NovelToon NovelToon
Home

Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Angst / Ibu Tiri
Popularitas:973.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: SunFlower

Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang sangat ingin merasakan kehangatan dalam sebuah rumah. Tentang seorang gadis yang mendambakan kasih sayang dari keluarganya. Seorang gadis yang di benci ketiga kakak kandungnya karena mereka beranggapan kelahirannya menjadi penyebab kematian ibu mereka. Seorang gadis yang selalu menjadi bulan- bulanan mama tiri dan saudara tirinya. Kehidupan seorang gadis yang harus bertahan melawan penyakit mematikan yang di deritanya. Haruskah ia bertahan? Atau dia harus memilih untuk menyerah dengan kehidupannya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#5

"Apa kamu kesini sendirian?" Tanya dokter setelah mendengarkan keluhan Keyla. Keyla pun menganggukkan kepalanya.

"Apa kamu bisa menghubungi wali mu? Ada yang ingin saya bicarakan dengan mereka." Ucap dokter.

"Tidak bisakah berbicara langsung dengan saya dok?" Tanya Keyla.

"Apa tidak ada satupun dari keluargamu yang bisa di hubungi?"

"Mereka semua berada di luar negeri dok." Keyla terpaksa berbohong. Jika pun ada yang bisa di hubungi itu tidak bisa menjamin salah satu dari mereka akan datang.

"Saya ingin meminta persetujuan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan lanjutan guna memastikan diagnosis.."

"Maksud dokter?" Potong Keyla. Entah kenapa ia memiliki firasat yang tidak mengenakkan.

"Karena usia kamu masih terbilang di bawah umur, saya memerlukan izin dari wali kamu untuk melakukan pemindaian dengan MRI atau CT scan." Jelas dokter.

"Tapi tahun ini usia saya sudah genap tujuh belas tahun dok. Jadi saya rasa saya sudah bisa mengambil keputusan untuk diri saya sendiri." Ucap Keyla yang membuat dokter memandangnya cukup lama.

"Baiklah jika itu keputusanmu." Putus Dokter. "Silahkan kamu mengikuti suster."

Setelah melakukan serangkaian pemerikasaan, Keyla kembali memasuki ruangan dokter untuk mengetahui hasilnya.

"Bagaimana dok?" Tanya Keyla tanpa menunggu lama.

"Kita baru bisa mengetahui hasilnya besok. Jadi jika memungkinkan besok saat kamu kembali kesini bawa walimu."

Keyla hanya terdiam. "saya rasa tidak mungkin jika semua keluarga kamu tidak perduli dengan mu dan membiarkan kamu hidup sendirian." Ucap dokter lagi.

"Sayangnya memang mereka tidak ada lagi yang peduli denganku." Batin Keyla.

.

.

Pagi ini sesuai dengan ucapannya, Mahen datang untuk sarapan bersama dengan Keyla.

"Tunggu sebentar ya kak." Ucap Keyla saat melihat kehadiran Mahen.

Setelah menata semua masakannya di meja makan, Keyla bergegas memanggil Mahen.

"Ck.. Mau kemana kamu? Temani aku sarapan". Ucap Mahen dengan nada kesalnya.

Keyla melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 6.15. "Tapi kak.."

"Temani aku sarapan." Potong Mahen sambil mengisi piring kosong lalu meletakkan di meja. " Nanti aku yang akan mengantarmu."

Keylapun hanya bisa menghela nafasnya.

Selesai dengan makannya Keyla bermaksud untuk membersihkan piring kotor yang ada di atas meja. Saat berjalan menuju tempat cuci piring tiba- tiba ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh yang menyebabkan piuring kotor yang ia bawa pecah berserakan di lantai.

Mahen yang mendengar kegaduhan segera berjalan menuju dapur menghampiri Keyla dengan perasaan khawatir.

Keyla bergegas menutup kepalanya dengan perasaan takut saat melihat Mahen yang mendekat ke arahnya. "Maafkan Key kak. Keyla tidak sengaja." Ucapnya sambil memejamkan kedua matanya saat melihat Mahen mengulurkan kedua tangannya.

Mahen meraih tangan Keyla yang masih berusaha melindungi kepalanya. "Kamu nggak papa?" Tanya Mahen dengan nada khawatirnya. "Apa ada yang luka?" Tanya Mahen lagi. Keyla tertegun saat melihat raut muka khawatir yang Mahen tunjukkan.

Keyla mengalihkan pandangannya dan melepaskan tangannya yang berada di dalam genggaman tangan Mahen. "Maaf kak. Key nggak sengaja." Ucap Keyla sambil meraih pecahan- pecahan piring yang berserakan.

Mahen kembali meraih tangan Keyla. "Kakak bertanya padamu Key. Apa ada yang terluka?" Tanya Mahen sekali lagi.

Keyla menggelengkan kepalanya tidak berani menatap wajah sang kakak. "Key baik- baik saja kak." Keylapun kembali berusaha untuk melepaskan tangannya.

"Biar kakak yang bersihkan. Lebih baik kamu bersiap- siap untuk berangkat sekolah."

Mahen menatap tajam wajah adiknya saat melihat Keyla yang ingin membantah ucapannya.

Selesai membersihkan kekacauan di dapur Mahen bergegas menghampiri Keyla yang sedang menunggunya.

Mahen mengusap kepala Keyla yang tertunduk. "Ayo." Keyla tertegun saat merasakan kepalanya yang di usap lembut oleh Mahen.

"Ayo kita berangkat." Ajak Mahen lagi, tapi kali ini dengan menarik pergelangan tangan Keyla.

Di sepanjang perjalanan senyum Keyla tak pernah luntur karena perlakuan manis Mahen. Mobil Mahen berhenti tepat di depan gerbang sekolah Keyla.

Saat Mahen ingin memberi usapan Keyla reflek kembali mengangkat ke dua tangan untuk melindungi kepalanya.

"Keyla masuk dulu. Terima kasih kak." Ucapnya sambil membuka pintu dan langsung melangkahkan kakinya dengan tergesa- gesa meninggalkan Mahen yang tertegun menatap dirinya.

"Apa Keyla pikir aku akan memukulnya?" Tanya Mahen sambil menatap punggung Keyla yang semakin menjauh dengan tatapan sendu.

.

.

"Kamu kemarin kemana Key?" Tanya Aga saat Keyla baru saja memasuki kelas. "Apa kamu tahu aku menunggumu di depan sekolah hampir 1 jam."

"Maaf. Kemarin kak Mahen tiba- tiba saja datang menjemput." Jawab Keyla.

"Lalu kenapa kamu nggak memberi tahu aku?" Protes Aga yang membuat Keyla sedikit merasa bersalah.

"Bagaimana caranya. Orang kak Mahen langsung suruh aku naik moobilnya." Jawab Keyla.

"Kamu kan bisa kirim pesan Key."

Keyla menggaruk tungkuknya yang tidak gatal. "Aku bahkan lupa menaruh ponselku dimana?" Jawab Keyla yang membuat Aga semakin merasa kesal. "Maafkan aku Braga Ganendra Putra." Ucap Keyla sambil menunjukkan puppy eyes andalannya.

"Berhenti menunjukkan wajah seperti itu." ucap Aga sambil mengalihkan pandangannya.

"Bukankah aku terlihat imut?" Tanya Keyla sambil menatap Aga dengan wajah centilnya.

"Kakimu kenapa Key?" Tanya Aga sambil sedikit mengangkat rok Keyla sehingga menampakkan lututnya yang terluka. "Kapan kamu terluka? Kenapa nggak kamu obati? Apa nggak sakit?" tanya Aga beruntun.

"Satu- satu Ga. Aku juga nggak tahu kapan terlukanya. Apa mungkin tadi pagi ya." jawab Keyla sambil berusaha mengingat- ingat. "Kenapa nggak di obati? ya karena aku nggak sadar saat terluka."

Aga menatap Keyla heran. "Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Keyla.

"Are you okey?" Tanya Felicia yang sedari tadi hanya menyimak percakapan antara Aga dan Keyla.

"Tentu saja Fel. Kalau aku nggak baik- baik saja mana mungkin aku bisa berada di hadapanmu sekarang." Jawab Keyla sambil menoleh ke belakang.

Sepanjang pelajaran Aga berulang kali mencuri pandang ke arah Keyla yang berulang kali memijit pelipisnya.

Aga meraih tangan Keyla lalu di genggamnya. "Key."

Keyla menoleh lalu tersenyum ke arah Aga. "Aku baik- baik saja Ga. Sudah lebih baik kamu fokus belajar." Jawab Keyla.

.

.

Bell istirahat berbunyi. Aga segera menarik tangan Keyla dan menuntunnya menuju UKS.

"Kenapa kesini?" tanya Keyla. "Aku lapar Ga." Protes Keyla yang tidak di hiraukan Aga. "Aga."

"Iya Key. kita obati dulu luka kamu ya." Jawab Aga sambil mendudukkan Keyla di kursi yang berada di dalam ruang UKS. "Feli dan Nico sudah aku suruh untuk memesankan kita makanan."

Aga kembali menyikap rok Keyla untuk mengobati luka yang ada di kedua lututnya yang sekarang terlihat sedikit memar di sekitar lukanya. "Ini sebenarnya kenapa Key?" Tanya Aga saat melihat secara jelas luka Keyla.

"Shh.. " Aga sedikit mendesis. ia meniup pelan luka Keyla sambil membersihkannya dengan menggunakan alkohol.

"Bilang ya Key kalau sakit." Ucap Aga sambil menatap wajah Keyla yang terlihat biasa saja.

"Apa ada yang perlu aku bantu?" Tanya Reina.

"Hei Rei." Sapa Aga sambil tersenyum. "Giliran jaga."

Reina menganggukkan kepalanya. "Keyla kenapa?" Tanya Reina. Ia meringis saat melihat luka di kaki Keyla.

"Sini biar aku saja yang obati." Ucap Keyla lalu mengambil alih untuk membersihkan luka Keyla.

"Terima kasih." Ucap Aga dan Keyla bersamaan yang di balas senyuman oleh Reina.

1
Sumini Ningsih
serba salah. sih emang buat mahsn
Sumini Ningsih
kasihan sekali kamu kay
Anonymous
suster tasya
Anonymous
berbelit2
Anonymous
masak kakak2 keyla bego banget thor
guntur 1609
bulshit kau kenan
guntur 1609
maaf..maaf..terus habis tu diulang lagi
guntur 1609
bagus tuh key. buat hidup mereka dalam penyesalan
guntur 1609
salah kau sendiri. karna kau yg mendidik kezia sprti tu
guntur 1609
dasat bodat kalian semuanya. enak saja kalian memaafkan sofi. bagaimana selama bertahun2 kalian siksa dia..bisa gak kalian. kalau kalian dibalik keadaanya. enak ja ngomong maaf
guntur 1609
masih gak sadar juga
Anonymous
permasalahan tlg diselesaikan one by one, sofia blm selesai tambah lagi eprsoalan kd campir aduk
Anonymous
suster tasya ada something wrong, jgn reina atau aini anaknya
guntur 1609
seperti ni ygvbagis sikapmu tegas. jangan mudah ditindas. terutama sm kenan
guntur 1609
lrmah kali pun kau key. kenan gak cocok kau bilang ayah. dan kenapa kakamu cepat kali kau terima
guntur 1609
ya gak sabar konfliknya. kapan key kasih tahu penyebab kecelakaan mamanya
guntur 1609
kenapa keyla gak mengatakan yg sebenarnya kalau kecelakaan mama mereka tubdiaebabkan oleh ayah merrka sendiri. panatas anak perempuan mereka di bilang key anak haram
Anonymous
la katanya keyla mau bongkar rahasia sofia, kpn thor
guntur 1609
ahh ceoat kalai memafkan kedua bajibgan ni
guntur 1609
gak sanggup aku bacanya...sedih x
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!