"Perkenalkan, dia yang akan menjadi suamimu dalam misi kali ini."
"Sebentar, aku tidak setuju!"
"Dan aku, tidak menerima penolakan!"
"Bersiaplah, Miss Catty. Aku tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun."
Catherine Abellia, bergabung dengan organisasi Intel, Black Omega Agency, untuk mencari tau tentang kasus kematian ayahnya yang janggal. Berusaha mati-matian menjadi lulusan terbaik di angkatannya agar bisa bergabung dengan pasukan inti. Mencari selangkah demi selangkah. Ia mencintai pekerjaannya dan anggota timnya yang sangat gila.
Namun, ketika dia sudah lebih dekat dengan kebenaran tentang kasus Ayahnya, Catty harus bekerjasama dengan anggota Dewan Tinggi! Oh, really? Dia harus bekerjasama dengan orang yang gila kesempurnaan yang bahkan sudah lama tidak terjun lapangan? Wait, mereka bahkan harus terlibat dalam pernikahan? Ia harus menikahi pria yang memiliki kekasih? Tuhan, ini sangat buruk!
Oke, fine! Atasannya sudah gila!
Ayo, ramaikan lapak ini dengan Vote dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seraphic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Who are you?
Setelah semua orang pergi meninggalkan Catty dan pria di sebelahnya berdua di lift, pria ini maju dan menekan tombol lantai sebenarnya yang mereka tuju. Catty mengernyit ketika melihat tombol lantai yang ditekan pria itu. "Ruang rapat dewan?" tanya Catty menolehkan kepalanya.
Yang ditanyai hanya mengangguk singkat tanpa mengatakan apapun.
Gadis itu meneliti tampilan sosok di sebelahnya dari unjung rambut sampai ke kakinya. "Who are you, Sir?"
Pria itu hanya mengangkat sebelah bibirnya menampilkan seringai yang mengganggu. Catty tak ingin ambil pusing, memikirkan kejadian tadi saja itu sudah sangat memalukan. Orang-orang itu dengan santai mengeksposnya yang membawa alat-alat perlindungan diri hingga ia dihadiahi senyuman mengejek dari manusia di sebelahnya.
Pintu lift terbuka ketika mereka sampai di lantai yang mereka tuju. Gadis itu melangkah mengikuti pria yang jalan terlebih dulu di depannya. Koridor di depannya memiliki dua ruang rapat umum besar di sebelah kanan dan kirinya, tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang, bahkan jika itu seorang agen inti sepertinya.
Di ujung ruangan terdapat ruang rapat yang lebih kecil yang jarang digunakan, kecuali untuk kasus tertentu. Lingkup orang-orang yang boleh masuk ke ruang rapat ini lebih kecil lagi, harus memiliki tanda pengenal khusus yang hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu.
Mereka berjalan tanpa memasuki ruang rapat kanan maupun kiri, Catty mengernyit dan mengejar langkah pria itu. "Hei, kemana kita akan pergi?"
Pria itu hanya menoleh sekilas dengan kaki yang tetap berjalan tanpa menjawab pertanyaannya.
Catty mengerang frustasi ketika melihat pria ini yang berhenti di ujung koridor. Apa sebenarnya yang diinginkan pria sialan ini. "Yang benar saja, Sir. Apa kau pikir kau bisa seenaknya keluar masuk ruangan disini? Kau memerlukan tanda pengenal—"
Click!
Ucapannya terhenti ketika melihat pria itu menempelkan sebuah kartu di gagang pintu. Matanya terperangah dengan mulut yang masih terbuka. Bagaimana dia bisa memiliki akses khusus?
Accepted!
Setelah suara sensor itu terdengar, pintu di depannya terbuka secara perlahan. Menampilkan ruang rapat yang terlihat mengintimidasi dengan suasananya. Tak ada siapapun di dalam ruangan, hanya kegelapan yang ada di ruang rapat ini.
Apa lagi ini? Untuk apa mereka berdua datang ke ruangan ini? Menonton kegelapan dan kekosongan? Namun, pria itu melangkah menuju layar besar yang biasanya dipakai saat rapat. Entah apa yang pria itu lakukan disana, tapi layar itu tiba-tiba terbelah dan terlihat sebuah lorong di dalamnya. Bukan, itu bukan sebuah lorong. Itu lift! Ada lift lainnya di ruang rapat khusus ini.
"Kau akan terus berdiri di situ, Agen Catty?"
Mendengar nama samarannya saat bekerja dipanggil, Catty menoleh menatap orang yang memanggilnya. Langkah kakinya mengikuti pria itu, siapa sebenarnya orang ini?
Lift yang tadinya terlihat gelap, tiba-tiba terang ketika mereka masuk ke dalamnya. Pria itu menekan tombol lantai yang ada di sisi pintu, namun dia tidak hanya menekan satu tombol, melainkan memasukkan beberapa angka, terlihat seperti kode?
Ia tidak tau berapa angka yang pria itu tekan, karena setelahnya lift tiba-tiba bergerak. Meski samar, ia bisa merasakan lift ini bergerak turun. Hanya saja, selain lantai ruang rapat ini, Catty sudah pernah mengelilingi keseluruhan gedung ini, kemana mereka sebenarnya akan pergi?
Ketika lift berhenti bergerak, pintu di depannya terbuka perlahan dengan sendirinya. Menampilkan lorong koridor yang terang. Dua orang berbeda jenis kelamin ini, berjalan menyusuri koridor itu dan berbelok hingga memperlihatkan ruangan yang membuat Catty terperangah. Gadis itu sangat yakin sekarang, pria yang membawanya kesini tidak mungkin hanyalah seorang Abercio Rolland, si pewaris perusahaan dan kekayaan keluarga Rolland. Tidak mungkin hanya seorang kekasih putri presiden. Tidak mungkin juga hanya seorang dosen tamu yang menggantikan untuk mengajar. Identitas pria ini tak mungkin sesederhana itu.
Pemandangan sebuah ruang rapat yang dikelilingi kaca sebagai dindingnya. Mereka menaiki tangga dan pintu kaca di depan mereka terbuka, di dalamnya ada lima pria dan tiga wanita yang tak ia kenal. Kecuali, satu orang dengan badan tegap dan rambut tebal tertata rapi yang duduk di kursi paling ujung, Tuan Hanz.
"Kalian berdua duduklah," perintah pria yang duduk di kepala meja. Catty tak tau kemana ia harus melangkah, jadi ia hanya bisa mengekori pria yang membawanya kesini dan duduk di sebelahnya.
"Agen Catty, perkenalkan dirimu."
Catty segera berdiri, mengambil posisi beristirahat di tempat. "Siap. Agen Catty, 21 tahun. Lulusan angkatan ke-56, bergerak dalam tim inti di bawah naungan Agen Hanz."
Semua orang mengangguk mendengar perkenalan singkat darinya. Beberapa dari mereka terkejut ketika mendengar usianya. Sangat jarang ada yang bisa lolos ke dalam tim inti dengan usia dibawah dua puluh lima tahun.
"Apa kau lulusan peringkat terbaik?" tanya salah seorang dari mereka.
"Ya, peringkat pertama dari lulusan terbaik angkatan 56." Catty menjawab dengan lugas tanpa terlihat kesombongan dari raut wajahnya.
"Tuan Hanz mendapatkan harta berharga kali ini," puji salah seorang wanita disana. Tuan Hanz hanya mengangguk dan tersenyum.
"Baik, duduklah."
Catty segera duduk setelah mendengarkan perintah. Dengan satu kalimat dari pria tua yang duduk di ujung ruangan, rapat dimulai.
Catty menahan rasa terkejutnya yang akan terlihat sangat kampungan, ketika kaca di sekeliling mereka berbicara dan menjawab perintah mereka. Bahkan, kaca itu akan menampilkan informasi-informasi yang orang-orang ini minta. Seperti layar proyektor pada umumnya, hanya saja materinya disiapkan oleh nona teknologi yang canggih ini.
"Baiklah, itu adalah berbagai informasi yang kita dapatkan dari berbagai sumber," tutur pria tua yang duduk di ujung meja itu.
"Aku dengar Tuan Hanz mendapatkan sesuatu dari misi yang kalian lakukan beberapa saat yang lalu."
"Ah, ya benar. Ini adalah rekaman pembicaraan yang di dapatkan Agen Catty ketika misi pembebasan sandera human trafficking."
Catty memusatkan kembali fokusnya pada rapat yang berlangsung saat mendengar namanya disebut.
Tak lama, ruang kaca itu memutar isi percakapan Catty dengan wanita yang hari itu berurusan dengannya.
"Apa kau yakin kau tidak ingin menerima tawaranku?"
"Bagaimana jika aku yang menawarkan dulu padamu?"
Saat mendengar lagi suara wanita yang berbicara dengannya, Catty bisa merasakan amarahnya memuncak. Tatapan kebencian terlihat dari matanya ketika bayangan wajah wanita itu yang tengah tersenyum membicarakan kematian seseorang.
Melihat situasi anak didiknya yang terlihat tidak baik, Tuan Hanz menyuruhnya keluar dari ruang rapat untuk sesaat. Pria di ujung meja juga menyuruh pria yang duduk di sebelahnya untuk menemaninya.
Catty tak ingin keluar, ini kasus yang sangat penting untuknya. Namun, tatapan Tuan Hanz yang tegas membuatnya mengalah. Sudahlah, lagipula ia tak mungkin dibawa ke ruangan yang sangat penting ini jika hanya untuk perkenalan dan mendengarkan rekaman hari itu. Mungkin, akan ada pengaturan baru untuknya.
******
Gengss, imajinasi kalian nyampe gak dengan ruang kaca yang aku maksud disini? I hope, kalian ga kebingungan yaaa...
Janlupa vote n komen ya teman-teman, karena komentar kalian akan sangat membangkitkan semangatku wkwk.
Kritik dan saran yang membangun dipersilahkan.
Ohya, singgah juga ke cerita aku yang satunya, 'Pacar Dadakan Aktor Gay Tampan'. Kenalan juga dengan Mas Lucas dan Mba Pripta nya akuuu.
Mampir yaaa, ramaikan lapak yang ini.
BigLove,
Sera<3
penataan bahasanya loh keren