NovelToon NovelToon
Kulepas Kau Dengan Bismillah

Kulepas Kau Dengan Bismillah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Janda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:16.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Ariana tak sengaja membaca catatan hati suaminya di laptopnya. Dari catatan itu, Ariana baru tahu kalau sebenarnya suaminya tidak pernah mencintai dirinya. Sebaliknya, ia masih mencintai cinta pertamanya.

Awalnya Ariana merasa dikhianati, tapi saat ia tahu kalau dirinya lah orang ketiga dalam hubungan suaminya dengan cinta pertamanya, membuat Ariana sadar dan bertekad melepaskan suaminya. Untuk apa juga bertahan bila cinta suaminya tak pernah ada untuknya.

Lantas, bagaimana kehidupan Ariana setelah melepaskan suaminya?

Dan akankah suaminya bahagia setelah Ariana benar-benar melepaskannya sesuai harapannya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

di rumah sakit

Brakkk ...

"Arghhh ... Shittt!" umpat Athariq saat motor yang dikendarainya tiba-tiba disenggol oleh mobil yang baru saja berbelok ke arahnya.

Motor yang Athariq kendarai sampai terbalik dan menimpa sebelah kakinya. Kakinya terasa sakit, tapi untung saja motornya tidak sampai terseret. Kalau tidak, sudah pasti cedera yang ia alami akan semakin parah.

"Mobil siapa sih? Aaargh, ini pasti gara-gara sumpah mommy. Punya ibu kok aneh. Nyumpahin anaknya sendiri. Apa nggak takut terjadi sesuatu pada anaknya," omel Athariq sambil berusaha menegakkan motornya. Lalu ia menoleh ke arah mobil yang menyerempetnya tadi. Ternyata mobil itu berhenti karena menabrak pohon. Beberapa orang sudah bergerak untuk melihat pengemudi di dalam mobil itu.

"Mobil itu ... Kenapa sepertinya begitu familiar ya?"

Dengan terpincang-pincang, Athariq mendekat ke arah mobil. Maksud hati ingin protes karena sudah menabraknya.

"Pengemudinya pingsan!"

"Ayo segera telepon ambulans!" pekik pengguna jalan yang ikut berhenti ingin melihat pemilik mobil tersebut.

Athariq yang penasaran pun ikut mendekat.

"Mas, Mas yang diserempet tadi ya?"

Athariq mengangguk.

"Mas tidak apa-apa?"

Athariq menggeleng, "hanya kaki saya yang sakit. Sepertinya terkilir," ujar Athariq.

"Ayo, cepat tolong buka pintu mobilnya! Takutnya mbak itu kenapa-kenapa."

Athariq ingin ikut membantu, tapi lengannya pun sedikit sakit. Jadi ia membiarkan saja warga yang mencoba menyelamatkan pengemudi mobil itu. Saat pintu mobil terbuka, warga pun membantu pemilik mobil keluar dari dalamnya. Terlihat jelas, kepala perempuan itu terluka hingga darahnya mengalir di sebagai wajahnya. Namun bukan hanya itu yang membuat Athariq terkejut. Sebab wajah perempuan itu begitu familiar.

"Dia ... "

Athariq membelalakkan matanya. Ia tidak menyangka, lagi-lagi ia dipertemukan dengan perempuan itu. Hanya dalam tempo beberapa Minggu, ia sudah 3 kali dipertemukan dengan perempuan itu.

Tak lama kemudian, mobil ambulans pun tiba. Perempuan yang yang tak lain adalah Ariana itu pun segera dibawa masuk ke dalam mobil ambulans. Warga juga meminta Athariq ikut serta karena kakinya yang tampak berdarah. Tak lama kemudian, pihak kepolisian lalu lintas pun ikut tiba. Mereka menawarkan Athariq membawa motornya. Karena Athariq tak ingin menuntut apa-apa, polisi pun hanya membantu mengiringi mereka hingga ke rumah sakit. Mereka juga mencari informasi mengenai keluarga Ariana.

Satu jam kemudian,

"Ariq kamu nggak papa, Nak?" tanya Azura cemas yang kini sudah berada di rumah sakit.

"Ariq nggak papa kok, Bu. Cuma kaki Ariq aja yang sedikit cedera."

"Tumben manggil ibu?" cibir Azura.

"Ma Cherie," tegur Arkandra saat istrinya sempat-sempatnya mencibir sang anak yang tumben memanggilnya ibu. Biasanya selalu memanggil mommy.

"Panggil mommy salah, panggil ibu juga salah," balas Athariq.

"Kamu beneran nggak papa, Riq?"

"Iya, Yah. Cuma cedera aja dikit. Jadi jalannya agak pincang."

"Memangnya bagaimana kamu bisa kecelakaan sih?"

"Ini gara-gara sumpah, Ibu." Athariq melirik kesal.

"Kenapa kamu malah nyalahin ibu?" tanya Arkandra heran.

"Ya, soalnya ibu ... "

"Apa? Jadi sumpah ibu terkabul? Begitu maksudmu? Jadi yang kamu tabrak tadi cewek apa cowok? Pasti cewek kan? Iya kan? Pasti cewek nih? Yakin mommy!"

"Ma Cherie, kenapa jadi mommy?"

"Eh, iya, lupa. Ibu maksudnya. Ketularan anak ini sih. Jadi bagaimana, nabrak cewek kan? Dimana ceweknya? Cantik nggak? Dia nggak papa kan? Awas aja kalau calon menantu ibu terluka parah! Ibu balikin kamu ke dalam perut lagi!" Cerocos Azura membuat Arkandra hanya bisa tersenyum geli. Sementara itu, Athariq hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar cecaran pertanyaan absurd sang ibu.

"Yah, kok ayah mau sih sama perempuan modelan kayak ibu?" tanya Athariq heran. Azura dan Arkandra sampai terperangah, anak mereka tadi sebenarnya kepentok apa sampai-sampai cara memanggil mereka berubah drastis? Tak ada mommy dan daddy lagi. Padahal sejak kecil mereka sampai kesulitan sendiri memaksa anak itu memanggil mereka ayah dan ibu. Tapi ia terus kekeh memanggil mommy dan daddy. Lalu, hanya karena keserempet mobil, anaknya bisa memanggil mereka dengan baik dan benar.

"Namanya juga cinta," jawab Arkandra diplomatis. "Lagipula kalau nggak ada ibumu, kamu nggak bakal ada," imbuhnya.

Athariq mencebikkan bibirnya saat mendengar jawaban sang ayah.

"Suamiku, sepertinya anak kita sudah mendapatkan hidayah. Buktinya dia tidak memanggil kita mommy dan daddy lagi," ujar Azura dengan mata berbinar.

"Sepertinya memang begitu."

"Apa jangan-jangan ini karena ... " Lalu Azura kembali menoleh ke arahnya putranya. "Riq, kamu belum jawab pertanyaan Ibu loh, yang kamu tabrak itu cewek apa cowok? Benar tebakan ibu kan? Dia cewek kan?"

Dan disinilah kini mereka berada. Di depan sebuah ruang perawatan VIP. Tadi Ariana sempat masuk UGD karena kepalanya yang berdarah. Tapi karena lukanya tidak begitu parah, jadi ia sudah dipindahkan ke ruang perawatan.

"Jadi keadaan pasien bagaimana, Dok?"

"Keadaan pasien sudah lebih baik. Tapi pasien tetap harus menjalani perawatan sebab menurut hasil pemeriksaan, penyakit asam lambung pasien sedang kambuh. Mungkin hal ini yang membuat pasien tidak bisa berkonsentrasi saat menyetir. Apalagi suhu tubuhnya sedikit lebih hangat akibat sakit asam lambungnya itu."

"Asam lambung?" Arkandra yang mantan seorang dokter tentu paham penyebab kambuhnya penyakit satu itu.

"Iya, Pak. Menurut hasil pemeriksaan tadi, sepertinya pasien memiliki pola makan yang tidak teratur. Ditambah psikisnya sedang tidak baik-baik saja sehingga memicu asam lambungnya naik," ujar dokter muda tersebut. Ia tidak tahu kalau Arkandra merupakan mantan dokter. Bahkan rumah sakit itu sudah seperti rumahnya dulu. Tapi itu dulu, sebelum bertemu Azura.

Athariq hanya menyimak. Ia pun paham hal tersebut. Bagaimana tidak, ayahnya seorang mantan dokter. Perpustakaan ayahnya saja dipenuhi dengan berbagai macam buku yang berhubungan dengan dunia kedokteran dan medis. Athariq yang memiliki hobi membaca jadi sering membaca buku-buku ayahnya tersebut. Hanya saja ia tidak mengikuti jejak masa lalu sang ayah yang merupakan seorang dokter. Namun ia merupakan sarjana farmasi dan manajemen bisnis. Ia mengambil pendidikan itu sebab perusahaan yang dipegang sang ayah bergerak di bidang farmasi. Kedua adiknya tidak ada yang berminat meneruskan perusahaan. Akhirnya, Athariq pun memilih untuk bekerja di perusahaan keluarga mereka.

Setelah memberikan penjelasan, dokter pun segera berlalu. Athariq dan keduanya pun segera masuk untuk melihat kondisi Ariana.

"Masya Allah, Riq, calon istri kamu cantik sekali," seru Azura terkagum-kagum. Athariq sampai melotot dan segera menutup mulut ibunya. "Ariq, apaan sih? Lepas! Nggak sopan banget jadi anak! Sayaaang ... "

Mendengar rengekan sang istri, Arkandra pun segera melotot ke arah sang anak.

"Ibu sih! Jangan ngomong sembarangan. Mana suara ibu berisik banget. Dia kan sedang istirahat. Nanti malah ganggu!" bisik sang putra.

"Cie, perhatian banget sih!" goda Azura membuat Athariq menghembuskan nafasnya kasar.

"Bu, jangan sembarangan menjodohkan. Gimana kalau ia sudah memiliki kekasih atau suami?" Athariq ingat saat bertemu di supermarket, ada seorang laki-laki yang merangkul pinggang Ariana. Bisa Athariq tebak kalau Ariana memiliki hubungan dengan laki-laki itu.

"Itu kan kalau ... artinya belum pasti. Kalaupun benar, yang namanya jodoh itu nggak akan kemana. Yang nikah aja bisa cerai, apalagi kalau cuma sekedar pacaran. Bisa aja putus. Tapi semoga aja memang dia jodoh kamu, ya, Riq. Soalnya ibu udah jatuh cinta pada pandangan pertama sama dia." Azura menatap Ariana yang sedang tertidur dengan senyum mengembang.

"Astaga ... Untung ibu sendiri. Coba bukan. Pasti udah dari tadi aku ... "

"Aku apa? Hayo? Mau sparing sama ibu? Ayo!" tantang Azura yang sifat menyebalkan ternyata tak pernah berubah. Athariq hanya bisa mendengus pelan. Sementara Arkandra justru mengulum senyum.

"Sudah, sudah. Oh ya, Riq, kamu sudah menghubungi keluarganya?"

"Belum, Yah! Soalnya ... "

Krieet ...

Tiba-tiba pintu terbuka dari luar. Seorang dokter masuk dengan tergesa diikuti seorang perawat di belakangnya.

"Ana, kamu kenapa, Nak? Apa yang terjadi padamu?" lirih Samudera. Matanya memerah saat melihat ada kain kassa yang melingkari kepalanya.

Samudera pun menggenggam tangan Ariana yang terasa dingin. Tadi salah seorang perawat tiba-tiba datang menemuinya. Lalu ia mengatakan kalau ada pasien yang begitu mirip dengan Ariana. Perawat itu memang sudah beberapa kali bertemu dengan Ariana. Oleh sebab itu, saat melihat wajah seorang pasien kecelakaan yang begitu mirip dengan Ariana, perawat itupun segera melaporkannya pada direktur mereka.

Samudera lantas segera mencoba menghubungi Ariana, tapi panggilan itu tak kunjung dijawab. Ponsel Ariana dalam mode silent dan berada di dalam tas. Sementara tas itu tergeletak di atas nakas ruang perawatan sehingga tidak ada yang mengetahui kalau Samudera mencoba menghubunginya.

Samudera yang cemas pun segera berlari menuju ruangan dimana Ariana berada. Ia berharap, korban kecelakaan itu bukanlah putrinya. Tapi harapan tak sesuai ekspektasi sebab saat melihat pasien yang tergeletak di atas brankar, ternyata itu benar-benar Ariana---putrinya.

"Maaf, Anda ... " Samudera yang tadinya hendak menangis pun menoleh. Matanya terbelalak saat melihat Arkandra.

"Anda ... Dokter Arkan kan?"

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
🌹Erna 2 🌹
apakah Ricka gak bisa diselamatkan yaa
🌹Erna 2 🌹
mungkin Ricka kangen dgn ibu Maena yaa
🌹Erna 2 🌹
mungkin kah Ricka keguguran yaa..
Soale kan kandungan nya emang udah lemah ditambah pula,sekarang makin stress gitu ngadepin mantannya Wira
🌹Erna 2 🌹
nah loh... Ibu Maena jadi sakit kan...
🌹Erna 2 🌹
bersedia lah Ricka, jangan sampai nasib anakmu macam dirimu kelak
Muhammad Zaki
jodoh om mario jangan-jangan nih
Muhammad Zaki
giandra ini ce apa co sih?
Muhammad Zaki
hmmm, jangan-jangan adeknya jg suka ariq nih
Muhammad Zaki
pasti Krn takut jabatannya diturunkan sama ayahnya itu, makanya pura-pura baik
Ayii Endah
Luar biasa
Apis
bagus thor ceritanya aku suka
Aseyrah Butik
Luar biasa
eneng Heryani
ada ya manusia seperti itu 🤔
bukannya berpikir dari kesalahan
eneng Heryani
pasien berlebihan juga 😂
eneng Heryani
hello mas Danang siapapun manusianya dan secinta apapun dia
kalou hatinya tersakiti cinta akan memudar & yg ada hanya kebencian...
eneng Heryani
mantap lah adik sang pembela tanpa banyak bicara
eneng Heryani
dua manusia yg tak punya pikiran 😂
eneng Heryani
ariq datang
eneng Heryani
jangan sampai terbuai lagi
eneng Heryani
sebelum ini ada judulnya Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!