Ketika tombak itu dihunuskan ke arahnya, Qu Fengxiao sudah tidak memiliki terlalu banyak harapan lagi untuk mengembalikan segalanya seperti semula. Satu-satunya keluarga yang ia punya membunuhnya. Dia jatuh ke dalam keputusasaan. Tapi siapa sangka, dia akan terbangun di dunia lain di mana teknologi lebih maju dari duniannya. Ditambah, dia harus berurusan dengan ilmuwan gila dari sebuah institusi raksasa yang terhubung dengan keluarganya.
Belum selesai dengan itu, tiba-tiba seseorang mengajaknya menikah dan membuatnya bingung dengan keberadaan dua pria yang terlihat mirip di dua dunia.
"Tuan Dewa Kuno, kau tidak sedang mempermainkanku, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chintyaboo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Tamu Tak Diundang
“Itu ... benar-benar kamu?”
Qu Fengxiao mengerutkan kening dan memegang kepalanya yang sakit. Matanya dipenuhi kabut hitam dan membuat kesadarannya terganggu.
“Kau baik-baik saja?” Roh Guntur cemas.
Lucas ragu-ragu ingin menyentuh bahu Qu Fengxiao, tapi dia ketakutan. “Ibu ....”
“Aku tidak tahu. Tapi seperti ada seseorang menarikku.” Dia menoleh ke arah Lucas. “Kamu pergi bersama Xiao Lei dari sini. Cepat!”
“Tapi ....”
“Cepat!” Roh Guntur kembali ke sosok bulatnya dan terbang ke arah Lucas. Dia menarik Lucas keluar dari mobil dan menghilang.
Qu Fengxiao melihat ke depan dengan mata berkabut. Ia mengepalkan tinju, menahan gejolak aneh dalam kesadarannya. Dia merasa seperti akan dikendalikan sesuatu.
Di luar sana, Huo Yuzheng berdiri tegak melihat ke arah Qu Fengxiu. Dia sudah merasa ada sesuatu di mobil dan Roh Guntur telah membawa Lucas pergi. Tersisa Qu Fengxiao.
Retakan di langit seolah tidak memengaruhinya, membuat Qu Fengxiu sedikit heran.
“Menarik.” Dia tersenyum jahat.
Retakan lainnya muncul lagi. Meski lebih kecil, tapi memiliki jumlah yang sangat banyak. Retakan itu muncul di sekitar Huo Yuzheng dan berusaha melahapnya di tiap langkah yang ia lalui.
Dalam sejarah, tidak pernah ada yang bisa mengendalikan retakan ruang selain Dewa Ruang, apalagi menanganinya.
Satu-satunya kemungkinan adalah Qu Fengxiu membawa retakan itu ke bumi dari tempat lain. Pembatas dunia rusak. Qu Fengxiu mengambil kesempatan itu untuk menghapuskan aturan dunia di tubuhnya dan melampaui batas semesta hingga terjadi retakan ruang.
Para dewa memiliki aturan yang tidak bisa dihindari saat memasuki alam lain. Seperti alam fana di mana kekuatan para dewa akan ditekan dalam batas tertentu untuk menghindari ketidakseimbangan.
Qu Fengxiu melanggar batasan itu. Membawa kekuatan dewanya ke alam fana.
Huo Yuzheng tidak akan menyangka dia segila itu. Sudah cukup mengkhianati kembarannya sendiri. Tapi dia malah menentang segala batasan yang telah ditetapkan dunia. Sangat arogan.
Huo Yuzheng menghindari retakan sebisanya. Tapi bagaimanapun dia adalah manusia. Retakan itu berhasil melukainya dan nyaris membawa jiwanya ke alam lain.
Karena perlawanan itu, Qu Fengxiu semakin tertarik mempermainkannya.
“Cukup!”
Cahaya biru melesat dengan kecepatan tinggi. Sebuah panah dilepaskan ke arah Qu Fengxiu membawa hawa dingin ekstrem yang luar biasa. Namun sayangnya, panah itu tidak bisa bertahan terlalu lama dan hancur begitu saja tepat di depan targetnya.
“Kita bertemu lagi, Xiao Xiao,” sapanya.
Qu Fengxiao yang masih berusaha mempertahankan kesadarannya tampak terengah-engah. Dia bisa runtuh kapan saja. Tapi tatapannya yang marah dan emosional menutupi tampilan kesulitannya. Dia lebih terlihat seperti akan lepas kendali.
“Jangan lakukan ... jangan ....” Qu Fengxiao jatuh setengah berlutut dan memuntahkan seteguk darah. Mata merahnya terus berkabut.
Rasanya sangat sakit. Kepalanya terasa seperti akan meledak kapan saja. Tubuhnya bergetar hebat dan urat-urat hitam menjalar di tubuhnya.
Huo Yuzheng yang ingin mendekat langsung ditebas oleh Qu Fengxiu.
“Siapa kau mendekati adikku?” Qu Fengxiu mendengus. “Lemah.”
Huo Yuzheng mampu bertahan dari tebasan, tapi dia juga terluka. Qu Fengxiao hanya melihatnya tanpa daya dan fokus pada rasa sakitnya sendiri.
“Sebaiknya kau tidak terus melawan. Jangan membuat usahaku membangkitkan darah iblismu menjadi sia-sia.”
“Ternyata benar ....” Qu Fengxiao menunduk dalam-dalam dan tertawa. Tawanya terdengar miris. Dia mendongak menatap Qu Fengxiu dengan kemarahan di matanya. “Kau ... sudah gila.”
Padahal Qu Fengxiu tahu kalau darah iblis di tubuhnya bangkit, maka dia akan mati. Qu Fengxiao benar-benar sangat marah dan kecewa.
Qu Fengxiu tampak tidak peduli pada kekecewaan Qu Fengxiao. Dia mendengus, lalu melihat ke arah retakan di langit.
“Kau selalu seperti itu. Sudah kukatakan untuk tidak terlalu lembut pada manusia. Makhluk munafik itu sama seperti para dewa di Alam Dewa yang sok suci. Setelah menyempurnakan garis darah, tidak ada lagi yang akan memandang kita sebagai campuran yang kotor. Xiao Xiao, kau harus memahami niat baikku.”
Niat baik? Qu Fengxiao justru semakin marah mendengar kata-katanya. Meski dia tidak menyukai mereka yang memandangnya rendah sebagai campuran, tapi masih banyak orang yang tidak bersalah terseret ke dalam masalah ini. Qu Fengxiao tidak ingin menjadi monster yang dikatakan orang-orang.
“Simpan niat baikmu untuk dirimu sendiri.” Qu Fengxiao berdiri dan menarik anak panahnya lagi. Dia melompat ke langit, lalu melepaskan anak panah.
Kekuatannya saat ini tidak memungkinkan untuk melawan Qu Fengxiu. Tapi dia tidak bisa membiarkan Qu Fengxiu tetap di sini dan membuat kekacauan menjadi lebih buruk. Retakan yang muncul semakin banyak semakin lama dia di sini.
Jumlah anak panah yang dilepaskan semakin banyak. Namun, kekuatan Qu Fengxiao semakin lemah. Muntah darahnya lebih sering hingga memberi warna merah pada bibir pucatnya.
Huo Yuzheng terbang ke langit untuk menangkap Qu Fengxiao yang sudah oleng. Dia segera membawa Qu Fengxiao menjauh dari Qu Fengxiu, selagi pria itu sibuk dengan anak panah es yang diciptakan Qu Fengxiao.
Retakan demi retakan terus muncul. Gerakan Huo Yuzheng cukup cepat untuk menghindari retakan dan pergi sejauh mungkin. Namun, Qu Fengxiu tiba-tiba muncul dari salah satu retakan dan mencekik leher Huo Yuzheng dengan kuat.
“Sudah kukatakan. Siapa kau mendekati adikku?”
Qu Fengxiao langsung menekannya dengan kekuatan spiritual. Qu Fengxiu akhirnya melepaskan cekikan. Tapi sebuah tombak tiba-tiba melayang di hadapannya dengan kekuatan yang besar, membuatnya harus mundur dan melepaskan dua orang itu.
Qu Fengxiao merasa tidak ada gunanya terus melarikan diri. Dia segera memikirkan cara dan melihat ke arah Huo Yuzheng.
“Kau percaya padaku?”
Huo Yuzheng menatapnya, mengangguk.
Qu Fengxiao menggigit bibirnya kuat-kuat, merasa ragu-ragu sejenak. Ia pun akhirnya memalingkan wajah ke arah Qu Fengxiu mengejar.
“Mungkin sudah saatnya aku kembali. Huo Yuzheng ... terima kasih.”
Qu Fengxiao menciptakan es di tangannya. Saat menyentuh dada Huo Yuzheng, es itu dengan cepat menyebar untuk membekukannya.
Huo Yuzheng terkejut. “Kau ....” Dia menggenggam lengan Qu Fengxiao dengan kuat. “Kau baru saja kembali. Aku akan menanganinya—”
Qu Fengxiao menggeleng. “Ini masalahku. Kamu sudah cukup banyak membantu. Aku tahu hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Jadi ... kau harus hidup dengan baik.”
Qu Fengxiao menyebarkan esnya lebih cepat dan mendorong Huo Yuzheng jauh-jauh. Seperti ada sesuatu yang menariknya menjauh, Huo Yuzheng dibuat mundur dengan cepat selagi tubuhnya membeku.
Qu Fengxiao melihatnya yang semakin jauh. Saat berbalik ke arah Qu Fengxiu yang sudah hadir di belakangnya, tatapannya berubah menjadi dingin.
Qu Fengxiao menyimpan busur miliknya dan menyerang dari jarak dekat. Qu Fengxiu meladeni. Dia tidak banyak bergerak, tapi berhasil menahan semua serangan Qu Fengxiao, lalu menangkap lengannya agar wanita itu berhenti bermain-main.
Qu Fengxiao mengambil kesempatan itu untuk meraih bahu Qu Fengxiu dan menariknya ke langit di mana retakan berada.
“Qu Fengxiu, mari kita mati bersama.”
Retakan itu sangat besar dan telah melahap banyak jiwa ke dalamnya. Qu Fengxiao membawa Qu Fengxiu mendekat ke arah retakan dalam satu kedipan mata, lalu menekan dada pria itu agar terhempas ke atas sana.
Qu Fengxiu mendengus dan menjawab ajakan Qu Fengxiao. “Baik.”
Dia mengangkat tangannya hingga sebuah kabut hitam muncul dan menarik Qu Fengxiao ke dalam retakan. Sihir itu tidak benar-benar menarik tubuhnya, melainkan jiwanya. Retakan itu hanya bisa menarik jiwa ke dalam sehingga jiwa Qu Fengxiao dipaksa terpisah dari tubuhnya. Sedangkan Qu Fengxiao baru sadar, bahwa Qu Fengxiu di depannya hanya jiwa yang terpisah dari tubuh aslinya.
Perasaan nyawa yang tercabut mendera. Qu Fengxiao terkejut, tapi hanya bisa melihat Qu Fengxiu yang hampir masuk ke dalam retakan bersamanya.
Dia menoleh ke belakang, di mana tubuh fisiknya jatuh bebas seperti layang-layang. Sosok hitam muncul di bawah sana dan menangkap tubuh fisiknya yang jatuh dari ketinggian, kemudian diletakkan di tanah.
“Xiao Xiao!” Huo Yuzheng yang berhasil lepas dari es Qu Fengxiao terbang ke langit untuk menyelamatkan jiwa Qu Fengxiao. Matanya terlihat ketakutan saat retakan itu akan melahap jiwa Qu Fengxiao.
Qu Fengxiao melihatnya dalam diam. Setelah Qu Fengxiu masuk ke dalam retakan nanti, semua retakan di dunia ini akan hilang. Namun, dia juga harus masuk ke dalamnya sebagai jiwa.
“Selamat tinggal.”
Qu Fengxiao berbalik ke arah retakan dan terbang cepat untuk mendorong Qu Fengxiu ke dalam sana. Tepat pada saat dia dan Qu Fengxiu masuk ke dalam retakan, retakan di langit lenyap saat itu juga.
Segalanya menjadi gelap.
Namun ....
Retakan ruang yang besar kembali muncul membuka dunia di mata Qu Fengxiao. Qu Fengxiu lewat dari belakangnya, menggunakan sihir kegelapan yang merusak keluar seperti uluran rantai dan menembus tubuh Huo Yuzheng di balik retakan ruang.
Qu Fengxiao terbelalak. Matanya bergetar disertai aliran air mata yang membendung. Qu Fengxiu telah melewati batas ruang kembali dan melihat ke arahnya dengan pandangan dingin.
“Aku benci seseorang yang menarik perhatianmu.” Qu Fengxiu tersenyum dingin.
Qu Fengxiao tidak berdaya di dalam retakan. Dia melihat tubuh fana yang rapuh itu jatuh dari pandangannya. Mata merahnya semakin bergetar.
Sosoknya semakin jauh dan jauh sampai hilang. Retakan ruang tertutup kembali. Qu Fengxiao tidak tahu bagaimana dia bisa jatuh bebas di dalam ruang hampa dan kemana dia pergi.
Segalanya menjadi lebih gelap.
To be continue