NovelToon NovelToon
SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: mama reni

Aksa harus menelan pil pahit saat istrinya, Grace meninggal setelah melahirkan putri mereka. Beberapa tahun telah berlalu, tetapi Aksa masih tidak bisa melupakan sosok Grace.

Ketika Alice semakin bertumbuh, Aksa menyadari bahwa sang anak membutuhkan sosok ibu. Pada saat yang sama, kedua keluarga juga menuntut Aksa mencarikan ibu bagi Alice.

Hal ini membuat dia kebingungan. Sampai akhirnya, Aksa hanya memiliki satu pilihan, yaitu menikahi Gendhis, adik dari Grace yang membuatnya turun ranjang.

"Aku Menikahimu demi Alice. Jangan berharap lebih, Gendhis."~ Aksa

HARAP BACA SETIAP UPDATE. JANGAN MENUMPUK BAB. TERIMA KASIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat Belas

Ghendis yang kelelahan menghentikan kerjanya. Dia ingat tadi Aksa berkata jika di balik lemari buku itu ada kamar. Dia lalu masuk dan membaringkan tubuhnya. Lima belas menit berlalu dia langsung terlelap.

Aksa yang baru selesai rapat langsung kembali ke kantor. Saat masuk ruang kerjanya, pria itu terkejut karena tak melihat Ghendis. Dia lalu bertanya dengan sekretarisnya, di mana istrinya berada.

"Kemana Ghendis?" tanya Aksa begitu Tuti masuk ke ruang kerjanya.

"Saya tak tahu, Pak. Tadi saya makan siang, tak tahu kemana Bu Ghendis. Mungkin keluar mencari makanan," jawab Tuti.

"Apa kamu tak jadi membelikan makan siang buat Bu Ghendis?" tanya Aksa dengan menghardik.

Tuti tampak terkejut dengan pertanyaan atasannya. Dia baru teringat jika Aksa tadi meminta dia untuk memesan makanan dan minuman untuk sang istri. Karena rasa cemburunya pada Ghendis yang duduk di kursi atasannya itu sehingga melupakan semua itu.

"Maaf, Pak. Saya lupa ...," jawab Tuti pelan dengan nada ketakutan.

Aksa tak percaya dengan jawaban yang dia dengar. Jadi sekretarisnya tak menyediakan makan siang. Apa Ghendis marah dan langsung pulang, pikir Aksa dalam hatinya.

"Terus cemilan dan jus juga tak kamu beri?" tanya Aksa dengan nada tinggi.

"Maaf, Pak. Saya benar-benar lupa. Saya lupa ada istri Bapak di ruangan. Setelah bapak pergi saya melanjutkan pekerjaan," ucap Tuti dengan ketakutan

Aksa langsung menggebrak meja dengan keras. Buku di atas meja jadi berantakan. Tuti hanya bisa menunduk. Dia menyesali diri sendiri kenapa bisa melupakan hal itu. Dia mengakui semua salahnya.

"Keluar ...! Kau cari tahu kemana istriku pergi!" ucap Aksa dengan suara tinggi.

"Baik, Pak!" ucap Tuti ketakutan. Dia lalu keluar dari ruangan dengan segera.

Sampai di ruangan kerjanya, Tuti bertanya dengan karyawan lain, apa ada yang melihat Ghendis. Semua karyawan mengatakan tidak melihat gadis itu keluar dari ruangan.

"Kenapa tak minta Pak Aksa periksa CCTV di ruangannya saja," saran seorang karyawan.

Mendengar saran itu Tuti sedikit lega. Kenapa dia tak berpikir kesana. Wanita itu lalu berdiri dan kembali berjalan menuju ruang Aksa.

Di dalam ruang kerjanya Aksa mencoba menghubungi ponsel Ghendis, dan ternyata berada di atas meja. Hal itu membuat Aksa makin kuatir.

"Kenapa dia meninggalkan ponselnya? Dasar ceroboh, jika terjadi sesuatu bagaimana? Bagaimana caranya minta tolong jika ponselnya ketinggalan begini?"

Aksa melihat ke meja dan memeriksa hasil kerja gadis itu. Sebagian tampak telah dia audit.

"Kerjanya sangat cepat. Pantas Pak Andre mengistimewakan Ghendis. Apa dia tak makan dan minum dari pagi, dan hanya mengerjakan semua ini?" tanya Aksa pada dirinya sendiri.

Tuti mengetuk pintu ruang kerja Aksa, dan terdengar sahutan dengan suara cukup keras. Sepertinya pria itu masih dalam emosi yang tinggi.

"Apa kau sudah tahu di mana istriku?" tanya Aksa dengan suara penuh penekanan.

"Maaf, Pak. Seluruh karyawan di lantai ini mengatakan jika istri Bapak tidak ada keluar dari ruang ini. Apakah mungkin dia masih berada di sini? Di kamar istirahat Bapak mungkin? Bapak bisa periksa CCTV," ucap Tuti pelan karena masih takut.

Wanita itu memang mengetahui ada kamar di ruang kerja ini karena hanya dia yang diizinkan masuk dan membersihkannya. Mendengar ucapan Tuti Aksa jadi teringat jika dia yang meminta Ghendis tadi masuk.

Tanpa melihat CCTV dulu, Aksa langsung menuju kamar tersembunyi itu. Tuti mengekor dari belakang. Saat pintu terbuka, langsung terlihat Ghendis yang terlelap. Pahanya cukup terekspos karena rok span yang dia pakai terangkat hingga pangkal paha.

Aksa menarik napas melihat pemandangan indah di depannya. Dia menutup pintu itu kembali. Memandangi Tuti yang tampak sedang bernapas lega.

"Pesankan makanan untuk istriku. Pasti dia belum makan!" ucap Aksa.

"Baik, Pak. Saya permisi!" ucap Tuti. Dia lalu beranjak dari ruang kerja itu.

Setelah memastikan Tuti pergi, Aksa kembali membuka pintu dan mendekati istrinya. Hampir tiga tahun dia tak melihat pemandangan indah begini. Jiwa kelelakiannya bangkit. Aksa duduk di tepi ranjang. Meraba paha mulus sang istri.

Ghendis yang merasakan ada tangan menyentuh kulitnya lalu membuka mata. Aksa dengan cepat menarik tangannya dari paha gadis itu.

"Mas Aksa ...," ucap Ghendis. Dia mencoba mengembalikan kesadaran sepenuhnya. Baru dia ingat di mana berada. Gadis itu lalu bangun dan tak menyadari jika pergerakannya yang cepat membuat roknya makin tersingkap. Aksa lalu membuang mukanya.

Ghendis bangun dan berdiri dari tidurnya. Merapikan pakaiannya. Wajahnya memerah karena malu, menyadari rok nya yang tersingkap.

"Kamu sudah makan?" Aksa bertanya untuk menghilangkan kecanggungan di antara keduanya.

"Belum ... mataku ngantuk. Jadi tidur dulu," jawab Ghendis.

'Apa di kantor kamu selalu begini? Tidur setelah bekerja dan melupakan makan?" tanya Aksa.

Ghendis menganggukan kepalanya. Diakui gadis itu jika kelemahannya adalah gampang ngantuk.

Di kantor, ketika jam istirahat sering dia gunakan untuk tidur. Dicky yang selalu menasehati dia agar makan dulu. Tapi Ghendis selalu tak mengacuhkan. Dicky akan mengalah dengan menemaninya tidur di ruang kesehatan kantor.

"Makanlah dulu! Aku tak kau sakit. Apa kata mama nanti jika tahu kau sakit. Pasti mengira aku memforsir tenagamu padahal kau yang telat makan," ucap Aksa.

Alis mata Ghendis terangkat mendengar ucapan pria itu. Sejak kemarin es kutup utara sepertinya sudah mulai mencair. Aksa mulai banyak bicara.

Aksa dan Ghendis lalu keluar dari kamar itu. Pria itu tampak berjalan dengan tergesa. Dia menarik rambutnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ada apa denganmu, Aksa. Hampir saja kau melakukan hal itu dengan gadis itu. Ingat Aksa, walau dia istrimu tapi ini kantor dan kalian juga belum dekat," gumam Aksa pada dirinya sendiri.

Tuti mengantar makanan yang dia pesan untuk Ghendis. Gadis itu duduk di sofa dan menyantap makanan itu segera. Tak ada rasa malu. Dia langsung memakan semua dengan lahap.

"Apa dia tak takut gemuk? Grace tak akan mau makan nasi sebanyak itu. Dan dia juga tak akan memakan itu semua, takut tubuhnya gemuk. Tapi gadis itu menyantap semuanya tanpa ada rasa takut. Badannya juga proporsional. Bagus. Apa dia rajin olah raga?" Banyak pertanyaan berkecamuk dalam pikiran pria itu. Matanya terus menatap tanpa kedip.

"Kenyang banget ...," ucap Ghendis setelah menghabiskan semua itu.

"Apa kamu selalu makan dengan porsi kuli begitu?" tanya Aksa dengan rasa ingin tahu.

Setahu Aksa, setiap wanita akan berpikir untuk menyantap semua hidangan itu. Mereka beralasan takut gemuk.

"Kenapa ...? Berpikir itu perlu tenaga ekstra dan itu di dapat dari makanan. Jika perut lapar, otak tak bekerja maksimal," jawab Ghendis.

Jawaban Ghendis membuat Aksa tersenyum. Hal itu membuat gadis itu takjub. Baru pertama kali dia melihat pria itu tersenyum.

"Ternyata Mas Aksa jauh lebih ganteng jika tersenyum begitu," ucap Ghendis.

Ucapan gadis itu membuat senyum Aksa langsung hilang. Ghendis menutup mulutnya menyadari ucapannya.

...----------------...

1
Cahyani Mursydianti
novelnya banyak bawang nya 😭😭
Irma Wangsa
Luar biasa
Soraya
apa diruangan ceo gak ada sofa buat nerima tamu selain kursi direktur kok ghendis bingung mau duduk dmn
Soraya
suka ghendis sama dcky
Soraya
jgn mau ditindas Gendis
Soraya
blg Gendis aku juga terpaksa menikah dgn mu jgn cuma didlm hati ngomong nya percuma Aksa gak dengar, lagi lagi harta
Soraya
mampir thor sllu cerita yang sama hutang budi
delfastri
munafik ente
delfastri
akhiri semuanya ndis..hidup cuma sekali..mengharap bahagia dari orang lain sama saja harakiri..bahagia kita sendiri yg ciptakan berawal dari hati senang dan lapang..lw hatimu dikit2 dikit2 sakitdan nelangsa gak bakalan bahagia..semua di kenndalikan otak ndis..gimana hatimu bisa bahagia w otakmu sudah tertanam mindset lw kamu gak bisa bahagia..optimislah ndis hidupmu berharga..pasti ada bahagia untukmu
Rahma Waty
kadian
thor. bikin aksa nyesel
Rahma Waty
Thor kata katamu luar biasa
Rahma Waty
luar biasa visualnya
Rahma Waty
suami Yang ego tudak akan pernah bertahan dengan perkawinannya
Rahma Waty
kata kata yg memyentuh hati. mantap thor
Nining Setyaningsih
Luar biasa
Susanah Amel
Kecewa
Susanah Amel
Buruk
𝓵𝔂𝓷𝓭𝓲𝓪🖤ᥫ᭡.
maaf, metafora nya salah, seharusnya "awan, terima kasih sudah menangis"
Mama Reni: Makasih kritiknya.♥️♥️
total 1 replies
Jetty Eva
kasihan Gendis juga tp gedek juga sama Gendis yg egois...klo ada rasa bersalah dlm dr dia ya itu wajar krn dia yg maksa utk melewari lampu merah hingga menyebabkan kecelakaan...dia ga boleh nyalahin siapapun...Aksa ikuti km krn ingin meminta maaf...bukan diam n dgr apa kata Aksa malah lari nyerobot lampu merah..
Miyagi Mitsui
jeng jeng jeng jeng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!