“ Tubuh mu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu”
Darren Ludovic menginginkan renata, sang beautiful mafia, jauh sebelum kekuasaannya bermula.
Ia terikat ambisi, lelaki itu selalu mendapatkan semua yang ia inginkan, kecuali renata, mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah Dan Fransco.
Sesuatu tiba-tiba terjadi, renata terjebak. Darren mendapatkan kesempatan untuk menuntaskan hasrat panas yang terus menggerogoti nya dari dalam.
Ancaman itu terlalu berbahaya untuk renata. Ia terjebak dalam situasi yang benar-benar sulit.
Apakah renata memberikan apa yang Darren inginkan?
Haruskah ia menyerahkan dirinya untuk seseorang yang terkenal biadab?
Sungguh, lelaki tampan, dan memesona itu tak lagi mengincar kekuasaan, melainkan dirinya, tapi kenapa?
Cinta, kekuasaan, hasrat, yang manakah yang harus dipenuhi?
Ketika cinta hanya menghasilkan penderitaan.
Kekuasaan hanya bisa membutakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnita hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HOT And SHARP MOUTH
Sehabis membersihkan diri, makan siang dan semuanya. Renata malah jatuh lelap.
Dirasainya badan itu segar, ringan, dan nyaman. sprei ditempat tidur pun sudah diganti dengan yang baru. beraroma bersih dan menenangkan.
Renata merasa sangat lelah. kelopak matanya berubah berat. ia lelah dengan emosi, lelah dengan g*irah, dan juga semua pergulatan yang terjadi dalam dirinya.
Ia tak sadar telah jatuh terlelap diranjang darren. Seperti sedang setengah pingsan.
Matahari hampir tenggelam saat darren kembali dari markas utamanya. Pelayan segara menyambut lelaki itu dengan bungkuk hormat.
Rosita pun bergegas datang dan membungkuk.
Melihatnya, darren segera membuka jas dan memberikan outher tersebut pada pelayan wanita itu. “ Bagaimana, renata? ” tanyanya menyusul kemudian.
Rosita melipat jas beraroma sandalwood yang maskulin dan manly itu di lengannya, sembari menjawab pertanyaan darren dengan lugas. “ Tidak ada permintaan lagi setelah selesai makan siang. Seperti nya, nona Renata semakin tenang. ”
“ Hm, baguslah. ” darren bergumam sembari membuka satu kancing bajunya. ia benar-benar telah menyelesaikan semua urusan diluar.
Khusus malam ini. ia tidak mau diganggu. Darren pun telah menyerah kan sisa nya pada para anak buah kepercayaan nya. Bahkan mematikan semua alat komunikasi, agar malam ini benar-benar miliknya dengan sang Beatifull Mafia.
Tidak akan ada yang menganggu nya lagi untuk menaklukkan wanita angkuh itu malam ini. Dan Mungkin nanti, ia tak akan menahan diri, atau melunak.
Sungguh pun, sehabis menganggu Renata, pening dikepalanya hanya terasa memudar sedikit. semua terasa berdenyut, tubuhnya berada diluar, tapi pikirannya tetap beada disini. merencanakan segala h*srat tak bermoral untuk di lampiaskan pada tubuh wanita itu.
“ Bagaimana dengan makan malam nya, Rosita? ”
“ Sudah selesai, tuan darren. seperti yang Anda minta. Apa saya perlu menyiapkannya sekarang? ”
“ Ya, tapi aku akan menemui Renata dulu. ”
“ Baik, tuan. ” rosita mengulurkan tangannya ke belakang. sebuah paper bag kembali diberikan pelayan yang lain. Kemudian diserahkan rosita langsung ke tangan tuannya. “ Dan ini juga pesanan anda. ”
Darren mengambilnya dan tersenyum tipis. Senyuman jahanam yang benar-benar licik namun menawan.
Ia pun berjalan dengan ketenangan. Menuju kamar pribadi yang kini tak lagi kosong.
***
Clek!
Darren membuka pintu perlahan.
Didapatinya seorang wanita tidur memunggungi area pintu masuk.
Ia tengah mengenakan bathdrobe putih. namun, pakaian tersebut pun tidak bisa menutupi lekuk indah milik Renata.
Kaki nya terlihat mulus, dan nyaman saling menyilang. Beristirahat diatas ranjang yang empuk. Rambut hitam bergelombangnya nampak tergerai ke belakang.
Sementara ia tak bergerak sama sekali saat darren melangkah makin dekat.
Darren berdecak kecil.
Lalu menaruh paper bag yang dibawanya di atas nakas samping tempat tidur.
Dengan gerakan yang hati-hati, meski tanpa bisa meniadakan suara pantofelnya yang menginjak karpet lantai di sekitar area ranjang. Darren terus berjalan ke sisi Renata menghadap.
Langkah kakinya begitu tenang. Teratur.Dominan. dan berh*srat.
Ia menarik nafas dalam,memasukkan tangan ke kantong celana, saat melihat nafas Renata masih begitu teratur.
Ia tertidur lelap. tepat seperti malam darren yang malah menyelimuti nya.
Renata terlelap begitu anggun dan cantik.
Wanita itu tak pernah terlihat jelek, meski dalam keadaan marah, berantakan, dan bahkan saat tidur.
Dia benar-benar seorang beautifull mafia. Meski kesan angkuh di alis, dan rahang nya masih terlintas. Bahkan tak dilepas saat beristirahat.
Diduga darren dengan semua yang dimiliki Renata, sudahlah pasti banyak lelaki yang menginginkannya.namun,tak ada yang benar-benar berani menganggu nya.
Meski demikian,wanita tetaplah wanita. mereka juga punya gairah egois untuk merasa terpuaskan. Dan yang membuat darren heran adalah, renata yang belum pernah tidur dengan lelaki sebelumnya.
Padahal dengan kekuasan yang wanita ini miliki, renata bisa mendapatkan banyak kepuasan. namun, tampaknya, ia terlalu menjaga kehormatannya. bahkan untuk g*irah, h*srat, dan kepuasannya sendiri.
Benar-benar kuat dan tangguh! bahkan mungkin, wanita yang terlelap di hadapannya ini, tak memiliki fetis s*xsual apapun.
Dia terlalu tinggi untuk menyerahkan tubuhnya, meski dalam konteks untuk dilayani sebagai seorang ratu mesir.
Mengetahui bagaimana renata bereaksi oleh setiap sentuhannya, malah membiat darren paham,kalau pengetahuan wanita ini benar-benar nol soal memu*skan g*irah.
Well, dia mungkin hebat dalam memimpin, bela diri, pengetahuan, bahkan menggunakan senjata.
Namun dia begitu payah mengejar h*srat yang sering diincar manusia duniawi, harta dan tahta.
Satu poin yang kembali membuat renata terasa spesial dihatinya. Spesial dengan dendam dan juga kekaguman.
Dan tak bisa di pungkiri, darren begitu berbangga telah menjadi lelaki pertama untuk renata. harga dirinya naik derajat berkali-kali.
Tap Tap.
Darren semakin mendekat dia langkah. bayangan tubuhnya yang besar bahkan menutupi wajah dan sebagian tubuh renata.
Dimiringkan darren kepala nya saat melihat bagian d*da wanita itu sedikit terbuka. Silangan kerah handuk kimono yang dikenakannya tampak tersibak, lalu menampakkan ‘ pakaian tipis’ yang darren berikan melalui rosita.
“ Hh, ” sungguh, darren langsung menaikkan satu sudut bibirnya. tak disangka lelaki itu, renata akan benar-benar memakainya, setelah marah dan memakai sesuai yang diceritakan rosita.
Well, bagian brokat berukir motif bunga yang menempel di d*da wanita itu, membuat kelaki-lakiannya terusik.
Renata bahkan sudah tampak begitu cantik, dengan hanya sedikit sisi yang mengintip.
Diakui darren, hanya renata yang sanggup membuat ia berg\*irah ini sehebat ini, bahkan tanpa perlu berusaha.
Renata bahkan tak perlu menunjukkan tarian striptis, godaan wajah, dan lain sebagainya untuk membuat darren menginginkannya.
Cukup dengan tertidur, marah, menggeram, berbicara,atau bahkan diam pun, darren sudah terbakar didalam. Memanas, dan bern\*fsu.
“ Sniiif. ” Tarikan nafas panjang ia lakukan lagi untuk menenangkan diri. sungguh pun, darren sudah begitu ingin membuat wanita ini telentang. lalu dinikmati nya sebelum makan malam.
Namun, darren tak boleh gegabah, ia harus menahannya. Pun masih harus membuat wanita ini tetap disini, sebelum raylie ditemukan.
Renata masih jatuh dalam dunia mimpi, saat dirasanya pula menjamah samping kepala dan rambutnya dengan perlahan.
Sentuhan itu rasanya nyaman, ia malah bergumam tak protes.mengikuti arah belaian itu saat masih menutup mata.
“ Hmm. ” wangi sandalwood yang maskulin, dekat dengan alam,menenangkan dan tidak tajam, yang keluar dari nadi tangan yang kekar itu,malah membuat ia menghirup nafas lebih dalam. merasa nyaman.
Darren semakin mendekat, karena respons tersebut, tak tahan dengan bibir Renata yang malah merekah. Segera didekatnya wajahnya ke sana.
Tinggal sedikit lagi, Darren akan menikmati bibir indah itu, saat Renata tersadar, dan membuka mata.
Ia melotot, dan tentu saja Darren tak berhenti.
Mulut b\*jingan lelaki itu tetap saja menangkap bibir atas renata, meng\*lumnya, menyusurkan lid\*hnya ke dalam.
“ Hk! ” renata tercekat. berkelahi antara sadar dan tidak sadar. Juga penolakan dan kenikmatan.
Ia meronta, tapi langsung tak berdaya, saat tangan Darren berpindah kasar dan mencengkeram rahangnya. Membuat renata agar tetap diam.
Sebelah tangan Darren menahan satu tangan renata. Sementara tangan yang lain, dibiarkan Darren melayang-layang memukuli lengannya.
Kesempatan memang ia berikan.
Namun, semakin deras hantaman yang diredam otot lengan dan juga punggung nya atas pukulan putus asa renata, maka semakin bringas pula his\*pannya di bibir itu.
Darren menambahkan intensitas ci\*mannya. membakar dengan panas. Ia mengurung mul\*t renata dengan miliknya. menguasai! menjajah! menaklukkan! menggeliat dengan menakutkan.
Bahkan bunyi decakan basah tercipta disana.
Kaki renata naik turun membongkar sprei, sampai pemberontakan nya kalah oleh rasa nikmat yang turut hadir. dari mul\*t dan menjalar ke seluruh tubuh.
Darren memang se-br\*ngsek itu.
Riak jejak kaki yang naik turun itu pun mulai melambat. tangan renata yang dari tadi memukul, berubah menjadi semakin pelan. Tempo nya melambat, tenaganya tak berarti. tarikan dikemeja darren malah menjadi cengkeraman-cengkeraman pegangan nikmat.
Renata pada akhirnya menyisakan perlawanan yang tidak berarti. Ia tak sadar mulut nya malan terbuka untuk Darren.
Lelaki itu pun semakin bergelora menikmati bibir renata dengan begitu membara.
Darren begitu rapat. begitu menekan. Begitu menggulati. Ujung hidung mancung dan kokohnya bahkan sampai menekan pipi Renata. menambah sensasi frustasi pada kelumpuhan nya.
Nafas mereka beradu. Tubuh kekar dan lebar itu setengah menindih.
Renata tak mau ini. namun, jemarinya malah naik merayap ke rambut Darren, mencengkeram nya sesekali dengan perlawanan tak berarti.
Lidah lelaki itu mengabsen setiap bagian dalam mulutnya, mengecap bib\*r dan setiap sisi dinding mul\*t manis Renata. Semua dijajah, langit-langit bahkan area bawah lid\*h nya yang empuk dan manis. geliatan lingual itu membawa sensasi nikmat yang tak bisa pula renata jelaskan.
Merasa nafas renata yang semakin kesulitan. Darren pun akhirnya berhenti.
Ia memberi jarak. kesempatan.
Dipandangi Darren bib\*r itu merah akibat ulahnya.
Perih di sekitar mulut pun dirasakan renata karena kebringasan lelaki itu berc\*mbu.
Matanya satu sejenak, lalu menajam lagi dengan marah diantara nafas terengah.
Darren langsung menarik salah satu sudut bibirnya. diakui renata iblis yang satu ini, punya wajah tampan dan senyuman mempesona. garis hidung dan dahinya sempurna. alis tebal nya memberikan tambahan ketegasan diwajah itu.
Dan matanya.... mata abu-abunya seakan mengandung kilat dalam badai berkabut. membuat renata tercekat sesaat.lalu begetar dalam gemuruh nya.
Sungguh, lelaki b\*jingan ini mempunyai wajah dominan yang mematikan. Punya aura yang sanggup membangkitkan dewi batin penuh g\*irah dalam tubuh wanita.
“ Tidur mu nyenyak sekali. sepertinya kau cocok berada di ranjang ku. katakan, apa kau memimpikanku? ” alis darren terangkat meledek renata.
Renata semakin mengencangkan rahangnya. menatap dengan semakin angkuh. “ Tidak! tapi aku sungguh berharap bisa memimpikan mu dan memb\*nuhmu dengan tangan ku sendiri. ”
Darren langsung menunjukkan deretan gigi putihnya dalam tawa. Sungguh wanita keras ini? tak peduli seberapa mulut dan lid\*hnya telah takluk dalam kekasaran darren yang sensual. namun, perkataannya tetap saja pedas dan tajam.
Benar-benar wanita yang menakutkan, tapi darren suka.... Makin suka! sangat suka!
TO BE CONTINUED