" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Daddy jomblo
" Terserah kamu percaya atau tidak yang jelas saya udah bilang "ucap Zain mulai berfokus pada laptop untuk melanjutkan pekerjaan nya yang masih tertinggal.
" pergi lah keluar" ucap Zain yang kehilangan konsentrasi melihat paha putih mulus Aya yang berada tepat di samping laptopnya.
" Aya disini aja temenin Daddy, Aya bosen disini nggak ada orang selain Daddy " lesu Aya yang terbiasa hidup dengan banyak orang sejak kecil bersama pelayan-pelayan nya, sedangkan disini hanya tinggal berdua saja dengan Zain .
" bukankah kamu ingin jajan tadi?" tanya Zain mengalihkan topik pembicaraan agar Aya pergi tapi tak merasa tersinggung karena merasa diusir .
Bukan nya tidak suka Aya ada di ruangan nya tapi , Bocil itu bisa meruntuhkan iman nya dalam sekejap bahkan konsentrasi Zain terus terpecah menatap antara laptop atau paha putih mulus Bocil itu yang sama-sama berada di depan mata .
" Nggak jadi deh , Aya udah kenyang mending Aya selesaikan tugas Aya aja " kata Aya yang ingat tugas sekolah langsung turun dari meja kerja Zain walaupun sedikit kesusahan.
" Bocil tolong sekalian charger kan ponsel saya " kata Zain memberikan ponselnya pada Aya .
" Aya bukan Bocil Daddy " komplen Aya tak suka dengan Zain yang selalu memanggilnya Bocil .
" Saya juga bukan Daddy kamu?" ketus Zain juga komplen balik .
" Ihhh,,, terus Aya panggil apa? Zain " kata Aya menyebut nama Zain yang membuat pria dewasa itu langsung berdiri .
" benar-benar Bocil durhaka" omel Zain , merasa tak suka sekali Bocil itu memanggil namanya saja entah kenapa tapi yang jelas Zain tidak suka .
" Lah di panggil Daddy nggak mau di panggil nama marah ?" hujat Aya dengan julid mengangkat alisnya membuat Zain langsung buang muka merasa malu sekali dengan reaksi spontan nya yang malah marah saat Aya memanggil namanya padahal dia sendiri yang minta tadi .
" ahhh sudahlah cepat keluar Bocil Saya mau bekerja " kata Zain langsung menyuruh Aya pergi untuk menghilangkan rasa malunya.
" mana ponsel Daddy katanya mau di charger " kata Aya lagi sebelum keluar ruangan Zain.
" Hahaha wallpaper nya hitam " tawa meledak Aya sekarang percaya kalau Zain tidak punya pacar karena tidak ada yang spesial di wallpaper ponsel nya .
" Nanti kita foto berdua biar wallpaper ponsel saya ada warnanya" jawab Zain dengan santai kembali ke mejanya.
" Yang ada makin gelap " tawa Aya tak bisa membayangkan ada wajah mereka yang beda kepribadian dalam sebuah wallpaper.
............
Setelah Aya keluar dari ruang kerjanya Zain sibuk dengan laptopnya sampai lupa waktu bahwa sekarang sudah hampir jam 9 malam.
" akhirnya selesai " lega Zain akhirnya masalah keamanan data perusahaan nya terselesaikan walaupun dengan usaha sedikit ekstra sejak tadi pagi .
Zain berdiri lalu membuka pintu lemari khusus persenjataan nya untuk mengambil beberapa barang yang dia butuhkan.
" Daddy " panggil Aya langsung masuk tanpa mengetuk , membuat Zain yang tengah memegang pistol itu kaget dan langsung menyimpan bahkan menutup lemarinya dengan cepat.
" Daddy Ayo makan Aya udah masak " ajak Aya yang kini berdiri di belakang Zain yang berdiri menghadap ke lemari nya .
" hufftt,,, kalau masuk ketuk dulu pintunya" kata Zain dengan nada rendah walaupun sebenarnya tadi ingin marah namun mendengar Bocil itu sudah memasak Zain tak jadi marah karena memang dia sedang lapar .
Zain tak bisa membayangkan betapa takutnya Bocil itu jika tau kalau dia Mafia dan punya banyak persenjataan khusus nya pistol .
Tapi Zain bisa merasakan bahwa Aya itu tidak percaya kalau dia adalah mafia , itu dapat terlihat dari sikap Aya yang sama sekali tidak ada takutnya pada Zain bahkan dia tak segan untuk melempar Zain .
" Hehehe lupa Daddy" kata Aya lalu mengajak Zain keruang makan yang diikuti saja pria itu .
Rupanya saat mereka sedikit Akur itu terasa sangat menenangkan bagi kedua dibandingkan sebelumnya yang selalu diwarnai pertengkaran yang saling menguras emosi .
" tugas kamu sudah selesai?" tanya Zain menatap Aya yang tengah mengisi gelas dengan air putih .
" Sudah " jawab Aya singkat mengambil nasi dan lauk lalu langsung makan .
" mengapa Daddy tidak makan?" tanya Aya dengan heran dia aja sudah hampir habis setengah .
" Saya menunggu istri mengambilkan makanan" jawaban formal Zain yang membuat Aya langsung merasa tersindir jadinya .
" dihhh ambil sendiri nggak boleh manja" kata Aya kembali melahap makanan nya.
" Nanti kamu kalau minta jajan Saya jawab begitu juga ya" kata Zain bersandar ke kursi sambil memangku kedua tangan nya.
" enggak Daddy , ini Aya ambilkan" kata Aya langsung berubah patuh jika sudah menyangkut uang jajan .
" Kamu ingin membunuh Saya " senyum lebar Zain menatap Aya yang mengambilkan nasi porsinya sudah hampir untuk 2 orang saking banyaknya.
" makan lah dulu komplen aja paling nanti juga minta tambah " ketus Aya malah menambah 1 sendok lagi sambal ke Ayam goreng di piring Zain .
" Saya makan sedikit kalau malam tak berselera " ucap Zain apa ada nya tapi walaupun begitu dia tetap makan karena menghargai masakan dan effort Aya .
Zain adalah tipe manusia higienis serta sehat yang sangat peduli dengan kesehatan jadi kalau makan malam dia biasanya memang hanya makan makanan yang ringan saja biasanya tapi karena Aya memasak nasi jadi mau tak mau dia akan tetap makan walaupun sedikit .
" Enak sekali " batin Zain begitu menguyah suapan pertama, bahkan masakan Aya kali ini sangat pas dilidah dan menggugah selera melebihi nasi goreng tadi pagi .
Tanpa memikirkan kesehatan atau apapun lagi Zain langsung melahap makanan itu bahkan porsi yang katanya tadi untuk 2 orang dia makan sendiri .
" Bocil tambah dikit dong" pinta Zain mengesampingkan rasa malu nya karena memang enak jadi dia ingin nambah.
Byurrr.
Aya langsung menyemburkan air yang diminumnya menatap piring Zain yang sudah kosong dalam sekejap .
" Saya kalau malam tidak makan banyak" Aya mengulangi perkataan Zain dengan nada mengejek tapi walaupun begitu dia tetap mengisi lagi piring Zain serta menambah lauk .
" sering-seringlah memasak Saya akan makan di apartemen setiap hari sekarang" ucap Zain yang langsung jatuh cinta dengan masakan Aya .
" Ada syaratnya?" kata Aya dengan senyum nakal nya , sadar betul kalau Zain menyukai masakan nya .
" Apa?" tanya Zain .
" kasih uang bulanan " Aya mengajukan syarat yang sebenarnya walaupun tak di ajukan Aya sebagai syarat Zain sudah berniat memberikan nya .
" Saya akan kasih " setuju Zain tanpa membantah atau menyanggah .
" 20 juta ya Daddy " kata Aya mengajukan nominal cukup besar .
" Iya " jawab Zain tanpa beban menikmati Ayam goreng nya .
" 30 ya Daddy " tawar Aya lagi memanfaatkan kesempatan saat Zain terlihat setuju-setuju saja dengan permintaan nya .
" Saya akan memberikan berapapun Asal kamu bisa nurut kepada Saya" kata Zain meminum air putih sambil menatap Aya .
" Aya bakal nurut sama Daddy kecuali putusin pacar Aya" jawab Aya yang diangguki Zain sambil tersenyum kecut entah apa rencana dia berikutnya.
next .
Komen lah woii Author capek nulisnya 🥲