NovelToon NovelToon
Kencan Buta Terakhir

Kencan Buta Terakhir

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Puspa Indah

Park Eun-mi, seorang gadis Korea-Indonesia dari keluarga kaya harus menjalani banyak kencan buta karena keinginan keluarganya. Meski demikian tak satupun calon yang sesuai dengan keinginannya.

Rayyan, sahabat sekaligus partner kerjanya di sebuah bakery shop menyabotase kencan buta Eun-mi berikutnya agar menjadi yang terakhir tanpa sepengetahuan Eun-mi. Itu dia lakukan agar dia juga bisa segera menikah.

Bagaimana perjalanan kisah mereka? Apakah Rayyan berhasil membantu Eun-mi, atau ternyata ada rahasia di antara keduanya yang akhirnya membuat mereka terlibat konflik?

Yuk! Simak di novel ini, Kencan Buta Terakhir. Selamat membaca.. 🤓

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 2

Eun-mi mengarahkan kamera ponselnya pada seseorang di kejauhan. Orang itu duduk di bangku sebuah restoran tempat Eun-mi akan melakukan kencan buta. Ya, itu adalah pasangan kencan butanya.

Eun-mi: Gimana menurut kamu?

Dia kemudian mengirim pesan disertai foto lelaki itu.

Rayyan: Ya.. Lumayan sih.. lebih baik dari yang kemarin.

Eun-mi terkekeh membaca pesan Rayyan.

Eun-mi: Menurut kamu, dia mau jadi muslim atau nggak?

Rayyan: Bacakan sholawat, lalu kamu tiup ubun-ubunnya. Semoga Allah memberi dia hidayah.

Eun-mi semakin terpingkal. Kemudian dia sadar bahwa dia sedang berada di tempat umum dan beberapa orang tengah memperhatikannya.

Segera dia simpan ponselnya kemudian berjalan menuju tempat lelaki itu duduk.

Saat melihat Eun-mi datang, lelaki itu sontak berdiri dan menyapanya. Terlihat kalau dia sedikit gugup saat berhadapan dengan Eun-mi. Tentu saja, karena dia tak menyangka kalau gadis yang ditemuinya sangat cantik. Dia hanya sedikit bingung dengan penutup kepala yang dipakai Eun-mi, walaupun menurutnya benda itu membuat Eun-mi terlihat anggun.

"Senang bertemu denganmu. Namaku Jae-Sun, Lee Jae-Sun", sapanya sambil tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Aku Eun-mi, Park Eun-mi. Apa kau seorang dokter gigi?", tanya Eun-mi.

Lelaki itu sedikit kaget.

"Apa keluargamu yang memberitahu?"

"Sebenarnya mereka memberiku data profilmu. Dan itu begitu panjang", sahut Eun-mi sambil tertawa kecil.

Lelaki itu kemudian tersenyum bangga.

"Bagaimana menurutmu tentang itu?", tanyanya penasaran.

"Sebenarnya aku tak membacanya sama sekali. Aku tak perlu itu. Aku hanya perlu satu hal", Eun-mi kemudian berdiri, membaca sholawat kemudian mencondongkan tubuhnya dan meniup ubun-ubun lelaki itu seperti tengah meniup lilin ulang tahun.

Lelaki itu benar-benar kaget dan bingung dengan kelakuan Eun-mi. Matanya bahkan sampai melotot.

"A..apa yang kau lakukan? Kenapa kau meniup kepalaku?", tanyanya dengan raut sedikit takut.

"Aku mau bertanya padamu, apa kau bersedia menjadi seorang muslim?"

********

Rayyan terbahak mendengar cerita Eun-mi. Ia tak menyangka kalau Eun-mi benar-benar melakukan apa yang dikatakannya.

"Lalu, dia jawab apa?", tanya Rayyan penasaran.

Eun-mi hanya menggeleng.

"Dia gak ngomong apa-apa. Dia sepertinya ketakutan lalu langsung permisi", sahut Eun-mi yang juga tak bisa menahan tawanya.

Para karyawan toko sudah terbiasa mendengar kedua orang itu bicara dalam bahasa Indonesia. Kalaupun ada yang lucu, akhirnya memang hanya mereka berdua yang tertawa. Yang lainnya hanya menatap tak mengerti.

Kecuali satu orang, tapi reaksinya tak berbeda jauh dengan yang lain. Asna, kasir tanpa ekspresi yang sulit sekali menerawang isi hatinya hanya lewat wajahnya.

Entah apa yang membuatnya seperti itu, dan kenapa juga Eun-mi menjadikannya kasir yang seharusnya ramah dan menyenangkan bagi pelanggan mereka. Tapi anehnya, tak pernah ada satu pun keluhan yang muncul terhadap dirinya.

Mungkin karena rata-rata pelanggan mereka adalah orang sibuk yang ingin urusannya cepat selesai tanpa basa-basi. Kalau untuk itu, memang Asna lah yang paling cocok. Singkat, padat, jelas, dan uang pun terkumpul.

"Baiklah, aku mau menelpon mama dulu. Dia pasti juga tertawa mendengarnya", ucap Eun-mi pada Rayyan kemudian berlalu dari situ.

********

Di sebuah minimarket, Rayyan terlihat sedang khusyuk mengamati jejeran produk. Mie instan Indonesia, itu yang dia cari. Tapi sepertinya ia kesulitan karena banyaknya barang sejenis yang berada di sana.

"Indonesia?", tanya seorang wanita.

Rayyan tersentak lalu melihat ke sumber suara. Seorang wanita tengah menatapnya dengan penasaran.

"Ya?!", jawab Rayyan.

Wanita itu kemudian tersenyum.

"Aku juga dari Indonesia. Lagi nyari apa?", tanya wanita itu lagi.

Rayyan pun menyebutkan apa yang sedari tadi dicarinya. Kemudian dengan sigap wanita itu menuju ke salah satu bagian rak dan mengambil sesuatu.

"Ini, di sini tempatnya", ucap wanita itu sambil menenteng sesuatu.

Rayyan pun langsung menghampirinya kemudian mengambil produk itu.

"Makasih banyak. Untung kamu bantu, kalo gak mungkin masih lama baru ketemunya", Rayyan tersenyum kemudian hendak menuju kasir.

"Segitu aja?! Gak pengen kenalan nih?", protes wanita itu.

"Oh, maaf. Aku Rayyan. Aku kerja di toko roti dekat toko mainan besar di sana", ucap Rayyan.

Wanita itu tersenyum.

"Aku Wina, nice to meet you..", sahutnya seraya mengulurkan tangan.

Rayyan hanya mengatupkan kedua tangannya. Dan sebenarnya dia agak risih karena wanita itu berdiri terlalu dekat dengannya.

"Ah.. oke. Sepertinya kamu salah satu dari orang-orang yang seperti itu", Wina tak spesifik menyebutnya, tapi Rayyan tahu maksudnya.

Rayyan menanggapinya dengan tersenyum seraya mengangguk.

"Aku permisi dulu", ia kemudian menuju kasir untuk membayar.

"Dia anak salah satu pejabat di KBRI", ucap Salman, kasir sekaligus pengelola minimarket halal yang juga berasal dari Indonesia.

"Serius?! Tahu darimana?", tanya Rayyan penasaran.

"Isteriku yang bilang. Akhir-akhir ini wanita itu memang sering datang ke sini. Kamu tahu sendiri kan gimana Min-Young, selalu kepo kalau ada orang baru. Gak bisa nahan diri buat cari tahu. Aku juga heran, kenapa malah dia yang jadi kayak orang Indonesia?", keluh Salman.

Rayyan terkekeh mendengarnya.

"Kalo ada waktu, hari Minggu nanti ke rumah. Si sulung ulang tahun. Kami mengadakan acara syukuran kecil-kecilan", Salman sudah selesai menghitung belanjaan Rayyan dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

"Oke, Insya Allah. Kalian gak perlu beli kue ulang tahun, nanti aku bikinkan buat anakmu sebagai hadiah", sahut Rayyan seraya mengeluarkan uang untuk membayar belanjaannya.

"Makasih bro, aku sudah tahu kamu bakal bilang begitu", Salman terkekeh, sementara Rayyan melengos mendengarnya.

"Ajak juga Eun-mi, Min-Young pasti senang bisa ngobrol sama dia", pinta Salman.

"Ya.. tentu, kalau dia lagi gak sibuk sama jadwal kencan butanya", Rayyan kembali terkekeh.

Salman mengerutkan dahinya.

"Masih belum selesai juga? Ya Tuhan.. sampai kapan? Kasihan sekali dia, keluarganya terlalu menekan dia", ucap Salman prihatin.

"Ya.. memang begitulah nasibnya. Doakan saja dia segera ketemu yang cocok. Kalau gak, dia bakal dapat gelar Ratu Kencan Buta, saking seringnya melakukan itu".

"Baiklah, aku pergi dulu. Assalamualaikum", ucapnya seraya menuju keluar minimarket.

Di luar dia kembali melihat Wina yang sedang bicara dengan seseorang. Saat melihat dirinya, Wina tersenyum sambil melambai. Rayyan hanya membalasnya dengan mengangguk dan segera berlalu dari situ.

1
kartini aritonang
akhirnyaaa ....happy end...makasih othor aku suka ceritamu. Sayang seribu sayang hanya sedikit yang baca. Tetap semangat thor berkarya 💪💪🥰🥰
Puspa Indah: Makasih banyak atas like dan komennya. Alhamdulillah, novelku ada yang suka. Biar yang baca masih dikit, tapi rasanya sudah senang banget. Sekali lagi makasih ya..🤓
total 1 replies
kartini aritonang
kenapa nggak jujur aja sih eun mi sama rayyan? jadi nyesel nanti kalo sempat rayyan pulkam ke indo
kartini aritonang
bau baunya in ho naksir asna ya thor
Tutupet
baca sampai sini dulu
Puspa Indah: Makasih 😃
total 1 replies
Puspa Indah
Kritik sangat diharapkan. Sekeras dan setajam apapun dipersilahkan asal disertai penjelasan supaya bisa jadi pembelajaran demi perbaikan kualitas. Pisau kalau gak di asah sampai klenger mana bisa tajam, jadinya malah gak guna. Jadikan saya pisau, dan anda semua adalah batu asahannya. Thanks✌️😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!