Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Ustad Basri
Ustad Basri langsung istigfar ketika baru pertama kali masuk rumah dan melihat bagai mana keadaan Diana yang sudah seperti mayat hidup, walau tidak banyak tau soal hal ghaib. namun Ustad Basri bisa tau bahwa Diana sedang di santet oleh seseorang karena ulah nya yang tidak tau diri, namun dia tidak langsung bilang karena takut menyinggung perasaan keluarga.
Apa lagi setelah melihat Bu Hasnah yang terus menangis tidak mau diam, nanti yang ada malah akan tambah histeris karena tau putri nya sudah di santet orang. mereka pasti akan langsung menyalahkan orang yang sudah membuat santet, tanpa melihat dulu bahwa Diana adalah pelaku utama di sini.
Maka Ustad Basri mendatangi Deni yang menurut nya paling bisa untuk di ajak bicara, sebab ini juga tidak bisa bila mau langsung mengambil langkah untuk di obati. haru ada pembicaraan dulu dengan keluarga nya, supaya mereka tau bahwa Diana memang bukan sakit biasa melainkan karena teluh dari seseorang.
Ustad Basri juga tau siapa yang sudah melakukan hal ini pada Diana, tapi tidak akan ia katakan pada Deni atau siapa pun karena ini nanti malah mengundang keributan, dia bertekad akan bicara sendiri nanti dengan orang yang sudah membuat Diana celaka sampai separah inu keadaan nya sekarang di rumah.
"Ada yang Ustad perlukan?" Deni cepat tanggap memang orang nya.
"Maaf ya bukan saya lancang sampai bicara begini, tapi adik mu terkena teluh yang sangat ganas." Ustad Basri mulai bicara.
"Astagfirullah, ya allah bagai mana ini?!" Deni mengusap wajah nya kasar.
"Mungkin tanpa saya bilang pun sampean sudah tau siapa orang nya, tapi tolong jangan langsung mendatangi dia." ucap Ustad Basri.
Deni terdiam karena hati nya sudah yakin bahwa ini memang ulah Novan atas rasa sakit hati yang sudah Diana berikan, mungkin setiap ornag akan beda beda meluapkan rasa kesal dan juga sakit hati atas apa yang sedang menimpa hidup mereka.
Dan ini adalah salah satu cara Novan untuk membalas sakit hati nya, tidak bisa mau menyalahkan Novan karena sudah membuat santet untuk Diana. lagi pula memang salah nya Diana sendiri, karena dia begitu murah pada pria laun yang baru di kenal, sedangkan kekasih nya saja ada dan selalu menuruti apa pun yang Diana mau.
"Saya yang akan bicara dengan dia." janji Ustad Basri.
"Baik lah, tolong bujuk dia untuk menarik santet ini ya, Pak Ustad." pinta Deni bersungguh sungguh.
"Sebisa mungkin akan saya bujuk, semoga saja dia memang mau untuk menarik nya." harap Ustad Basri juga penuh harap.
Ustad Basri mendatangi Diana dan meminta Deni untuk mengambilkan daun pandan, tak lupa juga meminta air satu baskom yang di beri garam kasar. Ustad yang belum seberapa tua ini membaca doa yang sudah ia hapal di luar kepala, meminta tolong pada allah agar bisa menyelamat kan salah satu hamba nya ini.
"Ini air nya, Ustad." Ria meletakan di sebelah Ustad.
"Terima kasih." Ustad Basri masih menunggu Deni yang sedang mengambil daun pandan.
Sementara itu Deni di belakang mengambil daun pandan yang sudah tua, sengaja di pilih yang bagus bagus sebanyak tujuh lembar, dia santai saja karena tidak punya firasat apa pun walau hari sudah malam juga sekarang. suara burung hantu saja yang terdengar, Deni adalah tipe orang yang tidak penakut.
"Ya allah, apa Diana masih bisa selamat?" Deni saja ragu.
Sebab di lihat dari sakit nya yang sangat parah itu, sekarang saja dia tidak bisa bergerak atau pun bicara. kemungkinan untuk hidup paling hanya tinggal dua puluh persen saja, dalam posisi ini sekarang, Deni sama sekali tidak membenci atau pun menyalahkan Novan. sebab dia sadar diri bahwa ini memang salah Diana sepenuh nya, cinta Novan sudah sangat luar biasa itu masih juga di khianati dengan pria lain yang belum tentu sebaik Novan.
Grosaaak.
"Allahu akbar!" Deni kaget karena mendadak ada suara di tengah pandan.
Tampak ada putih putih yang menyembul di tengah pandan, Deni penasaran juga ingin melihat apa itu. apa lagi dia semakin di lihat rasa nya semakin tinggi saja, maka Deni pun mendekati dengan hati hati. agak takut bila itu hewan buas, bisa mati dia terkam.
"Hohohooooo...
"Allah, Allah, Allah!"
Mulut Deni hanya mengingat nama tuhan nya saja ketika benda putih yang di kira hewan itu muncul menampakan diri bersama dengan tawa nya, Deni sadar bahwa pocong ini lah yang punya tentakel dari mulut yang sudah menarik Diana kedalam rawa saat itu.
Namun pocong itu tertarik pada Deni dan dia hanya menampakan diri sebentar, mungkin saja karena Deni terus menyebut Allah sehingga dia merasa kepanasan lalu pergi dari sana. Deni yang tersadar segera lagi meninggal kan halaman belakang, nafas nya terengah engah sambil membawa daun pandan tujuh lembar.
"Lama sekali ambil pandan nya, Den." Pak Bujang sudah tidak sabar.
"Aku pilih yang bagus, Pak." dusta Deni tidak ingin cerita masalah pocong.
"Ya sudah, cepat berikan pada Ustad Basri." suruh Pak Bujang.
"Ini daun pandan nya, Ustad." Deni memberikan sesuai dengan permintaan nya Ustad Basri.
"Terima kasih." Ustad Basri memasukan ujung daun pandan kedalam baksom.
Diana masih terbujur dengan mata terbeliak serta mulut nya juga terbuka lebar, yang paling parah mulut nya mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap, bila tidak kuat maka orang pasti akan muntah mencium bau nya yang begitu luar biasa sekali.
"Tolong bantu saya dengan doa doa juga ya." pinta Ustad Basri.
"Baik, Ustad." semua nya menjawab serentak.
Rumah Pak Bujang jadi bersuara dengan doa doa yang Ustad Basri bimbing, daun pandan yang sudah di celup kan itu di ambil lalu di pukul kan pelan di tubuh nya Diana. gadis ini langsung bereaksi seolah mau terpental jauh, namun kemudian diam lagi.
"Pergi lah wahai setan yang terkutuk, jangan kau buat hidup gadis ini sama seperti mu." ujar Ustad Basri memukul tubuh Diana dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Wuuussshh.
Braaaak.
"Ustad!"
"Bantu Ustad berdiri." pekik Pak Bujang kaget setengah mati.
"Ya allah!" Joni masih ada di sana juga dan dia sangat kaget.
Ustad Basri seperti di lempar atau di tendang oleh kekuatan yang sangat besar hingga tubuh dia terpelanting menabrak dinding rumah nya Diana, sontak Ustad ini muntah darah karena tidak kuat menahan serangan yang sangat besar ini, Deni memapah nya untuk bangkit lagi walau pun tubuh Ustad jadi lemas.
hrus ny jgn lgsg bilng soal cinta dia k purnma krn lgsg trsinggung..
kmu dekti lh pelan2 kn sudh di bilngin purnm klo bagas gk suka mnggebu gebu ngejr dia intiny tlten sabar.. psti bkl lluh deh bljr sabar dr kakaku xiefa