Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"A..!" pekik Baby saat ia terjatuh kebelakang. "Kau itu kasar sekali."
"Aku kasar hanya pada orang yang tidak tahu sopan santun!" ucap Agam dengan tegas. "Sudahlah cepat kau keluar dari kamarku! Karena aku ingin membersihkan diri." Agam turun dari tempat tidur lalu berjalan menuju bathroom.
"A kau perlu bantuan tidak?" goda Baby.
"Tidak." Jawab Agam tanpa menengok kebelakang.
"Aku siap menjadi tanganmu untuk membersikan —"
"Baby keluar!" teriak Agam.
Dan tanpa banyak berkata Baby pun keluar dari dalam kamar Agam dengan tawa yang keras dari bibirnya, namun tawa itu berubah menjadi umpatan kasar saat ia mendapatkan hukuman dari Agam Mateo. Yaitu membersihkan seluruh daun yang ada di satu tanaman hias di pojok ruangan menggunakan tisu.
"A ini sudah waktunya jam masuk kantor." Baby menatap sepupunya, yang saat ini tengah berdiri dengan kedua tangan yang berada di saku celana.
"Kau jangan banyak bicara, cepat bersihkan daunnya!"
"Ya ampun Agam Mateo, mau sampai jam berapa selesainya? Apa kau tidak lihat daun nya begitu banyak." Protes Baby.
"Aku tidak mau tahu, cepat kau bersihkan semua daun itu!"
"Oh my God, bagaimana bisa aku mencintai pria sekejam dia." Umpat Baby dalam hati sambil terus mengusap daun yang ada di hadapannya menggunakan tisu.
Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam, akhirnya hukuman Baby selesai juga, dan mereka pun langsung berangkat kerja menggunakan mobil milik Agam.
"Ingat Baby jika kau masih berani masuk ke dalam kamarku tanpa permisi, hukuman yang kau dapatkan akan jauh lebih berat dari yang tadi." Ancam Agam.
Baby hanya diam tidak menyahuti perkataan sepupunya, karena matanya saat ini menatap pada banyaknya orang yang tengah mengelilingi sesuatu. "Sepertinya di sana terjadi kecelakaan?" Baby menunjuk pada jendela mobil.
Agam menatap sekilas lalu memalingkan kembali wajahnya ke layar ponsel.
"Sepertinya iya Non, karena jalanan macet." Ucap supir sembari menekan klakson.
"Kasihan sekali." Lirih Baby saat melihat dari jendela mobil korban kecelakaan di bawa oleh ambulans. "A seandainya aku kecelakaan di saat hari pernikahanmu, apa kau akan tetap melanjutkan pernikahan itu dan tidak mempedulikan aku?" tanya Baby.
"Kau itu bicara apa?" Agam tersenyum sinis.
"Jawab saja pertanyaan aku!" Baby merebut ponsel dari tangan sepupunya.
"Baby kembalikan ponselku!"
"Kau mau ponselmu? Maka ambillah!" Baby menaruh ponsel Agam di saku blazer yang ia pakai tepat di depan dada kirinya.
"Kau...!" Agam mengepalkan kedua tangannya dengan erat, karena tidak mungkin ia mengambil ponselnya tanpa menyentuh dada Baby.
"Ambilah!" Baby membusungkan dadanya, lalu tertawa saat melihat wajah Agam yang terlihat sangat kesal.
"Lupakan!" Agam mengalihkan pandangan matanya ke jendela mobil.
Melihat Agam yang menyerah untuk mengambil ponselnya membuat Baby tertawa puas, dan di sepanjang perjalanan menuju perusahaan milik keluarga Mateo, Agam diam seribu basah tidak mempedulikan apa yang diucapkan oleh Baby hingga mereka sampai di ruang kerja.
"A kau mau apa?" Baby terkejut saat sepupunya itu menarik pinggangnya, hingga membuat tak ada jarak diantara mereka.
"Kau yang memaksaku untuk melakukan ini." Agam menatap saku blazer yang dikenakan oleh Baby.
"Tunggu A! Biar aku yang mengambil ponselmu." Ucap Baby dengan raut wajah yang panik, karena sebenarnya ia hanya bercanda dan tidak mungkin Baby membiarkan seseorang menyentuhnya meski itu pria yang sangat dicintainya.
"Sudah terlambat Baby!" Agam menahan tangan Baby yang hendak mengambil ponselnya.
"A kau jangan gila! Aku itu hanya bercanda." Baby ketakutan saat tangan Agam yang satunya mendekati saku blazer yang dikenakannya. "A jangan!" teriak Baby sembari menutup kedua matanya.
Namun ia tak merasakan tangan Agam menyentuh dadanya untuk mengambil ponsel tersebut, yang ia rasakan justru tubuhnya melayang dan di panggul bagaikan sekarung beras dengan kepala yang berada di bawah.
"A kau gila! Turunkan aku!" ucap Baby saat ia merasa pusing karena tubuhnya di guncang oleh Agam.
Prak.
Setelah mendengar suara ponsel terjatuh Agam pun menurunkan Baby, namun karena gadis itu tidak mau diam membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh bersamaan dengan tubuh Agam yang berada di atas tubuh Baby.
"A.. Baby..."
Agam dan Baby yang terkejut langsung menatap seseorang yang tengah berdiri di depan pintu.
tapi sekarang, aku punya suami yang endut /Shhh/
lain kali suruh pake sabuk, Mom
sllu keren karya mom and sllu suka akan alur cerita nya..