itu tampak gelisah, dan Bagas merasakan firasat buruk. Dalam sekejap, wanita itu melangkah ke atas pagar pembatas jembatan dan siap melompat ke sungai di bawahnya.

Tanpa berpikir dua kali, Bagas berlari dan menarik wanita itu dengan sekuat tenaga, hingga mereka berdua terjatuh ke trotoar. Jantung Bagas berdegup kencang, tubuhnya gemetar akibat adrenalin yang mengalir deras.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Bagas dengan suara yang penuh kekhawatiran.

Wanita itu mengangkat wajahnya dengan kedua mata yang penuh air mata. "Kak Bagas."

Bagas tertegun menatap wajah wanita itu yang tampak asing baginya. "Kamu mengenalku?" tanya Bagas, mencoba mengenali wajah itu di dalam pikirannya.

"Aku, Azura," jawab wanita itu.

Nama itu membuat Bagas merasa ada sesuatu yang familiar, tapi ingatannya terasa buram.

Azura menatap Bagas dengan bingung mengapa Bagas bisa melupakannya. Padahal tujuh tahun yang lalu, Bagas pernah menemuinya dan meminta dengan tegas agar Azura menjauhi Antares. Saat itu, Adara jatuh sakit karena terus memikirkan Antares.

Bagas mengerutkan kening, mencoba mengingat peristiwa masa lalu yang kini terasa begitu jauh. Akhirnya perlahan-lahan wajah dan nama itu mulai terangkai di dalam pikirannya. "Azura, iya, aku ingat sekarang."

Kepala Bagas terasa sangat pusing setelah berusaha mengingat. Dia merasakan seolah ada beban yang menekan di dalam kepalanya dan membuat pandangannya sedikit kabur.

Bagas menghela napas, mencoba menenangkan dirinya sambil menatap Azura yang masih terduduk di trotoar.

"Kenapa kamu ingin bunuh diri?" tanya Bagas

Azura menghela napas panjang, air matanya mengalir tanpa henti. "Aku tidak bisa mendapatkan cinta Ares sampai kapanpun, Kak. Bahkan pertunangan kami pun batal. Duniaku terasa hancur dan aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku tidak bisa berhenti mencintai Ares."

"Azura, aku hanya ingin kamu merelakan semuanya. Suatu saat nanti, cinta yang sama besar itu akan bersatu kembali.

Azura mengerutkan kening. Dia tidak mengerti dengan kata-kata Bagas. "Kenapa Kak Bagas bilang seperti itu? Kak Bagas sudah punya anak dengan Ara dan menjadi keluarga bahagia. Mengapa cinta mereka bersatu lagi?"

Bagas menghela napas berat. Dia menatap jauh ke depan seolah mencari jawaban di udara malam yang dingin. "Ara memang bahagia bersamaku, tapi aku tetap tidak bisa memiliki hatinya sepenuhnya. Secuil hatinya masih ada untuk Ares, dan aku merasakan itu. Suatu hari nanti, mungkin aku juga tidak bisa membahagiakan dan menjaga Ara lagi. Jadi jangan akhiri hidupmu hanya karena cinta yang tak terbalas. Nanti, kamu pasti akan menemukan kebahagiaanmu sendiri. Ingat, tanpa kita akhiri, hidup ini pasti juga akan berakhir pada waktunya."

Azura menatap Bagas dengan pandangan yang semakin bingung. "Maksudnya, Kak?"

Bagas tidak langsung menjawab. Dia justru berdiri sambil menepuk bahu Azura dengan lembut. "Azura, yang penting sekarang adalah kamu harus terus melanjutkan hidupmu karena hidup dalam raga yang sehat itu sangat berarti jadi jangan sia-siakan hanya karena cinta," ucap Bagas sebelum dia berjalan pergi.

"Apa maksud Kak Bagas?" Azura hanya menatap punggung Bagas yang kian menjauh.

1
Yuli Ana
oh... karya baru...
kirain bakal launching kisah Ares..🥰🥰🥰
Salim S
nanti kaya ares mencintai adik sendiri walaupun tidak ada hubungan darah...tapi penasaran juga ok lah mampir....
Dina Yuliana
aaaah aq juga sulit berkata kata thooor 🤣😂😂😂 udah laaah tuh cowok dua duanya mending buat aq boleh ga thoor... limited edition 😭😭😭
fb/Ig: Author Puput: aku gak bakat buat yg sad. 🤭
total 1 replies
Yuli Ana
ya ampun... kk author nya juga Sampek enggak tega sama Bagas. .. aku juga GK tega lo kak... gak rela banget kalau orang sebaik Bagas harus meninggal....😭😭😭😭🤧🤧🤧
beruntung banget Adara dicintai begitu besar....🥰🥰😍
Salim S
gini kan enak ga ada yang tersakiti...ares nanti sama tokoh baru yang bar2 dan slengean/Slight//Slight//Slight/
Risma Waty
Ikuti alur yg sudah ada aja, mbak... 😀
Mrs.Riozelino Fernandez
iya kk,serasa gak sesuai dengan judul nya...
aku pikir Bagas meninggal dan Antares menggantikan Bagas karena amanat Bagas...😆😅
Mrs.Riozelino Fernandez: bisa aja kk Thor 😆
fb/Ig: Author Puput: kisah Bagas dan Ara yg belum usai. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
lho kk Thor...kok ganti Ayah???
tadi bukannya manggil papa 😁
fb/Ig: Author Puput: typo. 😂
total 1 replies
Yuli Ana
semangat.... semangat..... semangat....🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
kuat ya Bagas...kamu harus semangat...ada Ara dan Aran yang menunggu mu sehat...
M Nurhalimah
kasihan jika bagas mati
dyah EkaPratiwi
semangat bagas
Risma Waty
Semangat Bagas....
Yuli Ana
semangat bagas... GWS ya...
semangat Adara.. .. yang kuat ya..
dyah EkaPratiwi
semangat Bagas pasti bisa sembuh
Salim S
yok bisa yok bagas sembuh kasihan ara sama aran...
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Jossy Jeanette
karyanya bagus..ceritanya menarik disampaikan dgn baik👍
Mrs.Riozelino Fernandez
nyata atau mimpi ini kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez
dulu Azura terbawa emosi fans nya sehingga mampu memisahkan Ares dan Adara...
mengikuti skenario dari manager mereka..
tapi dilubuk hati Ares nama Adara tetap nomor 1.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!