NovelToon NovelToon
Pernikahan Rahasia Gadis Culun & Dokter Dingin

Pernikahan Rahasia Gadis Culun & Dokter Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Balas Dendam / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis
Popularitas:61.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata juga mental yang kuat untuk marah-marah!)

Sheila, seorang gadis culun harus rela dinikahi secara diam-diam oleh seorang dokter yang merupakan tunangan mendiang kakaknya.

Penampilannya yang culun dan kampungan membuatnya mendapat pembullyan dari orang-orang di sekitarnya, sehingga menimbulkan kebencian di hatinya.

Hingga suatu hari, Sheila si gadis culun kembali untuk membalas orang-orang yang telah menyakitinya di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan part 2

Alunan musik DJ terdengar menggema di sebuah tempat hiburan malam di mana Maya dan teman-temannya membawa Sheila. Gadis polos yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat semacam itu hanya dapat menutupi telinganya, ketika alunan musik itu terasa akan memecahkan gendang telinganya.

"Ayo, kita duduk di sana!" Maya menunjuk sebuah tempat dimana ada beberapa pria yang duduk di sana. Sheila mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan itu dengan perasaan takut.

Tempat apa ini? Kenapa mereka mengajakku kemari? batin Sheila.

Gadis itu bergidik ngeri ketika melihat ada banyak wanita yang berpakaian setengah telanjang. Dan juga ada banyak orang yang terlihat sedang mabuk.

"Maya, aku mau pulang saja. Aku tidak mau lama-lama di sini."

"Ayolah Sheila. Ini adalah tempat hiburan paling keren di kota ini. Kau harusnya senang berada di sini." Maya mencoba membujuk Sheila, sambil melirik kedua temannya seolah meminta bantuan untuk membujuk si gadis culun itu.

"Tapi tempat ini sangat bising. Aku mau pulang saja." Sheila melirik kesana-kemari dengan perasaan tak menentu. Rasa takutnya sudah menjadi-jadi.

Maya kemudian menarik pergelangan tangan Sheila dan mendudukkannya di sebuah kursi panjang, lalu memesan minuman. Beberapa pria yang ada di sana terus memandangi Sheila dengan kekaguman, membuat gadis kecil itu merasa risih.

Kenapa mereka menatapku begitu? batin Sheila.

Sheila sudah semakin tidak nyaman dengan tempat itu, ingin segera pulang, namun Maya terus menahannya.

"Toiletnya dimana? Aku mau ke toilet." tanya Sheila.

"Itu di sana!" Maya menunjuk ke arah sudut ruangan itu, dimana toilet berada. "Tapi jangan lama, ya!"

"Baiklah. Aku akan ke toilet dulu." Sheila berdiri dari duduknya meninggalkan Maya dan beberapa orang yang ada di sana. Gadis kecil itu begitu takut berada di tempat yang baginya sangat tidak cocok untuk mereka yang masih remaja.

Sheila berdiri di depan cermin, memandangi pantulan dirinya malam itu terlihat sangat berbeda. Maya dan teman-temannya benar-benar menyulap Sheila menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Bahkan Sheila hampir tidak percaya jika yang dihadapannya adalah pantulan dirinya.

Hingga beberapa saat, Sheila masih enggan keluar untuk bergabung bersama Maya.

"Kak Marchel, aku takut. Aku mau pulang..." gumamnya dengan mata berkaca-kaca.

Di luar sana, Maya sedang melancarkan rencana jahatnya. Baru saja memasukkan serbuk ke dalam minuman yang dipesannya untuk Sheila. "Setelah ini, dia akan mabuk berat. Dan aku akan mengambil gambarnya dan menyebarkannya di sekolah. Dia pasti akan dikeluarkan oleh pihak sekolah."

Kedua teman Maya seakan begitu puas dengan kelakuan ketua geng mereka.

"Felly, coba kau lihat, si culun itu sedang apa. Kenapa dia sangat lama di kamar mandi," perintah Maya pada temannya.

Dengan segera, Felly menuju kamar mandi di mana Sheila sedang mengurung dirinya.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Sheila. Gadis itu pun segera membuka pintu. Tampak Felly berdiri di ambang pintu dengan senyum kepura-puraan.

"Apa yang kau lakukan di kamar mandi? Ayo, cepat keluar. Kita akan bersenang-senang." Felly menarik pergelangan tangan Sheila keluar dari kamar mandi, menuju kursi dimana Maya sedang duduk. Maya dan dua temannya yang gila pesta begitu menikmati acara malam itu.

"Ayo, Sheila... Duduklah!" ujar Felly.

"Minumlah!" Maya menyodorkan segelas minuman di hadapan Sheila. "Ayo minum! Kau akan merasa seperti melayang setelah meminumnya."

Gadis itu hanya menggeleng, sebab belum pernah sebelumnya dirinya meminum minuman seperti itu.

"Maya, Lyra... Ayo kita ke lantai dansa," ajak Felly yang begitu bersemangat

Maya dan seorang lainnya langsung berdiri, menuju lantai dansa. Sedangkan Sheila masih dia mematung di tempatnya, menggeser minuman di depannya ke tengah meja, sambil matanya melirik kesana-kemari dengan perasaan takut.

Di lantai dansa, Maya dan teman-temannya menikmati alunan musik yang bagi Sheila hanya akan membuat kepalanya terasa sakit. Pikirannya terus tertuju pada Marchel. Entah akan semarah apa suaminya itu jika mengetahui Sheila berbohong dan malah pergi ke tempat hiburan seperti itu.

"Kak Marchel, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau mereka akan membawaku ke tempat seperti ini," gumamnya.

Seorang pria kemudian mendekat pada Sheila, hendak mengajak berkenalan, namun Sheila menolak untuk bicara dengan pria yang tak dikenalnya, diam membisu di tempat duduknya.

****

Malam semakin larut.

Setelah puas lelah menari di lantai dansa, Maya dan teman-temannya kembali duduk bersama Sheila, dan tanpa banyak bertanya Maya meneguk minuman di depannya hingga tandas. Begitu pun dengan Felly dan seorang lagi yang langsung meneguk minuman beralkohol itu. Sementara Sheila hanya menatap mereka bertiga satu persatu.

"Kenapa kepalaku mendadak pusing, ya?" ucap Maya dengan suara seperti orang yang sedang mabuk.

"Kau minum terlalu banyak," ujar Felly.

"Tapi aku suka. Sheila ayo minum!" Maya memberikan gelas berisi minuman pada Maya, namun Sheila hanya menatapnya tanpa menyentuh minuman itu.

Kedua teman Maya pun saling tatap, mengapa justru Maya yang mabuk berat sedangkan Sheila masih segar. Tak menunjukkan gelagat mabuk sedikitpun. Bahkan kedua orang itu juga sudah mulai pusing setelah meneguk segelas minuman.

"Felly, ayo kita bawa Maya pulang saja. Dia sepertinya sudah mabuk berat," ucap seorang temannya.

"Baiklah, ayo kita bantu dia." Felly dan seorang. temannya membantu Maya berdiri, kemudian melangkah meninggalkan Sheila yang masih terdiam di tempat duduknya.

Sheila kemudian mengekor di belakang ketiga orang itu, hendak menuju pintu keluar. Namun, saat menoleh ke satu arah, mata Sheila pun membulat sempurna.

Terlihat Marchel sedang duduk bersama dua orang temannya yang setahu Sheila adalah dokter Willy dan juga Wira. Seorang teman yang pernah dikenalkan Marchel beberapa waktu lalu.

"Itu kan Kak Marchel bersama teman-temannya."

Sejenak Sheila melupakan Maya yang sudah meninggalkan tempat itu. Kemudian berjalan mendekat ke arah sebuah pilar dan bersandar di sana sambil mengintip Marchel.

"Sepertinya mereka sedang mabuk," gumamnya ketika mendengar suara Marchel yang berat.

"Berhentilah minum, Marchel... Kau sudah mabuk!" Suara Willy terdengar berat memperingatkan Marchel untuk tidak minum lagi. Padahal dirinya pun sedang dalam keadaan mabuk.

"Iya, benar. Kau kan seorang dokter. Kau akan merusak reputasimu sebagai seorang dokter," tambah Wira dengan sisa-sisa kesadaran.

"Biar saja. Aku ingin melupakan semuanya. Biarkan aku minum!" sahut Marchel sambil kembali meneguk minuman beralkohol itu.

"Memangnya apa yang ingin kau lupakan?" tanya Wira.

"Semuanya. Aku sudah lelah dengan semua ini. Aku tidak sanggup lagi. Hidup dalam kepura-puraan itu sangat menyakitkan. Aku tidak bisa melupakan Shanum. Aku lelah terus berpura-pura bisa menerima Sheila sebagai istriku. Aku merasa tidak sanggup terus berpura-pura."

Bagai petir menyambar. Sheila dapat mendengar dengan jelas setiap kata yang keluar dari mulut suaminya itu. Ternyata semua perlakuan baik Marchel selama ini padanya hanya pura-pura. Marchel sama sekali belum bisa menerima kehadiran Sheila.

"Kau sudah gila, Marchel. Kau juga Wil. Kalian berdua butuh dokter, meskipun kalian sendiri adalah seorang dokter!" maki Wira sambil tertawa.

"Diam kau, Wira! Memang kau tidak butuh dokter, lihat dirimu juga mabuk!" balas Willy.

Sementara Sheila masih membeku di tempatnya berdiri. Bibirnya terkatup rapat demi menahan air mata.

Pura-pura? Jadi selama ini, semua perlakuan Kak Marchel hanya pura-pura. batin Sheila.

*****

1
ayli
Halah dari kemarin minta maaf terus , tapi diulangi lagi😾😼
Gina Savitri
Klo nggak salah di ceritanya willy emang suka shanum tapi marchell nggak tau terus ketemu elsa secara nggak sengaja
Gina Savitri
Tuh sheila kan mau memaafkan dr marchell kalau anaknya kembali, skrng tuhan mengabulkan doanya dr marchell
Gina Savitri
Chella batin nya kuat nggak mau di tinggal mama dan papa nya
Dasar audry jahat misahin anak dari orang tuanya 😡
Gina Savitri
Fix ini michella di tuker sama bayi yg meninggal sama audry soalnya kan sempet buka pintu ruangan bayi waktu suster sibuk mengurus bayi yg meninggal
Gina Savitri
Curiga klo audry udah nuker anak nya sama bayi yg meninggal 🤔 soalnya audry kedapatan buka pintu ruangan kan pas suster sibuk mengurus bayi yg meninggal 🙄
Galih Pratama Zhaqi
kl kejahtan dibls dg kejhtan sm saja berarti kita jg tdak jauh beda dg mereka yg jahat, apapn yg orng ln perbuat dg kita Alloh tdak tidur biarkn Alloh yg memblas kjhtan orngln kekita. krn aku sdah prnh mengalaminya percayalah bhwa Yang Maha Kuasa lebih adil .
Gina Savitri
Curiga klo anaknya di tuker sama audry soalnya kan sempet ngebuka pintu ruangan bayi waktu denger ada bayi meninggal 🤔
Gina Savitri
Ibu mertua bodoh, audry jahat mau di angkat jadi mantu mencelakai ibu mertua sendiri aja berani, apalagi mencelakai sheila ya lebih berani pastinya
Gina Savitri
Jelasin lah sheila knp bisa tiba2 hamil anak marchel masa diam aja di tuduh begitu 😢
Gina Savitri
Semua bilangnya mau melindungi sheila tapi kok pada sibuk sendiri2 😡
Gina Savitri
Ternyata rayhan bukan anak sekolah asli makanya jagain sheila ilang2an mulu 🙄
Gina Savitri
Rayhan juga bego banget masa jadi pelindung sheila setengah2 sampai bisa maya mau menjebaknya eh malah terjebak sama suami sendiri 😣
Gina Savitri
Marchel bnr2 bodoh, masa sheila di tinggal sama ibunya yg jahatnya nggak ketulungan..
Mending sheila di rumahnya sama bi yum, lebih aman..
Gina Savitri
Marchel itu bodohnya nggak ketulungan, masih aja nggak ngerti knp sheila nggak mau pakai fasilitas di rumahnya 😏
Gina Savitri
Sheila bodoh udah sakit hati masih aja main tinggalin marchel, harusnya di situ aja sampai dia sadar
Biar marchel menyesal sama semua ucapannya
Gina Savitri
Ceroboh marchel udah tau sheila banyak yg nggak suka knp malah di lepas gitu aja tanpa di kawal 😐
Gina Savitri
Sheila punya rumah knp nggak di rumahnya aja dulu daripada bahaya di tinggal sama orang2 yg membencinya
Gina Savitri
Cantik berkelas dari mana audry, murahan yg ada 😏
Gina Savitri
Nah gitu tegas melawan sama ibu yg punya kelakuan nggak baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!