William Anderson akhirnya mempunyai cara untuk menikahi gadis yang membuat hatinya jatuh hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sereen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Pukul 10 malam Valen baru saja pulang dari restauran dan Valen merasa sangat lelah sekali malam ini. bagaimana tidak lelah , karena sejak ia masuk tadi siang sampai tutup restauran dirinya yang selalu disuruh suruh oleh karyawan disana .
Mentang mentang hari ini mbak citra libur , jadi mereka sesuka hati menyuruh Valen untuk mengerjakan pekerjaan mereka .
"sebenarnya aku udah gak betah disana , tapi aku harus cari dimana kerjaan yang bisa menerima aku yang masih kuliah?"
"apalagi aku harus ganti rugi yang jumlahnya gak masuk akal itu!huft nyebelin!"
"hidupku memang sangat malang sekali"
Valen memejamkan kedua matanya karena sudah tidak tahan lagi dan dalam hitungan detik Valen benar benar tertidur dengan pulas.
Keesokan paginya Valen yang sedang menikmati sarapannya tiba tiba dikagetkan dengan ketukan pintu dan mau tidak mau Valen harus membukanya .
ceklek
"pak Toni?"....Valen terkejut dengan kedatangan asisten papahnya pagi pagi
Pak Toni yang melihat Valen celingukan langsung mengatakan jika dirinya kemari hanya sendirian dan tidak bersama papahnya .
"saya datang sendirian non"...ucap pak Toni
"ada apa pak Toni kok sepagi ini kemari?"
"sebelumnya mari pak masuk kedalam dulu?"
Valen mempersilahkan pak Toni untuk masuk ke dalam rumahnya dan pak Toni mengikuti Valen yang lebih dulu masuk ke dalam rumah.
"mau saya buatkan minuman pak?"
"gak perlu non , sayan datang kemari hanya menyampaikan sesuatu?"
"pasti sesuatu itu dari tuan pak Toni ya?"
"kali ini bukan non"...jawaban pak Toni membuat Valen mengernyitkan keningnya
"lalu apa pak?"
"tuan Antonio saat ini sedang dirawat dirumah sakit non"
"memangnya dia sakit apa pak?"
"semalam tuan Antonio terjatuh dari tangga non kata bibi"
"tapi gak papa kan pak? disana juga pasti ada istri dan anaknya yang menemaninya bukan?"
"non , maaf jika saya bicara lancang seperti ini"
Pak Toni menatap lekat wajah Valen dan begitu juga dengan Valen yang penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh pak Toni .
pak Toni menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi lagi dan pak Toni kini dapat melihat wajah Valen yang berubah menjadi sendu .
"tapi nasi udah jadi bubur pak ! Mamah juga udah pergi untuk selamanya"....ucap Valen menunduk sambil meneteskan air mata
"setidaknya non Valen sudah tau semuanya dan nyonya besar pasti senang melihat non baikan dengan tuan besar"....jelas pak Toni
"jangan biarkan mereka berdua merebut apa yang akan menjadi hak non. Kasian tuan jika non Valen terus marah padanya"
"tapi aku takut pak"....ucap Valen lirih
"non takut dengan siapa? Istri serta anaknya nyonya ana?"....tanya pak Toni dan Valen menganggukkan kepalanya
"non itu jauh punya hak atas tuan besar , masak non takut dengan mereka yang jahat?"
"apa non gak nyesel kalo seandainya tuan kenapa Napa?"
"jangan ngomong gitu dong pak "
"makanya non jenguk tuan dan sebenarnya ada satu lagi non"
"apa itu pak ?"
"perusahaan saat ini dalam masa sulit non , sudah beberapa pegawai yang di-PHK sama tuan"
"kok bisa begitu pak ?"
"ini semua karena campur tangan dari nyonya ana non dan itu tanpa sepengetahuan tuan "....jelas pak Toni
"tuan taunya sudah dalam kondisi sulit"
Valen menundukkan kepalanya sambil meneteskan air matanya kembali . Betapa merasa bersalahnya Valen setelah mendengar perusahaan papahnya dalam masa sulit .
"saya permisi dulu ya non ? Pesan saya non Valen kesampingkan dulu egonya dan jenguklah tuan besar"
"karena satu satunya obat yang paling tuan tunggu adalah non Valen"
Valen tak sanggup lagi untuk berkata dan Valen memilih menganggukkan kepalanya sambil terus meneteskan air matanya.
Valen sekarang merasa sudah menjadi anak yang durhaka dan ia mengakui jika dirinya selama ini hanya menuruti egonya .