Rea adalah gadis manis anak angkat keluarga Mahendra. Rea tumbuh menjadi gadis manis, anggun, lemah lembut namun pendiam. Dirinya jarang berekspresi karena didikan mamanya yang melarangnya untuk terlalu terlihat ceria. Rea selalu tersenyum, meskipun dirinya tak menyukai hal yang dia lakukan, dia akan tetap tersenyum
Saat kepindahannya, dirinya mengenal Arjuna. Juna mungkin terlihat nakal, namun Rea tak malu untuk tertawa dihadapan Juna dan Rea tak perlu memakai topeng saat berhadapan dengan orang lain. Rea menganggap bahwa Juna adalah tempatnya untuk pulang
Namun hubungan mereka kandas karena perbuatan mamanya. Membawa Rea pergi jauh dari Juna. Sampai akhir pun Rea dipaksa pindah agar bisa jauh
~Aku akan melepas topeng itu dan akan membuatmu menjadi jauh lebih berekspresi. setelahnya kau tidak akan pergi dariku~ Arjuna'
~Terima kasih Juna, aku menjadi sosok yang lebih baik setelah mengenalmu. Aku selalu menyayangimu Juna~ Andrea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 - KETAHUAN
Saat ini adalah awal pertandingan basket. Pertandingan dibuat 4 kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 4 sekolah. Dan SMA Prima Keil masuk dalam kelompok C satu kelompok dengan SMA Hanjaya, SMAN 1 Pelita dan SMAN 04 Cendrawasih. Pertandingan pada hari ini adalah dari SMAN 02 Kertajaya melawan SMA Mutia Jaya. Begitu ramai di lapangan, terdengar sorakan antar penonton. Rea melihat dari atas bersama temannya, mereka ingin melihat di lapangan. Namun melihat kondisi yang begitu ramai membuat mereka lelah sendiri.
Hari ini mereka banyak jam kosong, karena pertandingan ini membuat para siswa tidak akan berkonsentrasi dalam pembelajaran.
“Rea, nanti elo latihan lagi?” tanya Ira
“Iya, aku harus latihan. Bukankah lombanya sudah dekat?”
“Kita pasti nonton elo lomba, Re” ujar Sasa
“Iya, kalian harus nonton”
“Jun, elo nggak ke lapangan?” tanya Bayu
“Nggak, ngapain gue ke lapangan” ujar Juna
“Tadi gue lihat Rayhan e lapangan tuh” tanya Bayu lagi
“Kalau Rea mau ke lapangan baru gue kesana” balasnya sambil mengelus tangan Rea yang sedari tadi ada di gengamannya.
“Dasar bucin” lirih Bayu dengan sangat pelan takut Juna mendengar perkataan barusan. Jika terdengar mungkin Juna akan memukul lengan dengan keras
“Aku harus pergi sekarang” ujar Rea setelah melihat jam di tangannya
“Kau mana sayang?” tanya Juna
“Aku harus ke perpustakaan, Bu Dea meminta bantuanku kemarin untuk menata ulang buku-buku” jawabnya
“Aku ikut” ujar Juna, kemudian menggandeng tangan Rea dan pergi ke perpustakaan bersama
Yang lainnya hanya menghela nafas lelah saat melihat betapa bucinnya Juna kepada Rea. Juna tidak pernah meninggalkan Rea sendirian, jika disitu ada Rea maka disitu juga ada Juna. Mereka seperti tubuh dan juga ekor, jelas Juna adalah ekor Rea.
***
Hari ini adalah jadwal pertandingan SMA Prima Keil melawan SMAN 04 Cendrawasih. Ini adalah hari pertama Juna dan tim bertanding. Sebagai kekasih, tentu Rea tidak melewatkan melihat Juna bertanding. Meskipun nantinya dirinya hanya bisa melihat sebentar karena harus latihan, namun setidaknya dirinya bisa melihat Juna bertanding untuk pertama kalinya.
“JUNAAA” teriak Rea
Mendengar teriakan dari kekasihnya di tribun membuat Juna menjadi tersenyum. Padahal awalnya sudah muram karena tidak melihat Rea, namun sekarang karena melihat kekasihnya itu ada di tribun membuat dirinya merasa senang dan semangat.
“REAAAA” teriak Juna memanggil Rea
“Kemariii” lanjutnya
Rea pun menurut, dirinya turun dari tribun dan pergi kearah Juna dan timnya berada bersama teman-temannya. Saat sampai, Juna langsung memeluk Rea.
“Kenapa lama seklai, kupikir kau tidak akan melihatku” ujar Juna saat memeluk erat Rea
“Tentu aku datang, meskipun aku baru bisa melihat saat pertandingan babak kedua. Maaf ya” sesal Rea
“Aku tau, kamu juga sedang persiapan lomba juga. Jadi aku paham itu. Lagian kau juga udah ada disini. Aku jadi semangat deh”
“Lihat aja aku pasti menang” ujar nya dengan memegang pundak Rea yang dibalas anggukan serta senyum manis Rea
Akhirnya babak ke-2 dimulai. Pertandingan terasa sengit. Kedua tim tidak mau kalah dalam pertandingan. Rea yang khawatir dengan Juna karena melihat Juna sudah terlihat kelelahan. Namun saat Juna melihatnya, Juna tersenyum. Hal itulah yang membuatnya yakin bahwa mereka akan memenangkan pertandingan.
Sorakan penonton, membuat para pemain semakin bersemangat. Saat peluit terdengar pertanda pertandingan telah selesai dan dimenangkan oleh SMA Prima Keil.
Juna berlari kearah Rea dan langsung memeluk Rea.
“Junaa… ihhh ganti dulu dong”
“Banyak keringatnya tuh, atau lap dulu keringatnya” keluh Rea
Mendengar keluhan Rea, Juna hanya tertawa. Dirinya sudah merasa senang dengan kedatangan Rea ditambah tim nya membawa kemenangan meskipun ini adalah pertandingan pertama.
“Ayo lepas dan ganti bajumu” perintah Rea
Juna langsung menurut dan pergi untuk mengganti bajunya dan segera pulang bersama Rea.ini adalah hari yang menyenangkan, pikir Juna.
Selama pertandingan berlangsung, Rea terus melihat pertandingan Juna meskipun itu hanya dalam satu babak saja karena dirinya harus berlatih untuk lomba. Juna juga selalu menemani Rea disaat dirinya tidak bertanding serta menunggu Rea jika dirinya harus pulang terlambat. Meskipun tidak bisa pulang bersama, mereka tetap senang karena dapat bertemu satu sama lain.
***
Sudah 3 minggu berlalu, hari ini adalah lomba piano yang diikuti Rea. Rea begitu gugup, meskipun ini bukanlah pertama kali dirinya ikut lomba. Bu Lia yang melihat siswanya guup pun tersenyum
“Tenang Andrea, semua akan baik baik saja. Kamu harus tarik nafas lalu buang secara perlahan” instruksi Bu Lia
Rea pun menurut dan mengikuti instruksi dari Bu Lia. Saat namanya di panggil, Rea pun berpamitan ke Bu Lia untuk naik ke atas panggung. Dirinya berjalan dengan anggunya. Gaun yang dipakainya sangat cocok dengannya. Tanpa memperlihatkan bagian tubuhnya, namun Rea tetap terlihat elegan.
Rea memainkan piano dengan sangat lembut dan penuh ekspresi. Para penonton terhanyut dengan nada-nada yang dimainkan oleh Rea. Saat Rea telah selesai memainkan pianonya, kemudian membuat salam untuk juri dan penonton. Saat mendongak dan melihat kearah bangku penonton, dirinya melihat ada Papanya yang melihat beserta kakanya dan juga teman-teman sekolahnya pun ikut melihat. Namun tatapan Rea hanya tertuju ke salah stau bangku, Juna. Rea melihat Juna yang sedang duduk dan menonton Rea.
Rea kembali turun dari panggung dengan perasaan senang sekaligu lega.
Saat di ruang tunggu dirinya melihat papa dan kakaknya datang menunggunya
“Selamat Rea” ujar riang Kak Deo sambil menyerahkan buket bunga
“Kakak, kakak pulang?”
“Tentu, adik kakak sedang lomba tentu kakak akan lihat”
“Selamat Rea” ujar papa penuh kebanggaan
“Terima kasih pa, tapi pengumuman pemenang belum diumumin pa”
“Rea pasti menang, permainan Rea udah sangat bagus. Jadi pasti menang” ujar kak Deo menenangkan
“Mama?”
“Mama sedang sibuk, jadi tidak bisa datang” ujar lembut papa
“Tuan, anda harus kembali ke kantor” ujar asisten papa yang baru datang
“Baiklah. Rea kamu sama kakak ya pulangnya. Papa pergi dulu” ujarnya kemudian mencium kening putrinya
Rea yang melihat kepergian papanya pun terdiam. Papanya selalu menyempatkan waktu untuknya, bahkan meliihat lomba untuknya padahal dirinya tau bahwa papa pasti sibuk.
“Rea, tadi kakak melihat pacarmu datang melihatmu. Kau ingin menemuinya?” tanya Kak Deo. Dirinya mencoba mengalihkan perhatian Rea yang sedang berpikir tentang ketidakhadiran mamanya
Tak lama terlihat seseorang berjalan mendekat kearahnya. Juna, dirinya sedang berjalan menuju kearahnya.
“Juna, lama tidak bertemu’ sapa Kak Deo
“Bagaimana kabar kakak?” tanya Juna
“Baik, tentu saja baik. Apalagi hari ini adikku bermain piano dengan sangat bagus” Juna hanya tertawa pelan melihat reaksi Kak Deo yang berlebihan
Sedangkan Ira, Sasa, Bayu dan juga Rayhan terkejut dengan reaksi yang diberikan Kak Deo. Kak Deo terkenal dengan sikapnya yang dingin, cuek bahkan jarang berinteraksi dengan sekitarnya. Namun yang dlihat saat ini malah sebaliknya, sedangkan Juna sudah mengetahui bagaimana sikap Kak Deo di depanku sehingga menjadi terbiasa
“Itu Kak Deo, Kakak kelas kita yang lulus dengan nilai tertinggi dan masuk universitas luar negeri?” tanya Sasa yang tidak yakin dengan ekspresi yang diberikan Kak Deo tadi
Kak Deo yang melihat ada orang lain selain Juna pun tersenyum.
“Hallo, aku Deo kakaknya Rea, salam kenal” sapa Kak Deo
“Salam kenal kak” ujar mereka
“Rea, kakak pergi sebentar ya. Ada panggilan dari teman kakak” ujar Kak Deo yang mendengar dering ponselnya
Setelah kepergian Kak Deo, mereka berbondong menanyakan tentang Kak Deo. Mereka merasa heran, itu seperti bukan Kak Deo yang mereka kenal
“Jun, menurutmu mengapa kakak pulang?” tanya Rea
“Mungkin karena adiknya yang manis ini sedang lomba, jadi dirinya harus menontonnya bukan” jawab Juna
Perlombaan telah selesai, pengumuman pemenang perlombaan telah diumumkan dan SMA Prima KeiL mendapatkan juara pertama. Mendengar bahwa dirinya menang, Rea merasa senang karena ini adalah perlombaan trakhirnya untuk SMA Prima Keil dan itu membawa kemenangan bagi sekolah tersebut.
“Besok tinggal kamu Juna, kamu harus menang ya” ujar Rea
“Tentu saja, aku tidak mungkin kalah denganmu Rea” ujar Juna sambil menjawil hidung Rea
***
Pertandingan final antara SMA Prima Keil melawan SMA Hernandez. Dalam pertandingan ini, Juna bertanding dengan salah satu rivalnya selama bermain basket, Juno. Juno merupakan teman semasa SMP serta rivalnya dalam bermain basket.
Rea yang melihat kearah Juna yang sedang berdiskusi dengan Pak Surya pun pergi ke tempat dimana tim nya duduk. Teman setim Juna yang melihat kedatangan Rea, merasa terkejut karena mereka pikir mereka tidak akan melihat Rea di final hari ini.
Salah stau teman tim Juna ingin memberitahu Juna mengenai kedatangannya pun, Rea cegah. Karena tidak ingin mengganggu konsentrasi Juna yang sedang berdiskusi.
Juna yang selesai berdiskusi kemudian akan pergi menemui teman-teman timnya pun terkejut dengan kehadiran Rea. Melihat Rea yang sedang duduk dan berbbincang dengan Rayhan pun, Juna langsung berlari kearahnya.
“Rea… kau datang?” ujar Juna yang masih tidak percaya dengan kehadiran Rea.
“Tentu aku datang” ujar Rea
“Bagaimana…. Bisa?”
“Kakak ada keperluan di sekolah dan aku ikut jadi aku bisa melihatmu bertanding” jelas Rea
“Wahh ternyata udah ketemu ya” ujar Kak Deo yang tiba-tiba datang
“Tenang Jun, Rea akan melihatmu bertanding hingga akhir, tenang saja” lanjutnya
Juna merasa senang setelah mendengar ucapan dari kak Deo
“Terima kasih kak” ujar Juna dengan tulus
“Jadi kau harus menang, mengerti”
“Tentu” tegas Juna yang yakin bahwa dirinya akan menang
Kemudian mereka bertanding dengan Juna yang penuh semangat karena kekasihnya hadir di pertandingan finalnya hari ini
“Urusan kakak sudah selesai” tanya Rea
“Yap, tentu saja “ jawab Kak Deo.
Selama pertandingan, Rea bersama teman-temannya berteriak menyemangati tim dari sekolah mereka. Mereka tidak akan kalah dengan supporter dari musuh mereka. Deo hanya duduk diam memperhatikan pertandingan dan melihat adiknya yang sibuk berteriak memanggil Juna.
Secara tak sengaja, dirinya melihat orang suruhan dari mamanya. Orang itu memperhatikan dirinya dan juga Rea. Mengapa orangnya mama datang kemari, pikir Deo. Mungkin memastikan kita ke sekolah atau tidak, pikirnya lagi
Setelah pertandingan selesai, dan pemenang pertandingan adalah SMA Prima Keil membuat supporter dari SMA Prima Keil berteriak senang. Rea tentu saja merasa senang bahwa kekasihnya membawa kemenangan bagi sekolah mereka.
“Rea, kita harus pulang. Firasat kakak tidak enak” ujar Kak Deo secara tiba-tiba
“Oke kak, aku pamit ke yang lain dulu” ujarnya
Rea langsung berpamitan pulang ke teman-temannya sekaligus kepada Juna. Juna yang menegrti pun memebiarkan kekasihnya untuk pulang bersama dengan kakaknya.
Sesampainya di rumah, terlihat bahwa mamanya sedang duduk di ruang tamu seperti menunggu kedatangan mereka.
“Rea, kau berpacaran dengan seorang anak penjual sosis bakar” ujar mama saat melihat Rea masuk ke dala rumah
Rea menegang, dirinya ketahuan berpacaran dengan Juna
“Juna… apa yang dimilikinya sampai berani berpacaran dengan putri keluarga Mahendra” ujar mama sambil menekankan nama Juna
“Dan kau Deo, kau mengetahui hal ini dan tidak memberi tahu mama bahkan kau mendukung hubungan mereka bukan memisahkan mereka”
“Kau Rea, mama tidak mau tau. Kau harus putus dengannya mengerti” kemudian pergi meninggalkan Deo dan Juga Rea yang masih berdiri menegang disana
“Baik ma” jawab Rea dengan lirih
“Kakak, bagaimana ini?” tanya Rea
“Kau tenang saja, saat mama tau bahwa anaknya bahagia bersama orang yang disayanginya pasti akan luluh” jawabnya
“Kakak jamin itu” lanjutnya
“Lebih baik kau beristirahat sekarang. Kamu pasti lelah bukan”
“Iya kak, aku pergi ke kamar dulu” Rea pun berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan lesu
Bagaimana ini, mama pasti marah pikir Rea. Dirinya merasa frustasi, akhirnya memilih untuk istirahat siang ini