Gadis Pembuat Roti

"HENTIKAN PERTENGKARAN KONYOL INI!"

Suara kaisar Hugo menggema di ruangan tersebut setelah mendengar teriakan dari Darren dan seketika mereka diam dan melihat ke arah sang kaisar.

Pria berumur setengah abad itu menyuruh pengawal nya untuk membubarkan acara makan malam tersebut dan hanya menyisakan anggota keluarga kekaisaran saja termasuk Darren dan juga Sofia.

suasana semakin tegang karena bentakan dari kaisar tersebut. Bukan nya malah takut Darren malah menatap tajam ke arah kaisar.

"hentikan pertengkaran ini. Bukan kah kalian terlihat seperti tidak terpelajar. apalagi mempertontonkan tingkah yang sangat memuakkan di hadapan ku".

Pangeran Carlos, Darren, Sofia , pangeran Oscar, pangeran Edward, permaisuri dan juga kaisar masih duduk di tempat mereka masing-masing saat ini.

"kau tidak berhak teriak dan mengacaukan makan malam ini grand Duke Clarksville! Aku sangat menyesal mengundang mu dan juga istri mu yang tidak punya tata Krama itu. Kau benar-benar tidak tau malu seperti biasanya!" kaisar mulai mengatakan kata-kata kasar nya ke arah Darren.

Kaisar selalu bertindak seperti itu. Dia adalah ayah terburuk bagi Darren. Siapapun yang memulai pertikaian pasti Darren lah yang akan di salah kan bahkan tentang tragedi lady Anneliese yang meninggal di kekaisaran Amberland.

"hanya karena kau selalu memenangkan peperangan, bukan berarti kau bisa bertindak sesuka mu di istana dan di kekaisaran ku. Kau bahkan membawa seorang wanita dari rakyat rendahan yang tidak tau asal usul nya dari mana dan menjadi kan nya istri mu. Kau selalu membuat ku malu dan kehilangan muka!" ucap kaisar Hugo tanpa memikirkan bagaimana perasaan yang di rasakan oleh Darren.

Sementara Darren hanya diam menunggu apa lagi yang akan di ucapkan pria kejam itu. Dengan tatapan dingin nya Darren malah menatap wajah kaisar tanpa rasa takut.

Sofia tau Darren sedang tidak baik-baik saja. Tangan yang sejak tadi menggenggam tangan nya kini bergetar hebat.

"kau bahkan menolak anak perempuan Duke Abrams hanya untuk seorang pembuat roti rendahan. Bukan kah itu sangat mencerminkan diri mu yang memang tidak berguna! Aku ingin kau ceraikan wanita itu, dan menikah dengan lady Margaret. Setelah nya kau berikan wanita rendahan itu pada Edward agar menjadi budak nya!!"

Kaisar kembali membuat Darren geram. Dan membuat takut Sofia. Semua yang ada di tempat itu terlihat menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda setelah mendengar ucapan dari kaisar yang sangat merendahkan Sofia.

Permaisuri dan pangeran Edward terlihat menyunggingkan senyuman jahat dan remeh nya. Sementara pangeran Oscar hanya menatap mereka dengan tatapan datar dan tidak peduli.

Lain dengan pangeran Carlos yang saat ini juga merasa emosi dan marah dengan apa yang di ucapkan oleh kaisar Hugo.

"ayah!! Bukan kah itu terlalu kejam! Darren bukan boneka yang bisa ayah kontrol sesukanya!"

"kau tidak di ijinkan memberi pendapat putra mahkota!! Kau seharusnya mendukung ku untuk tidak membela anak pembawa sial ini! Dan lagi pula...uhukk!!"

Belum selesai kaisar melanjutkan kalimat amarah nya pria nomor satu di kekaisaran Amberland itu terbatuk dan terlihat lemah.

Permaisuri dan juga para pengawal serta pelayan terlihat panik dan segera membawa kaisar keluar dari ruang tersebut.

"bahkan sudah mau mati dia masih bersikap angkuh dan sombong!" gumam pangeran Oscar sambil berdiri untuk ikut pergi dari ruangan tersebut.

Sementara pangeran Carlos pergi kembali ke ruang kerja nya untuk melakukan sesuatu yang mereka rencanakan sebelumnya.

hingga hanya tinggal mereka bertiga di ruangan tersebut. pangeran Edward kembali melihat ke arah Darren dan Sofia. Ketika mereka juga akan beranjak dari tempat itu.

Pangeran Edward yang tidak ada kapok nya berjalan ke arah pasangan suami istri itu dengan langkah angkuh dan juga terlihat licik.

"Darren si anak pembawa sial. Bukan kah ibu mu mati karena diri mu. Ibu mu itu sungguh wanita yang bodoh. Dan kau tau aku juga akan menghabisi saudara kembar mu yang bodoh itu. Dan menggantikan tempat nya. Jika aku mendapatkan tahta ini maka orang pertama yang akan menderita adalah dirimu. Bagaimana jika aku memulai nya dengan wanita rendahan ini! Memperkosa nya di hadapan mu bukan kah itu akan sangat menyenangkan!" ucap pangeran Edward dengan nada tajam dan pelan sarat akan ancaman dan juga pelecehan. Edward sengaja memancing amarah dari Grand Duke dingin tersebut.

Darren ingin menerjang pria tidak tahu malu di depan nya ini. Namun dengan cepat Sofia menggenggam erat tangan Darren agar suami nya tidak lepas kendali dan menimbulkan masalah. Walaupun Sofia tau Darren kebal dengan semua ini.

"pangeran Edward. Anda terlalu sombong, dan anda terlalu banyak bicara omong kosong. Dengan anda berkata seperti itu bukan kah anda takut? Dari mata anda terlihat jelas jika anda tidak bisa menghadapi suami saya dengan kekuatan anda sendiri, dan malah bersembunyi di bawah tahta. Bukankah anda terlihat lemah, bahkan lebih lemah dari suami ku! Jadi berhenti menunjukkan kelemahan anda yang sangat konyol itu!" balas Sofia yang juga dengan suara rendah dan pelan namun penuh dengan penekanan sama seperti yang di lakukan oleh pangeran Edward tadi.

Sofia tau jika orang bermulut besar di hanya sedang ketakutan. Apalagi di depan nya ini seorang pria yang licik. Mencoba mengacaukan perasaan Darren yang sudah hancur sejak dulu.

Seperti ibu yang melindungi anak nya, Sofia menarik tangan Darren segera pergi keluar dari tempat itu. Mengabaikan pangeran Edward yang menahan amarah dan kesal nya karena ucapan dari Sofia.

"wanita j*Lang itu sudah berani berbuat lancang. Lihat saja aku akan menghancurkan Darren melalui diri mu!" pangeran Edward juga keluar dari ruangan tersebut.

Sementara itu Sofia masih menggenggam tangan Darren agar pria itu mengikuti jalan nya menuju tempat dimana kereta kuda mereka terparkir.

"kau tidak perlu emosi menanggapi pria bermulut besar itu. Karna yang ku lihat dia memang sengaja berulah seperti itu. Benar benar menjijikan!" ucap Sofia yang kini naik ke dalam kereta kuda dengan bantuan Darren.

Sedangkan Darren hanya tersenyum ke arah Sofia yang berani membela nya di hadapan pangeran Edward yang sudah berkata buruk dan menjelekkan dirinya.

"kau tidak takut dengan ku?" tanya Darren yang melihat ke arah Sofia yang sekarang sudah duduk di sebelah nya di dalam kereta kuda yang sudah berjalan.

"takut untuk apa?"

"takut karena mereka bilang aku lah pembunuh ibu ku dan juga lady Anneliese"

"kau tidak membunuh mereka bukan?" tanya Sofia lagi dengan nada tenang yang kini beralih ke arah Darren

"tidak. Tapi semua orang tidak percaya bukan aku yang membunuh mereka. Aku termasuk orang pembawa sial apa kau tidak takut pada ku?"

Sofia malah kini menggeser posisi nya untuk berhadapan dengan Darren dan menatap Darren dengan serius. Mendengar kalimat yang Darren ucapkan, kedua tangan Sofia terangkat dan menangkup kedua pipi Darren yang terasa hangat. Kemudian di bantu cahaya lampu lampion di dalam kereta kuda, Sofia menatap ke arah Darren tepat ke arah mata Darren yang terlihat menyimpan banyak misteri dan rasa sakit.

"Sofia, gadis pembuat roti ini percaya pada Darren! Dan aku tidak merasa kau pembawa sial. aku akan selalu berada di pihak mu!"

Setelah Sofia mengucapkan hal itu tiba-tiba kereta kuda yang melaju berhenti dengan tiba-tiba. Jendela kereta kuda tersebut di ketuk dan Klaus muncul dari baliknya.

"tuan. Kereta kuda kita di hadang oleh para bandit".

Di tengah malam yang cerah itu kereta kuda yang membawa rombongan Grand Duke Clarksville di hadang oleh para bandit yang cukup banyak.

"tunggu lah di dalam. Jangan keluar. Aku akan segera kembali!" ucap Darren yang kini membelai lembut pipi Sofia yang terlihat khawatir dan juga takut jika terjadi sesuatu.

dengan cepat Darren mengecup bibir Sofia dan segera keluar dari dalam kereta kuda tersebut dan meninggalkan Sofia yang kini mematung dan meraba bibir nya.

"pria mesum!"