"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
Emak Iyem adalah kakak ke ketiga dari ibu, ibu ku bernama Fatmawati, ibu ku berlima saudara empat perempuan satu lelaki, kedua kakak ibu ku sudah tiada dulu sebelum kepergian bapak, kakak pertama ibu pak de iberahim dan kakak ke dua bude endang.
Di usia ku ke 18 belas ibu dan bapakku mengalami kecelakaan saat orang tua ku pergi ke kota besar (Yogjakarta) ya ibu hendak menemui saudara ibu tepatnya adik ibu yang tinggal di sana, namun naas saat arah pulang ke kampung ada mobil besar ( truk muatan barang) melaju kencang dan entah bagaimana kejadiannya, ibu dan bapak udah di kabarkan meninggal saat aku tinggal menunggu hasil kelulusan.
Sejak kejadian itu bude Iyem atau biasa ku panggil emak Iyem yang merawatku hingga di usia ku yang ke 20 ada yang tiba-tiba datang melamar ku di rumah emak.
Ya awal mulanya semua keluarga dan aku sendiri kaget, karena setau keluarga emang aku tak pernah dekat dengan seorang pria, pulang sekolah langsung di rumah bantuin mendiang ibu hingga ibu sudah tiada pun, hanya sibuk dengan emak Iyem dan ke 3 sepupuku, kadang ikut keladang atau kesawah.
Ya pria yang naik kerumah melamar itu ada lah David ayahnya Anwar,lelaki itu nekat naik kerumah emak karena katanya sudah menyukaiku dari pertama ketemu setahun lalu( di usia ku jalan 19 tahun).
******
"David,kamu serius mau dekati gadis desa itu." ucap kakak davit bernama Yuli.
" Ya kak, aku sudah naksir sama dia ketika pertama ketemu di sawah,izinkan David melamarnya ya Bu, dia gadis naik, aku sering lihat dia kemushola dan sering lihat dia mengaji." jelas David meminta restu ibunya.
" Terserah mu lah vid, ibu sudah berulang kali menolak kamu juga tetep kekeh sama gadis yatim piatu itu." ucap ibu Santi pasrah.
"Makasih Bu." ucap tulus David tak lupa sambil memeluk ibunya, walau David sadar ibunya terpaksa menerima karena David mengancam akan pergi dari kehidupan ibunya.
" Ya sudah besok kita kesana ya Bu, lamarkan dek ranita untuk ku Bu." mohon Davin ke ibunya memelas.
"Ya,iya, besok kesana ibu lamarkan untuk mu." jawab ibu Santi terpaksa dari nadanya pun sudah di fahami David.
Setelah ngobrol dengan ibunya David pun berlalu masuk mempersiapkan sesuatu untuk besok kerumah pujaan hatinya.
" Aits, kenapa ibu izinin sih bu, aku gak mau punya ipar kere kaya gitu Bu mana yatim piatu lagi." hina Yuli protes.
" Ya mau gimana lagi Yul, tau sendiri keras kepalanya adikmu itu, ibu terpaksa terima keinginannya, dari pada dia balik ke Manado sana gak balik lagi ke ibu, di sini kita cuma ber3 dan dari keluarga ayahmu tidak ada yang baik ingat itu.
" Kalo bukan warisan ayah aku pun ogah tinggal di kampung begini Bu, rasanya aku mau balik ke Manado sana tapi kaya apa masa ya aku ketemu mantan lagi, ogah." keluh Yuli campur kesal dengan keputusan David.
********
" Sudah siap kah Bu, ayo Bu cepetan Bu ,kak Yuli mana lagi Tora ini." teriak David mengumpulkan orang rumah, ya Tora adalah anak Yuli kakaknya David.
" Ya sebentar David, gak sabaran banget sih kamu." omel Kaka Yuli sambil berjalan merapikan rambutnya.
Tak lupa di belakangnya ada Tora yang sudah siap dengan kemeja ciri khasnya.ya Tora keponakan David sudah remaja sudah sekolah SMP kelas 3.
" Haduh David, bisa sabar gak sih ibu masih cari sandal ibu yang waktu itu beli di jakarta,ada lihat gak kamu." omel ibu Santi sambil mondar mandi mencari sandal andalannya.
" Bukannya di depan ya Oma sandalnya kan semalam Oma pake untuk ke rumah ibu haji Ruli?" ucap santai Tora ke neneknya.
" Ya ampun kenapa kamu lihat gak di simpan ke dalam rumah, tora, kalo hilang gimana ha." omel ibu Santi sambil berjalan cepat melewati ke 3 orang yang berdiri mematung melihat kelakuan ibu dan neneknya.
" ibu,ibu haduh, ya sudah ayo kak, Tora kamu bawa itu ya." ucap David sambil menunjuk yang di atas meja ke Tora.
" Siap om." ucap Tora sambil mengambil benda yang di perintahkan David.
tak butuh waktu lama rombongan David menuju rumah emak Iyem, sepuluh menit mereka baru sampai dengan berjalan kaki saja karena emang rumah mereka berdekatan.
" Assalamualaikum." ucap David ya.
" Wa'alaikum salam, eh ada tamu, Monggo pinara," jawab sopan pakde Bambang.
" Ngeh pak," jawab sopan David sambil berlalu masuk dan duduk.
" Sebentar ya, bapak panggilkan emak dulu." pamit pak Bambang masuk kedalam.
" Loh pak ada apa pak kok buru-buru gitu, ada tamu kah pak di depan?"tanya mba meli yang kebetulan baru keluar dari kamarnya.
" Yo, kamu ganti baju rapian sedikit itu ada tamu di depan kamu temanin dulu sekalian buatkan minum, itu nak David anaknya mendiang juganan Roni,ibu mu mana Mel?" jelas panjang lebar pak Bambang ke anaknya.
" Lah kan bapak suaminya kok tanya meli emak di mana sih." goda meli ke bapaknya tak lupa sambil ketawa kecilnya.
"Iki bocah di takoni ( tanya )wong tue ( tua )kok malah becanda, kalo emakmu bisa bapak kantongin ( di kantong ) yok bapak kantongin ( kantong ) Mel,Ben gak ilang-ilang begini." jawab bapak dengan candanya juga,tak lupa sambil ketawa kecil dan gelengan kepala.
" Hahahaha,,pak pak, emang muat kantongnya pak," ucap canda meli.
" itu emak lagi petik dau kates di belakang." jawab meli dan berlalu ke arah dapur membuatkan air minum yang emang udah di kasih tau bapaknya ada berapa orang.
" Bu ayo masuk, ganti baju sebentar sama ganti jilbabnya Bu, ada tamu di depan." ucap pak Bambang ke istrinya sambil menarik tangan emak Iyem.
" Sek to pak, kalo emak jeblok ( jatuh) piye toh, Yo mbok sabar, main geret a'e." omel emak Iyem.
" kui loh Mak, di depan ada keluarga mendiang juragan Roni,sampean dang ganti baju Ojo dasteran ngene, sopo tau penting soale bapak delok tadi bawa kotak-kotak gitu mboh ( gak tau ) isine opo ( isinya apa ),geh Ndang ( cepat) Mak." ucap panjang lebar pak Bambang sambil menarik tangan emak masuk ke kamar, tak lupa itu keranjang sayur ikut masuk kamar karena ulah pak Bambang yang main tarik tangan emak gak berhenti.
" Lah kok meneng a'ea toh Mak." ucap pak Bambang saat menoleh betapa terkejutnya pak Bambang ternyata bojone ( pasangan)manyun mana jilbab udah miring miring gak di tempatnya blm lagi keranjang yang masih setia di apit sama emak di bawah ketiak.
"Sepurane ( Minta maaf) Mak." ucap bapak Bambang sambil cengengesan.
" Hufff, untung bojo kalo gak wes tak ulek kamu pak, mbo Yo kalo nyuruh bojo'ne kui Yo mbok delok-delok sek main tarik A'e ( Kalo buka suami sudah tak ulek kamu pak, kalo nyuruh istrinya itu ya di lihat-lihat dulu ini main tarik aja. nek emak koyo ngene mbo gowo neng jobo opo ora dadi guyon neng tamu ne.( kalo emak seperti ini di bawa kedepan apa gak jadi ketawaan sama tamunya) " omel emak sambil mukul lengan tangan bapak bambang.
" Yo sepurane Mak, iku loh Ono tamu dang ganti sebentar tak enteni Nang ngarep pintu, rausah dandan seng penting rapi." kata bapak Bambang ke istrinya.
" Yo sek tak ganti." jawab emak Iyem.
Lihat menit berlalu Mak Iyem pun sudah rapi dengan gamis dan jilbabnya.
" Maaf Yo lama, tadi pas lagi di kebun belakang rumah." kata emak Iyen sopan.
"Maaf kalo boleh tau,kedatangan keluarga ibu Santi ada apa ya ke gubuk kami." tanya pak Bambang.
" Maaf pak sebelumnya kami datang mendadak tanpa pemberitahuan dulu,kami datang kesini tujuannya ingin menjalin tali silahturahmi pada keluarga ibu dan pak Bambang." jelas ibu Santi.,sambil menyenggol tangan anak lelakinya agar mau membantu bicara.
" Ya pak, kami datang kesini berniat menjalin tali silaturahmi, dan sekalian mau minta izin untuk melamar kan adik saya ini kepada anak emak Iyem." ucap Yuli ragu.
" Melamar, maksudnya nak David ini mau melamar siapa?" jawab emak Iyem kaget.
" Saya mau melamar dek ranita Bu, jika di izinkan saya mau meminangnya." ucap lancar David.
" Walah ranita toh, anaknya Yo masih di mushola ini, klo masalah ini ya kami hanya bude dan pakde nya aja, gak bisa memutuskan setuju atau gak, soalnya kan ranita yang menjalaninya nanti, tunggu ranita pulang ya biar pakde tanyakan ranitanya bagaimana." jawab sungkan pak Bambang
Saat mereka ngobrol tiba-tiba ada suara ucap salam dari luar,ya Ranita tepat setelah ucap salam mematung di depan pintu masuk.
" Oh, ada tamu toh" ucap ranita sopan tak lupa sedikit membukukan badanya tanda menghormati tamu.
" Nah, nit sini duduk sini" perintah emak Iyem sambil menepuk-nepuk sova di sampingnya.
"Ada apa Mak? Tanya ranita bingung.
" Iki loh cah ayu, kedatangan nak David dan keluarganya ingin melamar mu." jelas pak Bambang ke ponakannya tujuan David.
" emak gak mau memaksamu nak, semua keputusan ada padamu nak kamu yang menentukan sendiri untuk masa depanmu." ucap emak Iyem sambil mengelus punggung keponakannya dengan lembut.
" Ya Mak ranita mau," ucap ranita tak menolak.
" Alhamdulillah" ucap syukur David.
Setelah acara lamaran itu dan memilih tanggal pernikahan yang sudah di sepakati.
jangan lupa saling dukunggg