Oswald Steinwech, pria misterius yang selalu menjadi buronan aparat kepolisian karena kasus-kasus pembunuhan brutal yang di tuduhkan terhadap dirinya, membuat Oswald harus berpindah-pindah tempat tinggal!
Beberapa bisnis ilegal yang ia kelola bahkan terancam tumbang karena pengkhianatan dari rekan kerja juga sahabat dekat, pria berwajah pucat itu bahkan tak lagi mampu mempercayai orang-orang yang semula menjadi kaki tangan baginya!
Menghilang sementara waktu merupakan cara terbaik bagi Oswald untuk bisa kembali menata kehidupannya yang selalu berantakan! hingga akhirnya seorang gadis muncul dalam kehidupan Oswald!
Keceriaan serta ketegaran dari diri Reyna dalam menapaki alur kehidupan seorang diri justru membuat Oswald mengubah pandangan perihal kehidupan yang ia lalui! Reyna yang awalnya tampak menyebalkan di mata Oswald, kini justru menjadi gadis istimewa yang mampu mendobrak kebekuan hati Oswald,
Akankah Oswald menemukan kedamaian hidup bersama Reyna????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecemburuan Sang Sahabat!
Reyna?? apa benar dia berkencan? tapi kemana mereka pergi?? apa pria itu pria yang baik?? aku harus menemukan mereka!!! bagaimanapun caranya!!
Vema seketika membanting gawai dan kembali melajukan kendaraan diatas kecepatan rata-rata, gadis itu berniat untuk mengunjungi beberapa cafe favorit yang sering ia kunjungi bersama Reyna.
"Kenapa kau menyembunyikan hal ini dariku Rey! kenapa tak jujur saja jika memang dirimu telah memiliki kekasih?" Vema berucap lirih dengan tatapan lurus ke arah jalanan.
****
"Anda ini sungguh keterlaluan!!"
"Why???"
"Vema itu sahabat saya!! bagaimana jika ia kecewa??"
"Mmmm-, sedikit tusukan biasanya akan memperlihatkan wajah asli dari seseorang!"
"Apa maksudmu Tuan Oswald!?" Reyna melangkah lebar dan mendahului Oswald, gadis itu memutar langkah hingga akhirnya bisa berhadapan dan berkacak pinggang didepan sang pria.
"Apa kau sungguh yakin sahabat mu itu tulus padamu?!"
"Tentu saja!"
"Kau ini-, sepertinya benar-benar gadis yang bodoh!!"
"Begitu kah??"
"Huuuuffftt!!! kau sama sekali tak bisa menangkap sinyal bahwa dia hanya ingin memanfaatkan dirimu?" pergerakan kaki Oswald pun terhenti, ia memandangi wajah manis Reyna yang kini tampak kebingungan saat beradu pandang dengan dirinya.
"Bagaimana mungkin Vema memanfaatkan saya?"
"Fantasi gadis itu-, sepertinya jauh lebih gila!" Oswald menaikkan satu alis dengan tatapan yang tak beralih dari paras Reyna.
"Fantasi???"
"Apa dia pernah menyentuh mu??"
"A-apa?? kenapa Anda melihat ku seperti ini?" Reyna memiringkan tubuh saat Oswald kembali tersenyum aneh sembari menatap ke arah bibirnya.
Mata coklatnya tampak membulat dengan bibir mengerucut, pipinya yang cukup chubby membuat ku tak mampu menahan diri, astaga!!!
"Apa kau tak memiliki fantasi untuk memuaskan dirimu sendiri?!"
"Apa maksudmu, Tuan!!?"
Dummy!? kenapa aku tak mampu membaca apapun dari wajah ini? hatinya terlalu bersih meski sikapnya kadang sembrono!
"Apa kau baik-baik saja Tuan Oswald!?"
"Mmmmm-, tidak!"
"Tidak???!!"
"Kau-, apa kau mau menikah denganku???" Oswald kembali mengungkung Reyna yang justru nampak menyatukan alis atas perilaku yang ia tunjukkan.
"Kenapa Anda membicarakan perihal pernikahan sedangkan kehidupan kita masih sama-sama dalam kesulitan!" Reyna membuang nafas perlahan sebelum akhirnya memilih untuk memalingkan wajah.
"Jadi-, kau mau menjadi istriku jika diriku benar-benar telah memiliki pekerjaan yang benar juga mapan secara finansial!?"
"Tidak!!!"
"Lalu apa mau mu?? kau ini sungguh gadis yang menyebalkan dummy!!"
Oswald menegakkan postur dan kembali menyilangkan lengan di depan dada, sementara Reyna gadis itu kembali tampil acuh dan terus berjalan meninggalkan Oswald dibelakang tubuhnya.
Aaaiiissshhh!!! apa-apaan ini?? dia mengacuhkan diriku?? yang benar saja!!! aku bahkan telah menjatuhkan harga diriku demi bisa membuat ia terpesona! tapi apa??? kenapa dia justru bersikap dingin padaku??
Oswald menghentakkan kaki serta mengacak-acak area belahan rambut hitamnya, pria berwajah tampan dengan kaki panjang itu terus mengekor pada langkah kaki Reyna hingga tiba di tempat tinggal sang gadis.
"Astaga!!! apa-apaan ini??"
"Surprise!!!!" Oswald yang bertingkah konyol dengan menampilkan senyum manis seketika membuat Reyna mendorong tubuh sang pria dari hadapannya saat Oswald merentangkan kedua lengan tangan.
Netra berwarna coklat yang indah itu seketika terbelalak atas apa yang ia dapati.
Kenapa? kenapa ruangan ku menjadi seperti kapal pecah?? apa yang terjadi?? Oh Tuhan!! apa ada perampok??
Sampah dari kulit kacang, kaleng soda yang berceceran serta beberapa puntung rokok yang tergeletak di atas meja ruangan seketika membuat darah Reyna mendidih.
"Siapa yang melakukan semua ini? tunggu-, jangan bilang Anda!!!"
"Eeheeemmm!!! yes iam!! lagipula -, aku sungguh bosan karena kau tak kunjung kembali saat diriku tiba tadi pagi! jadi-, aku menumpang tempat untuk bersantai!!"
"Menumpang tempat untuk bersantai?? apa Anda pikir-,"
"Sudah lah aku akan membereskan nya!! kau tenang saja!! oh iya!! aku ingin menginap kali ini! jangan mengusir ku!!" Oswald memperhatikan sekeliling sebelum akhirnya melangkah menuju tempat sampah.
Astaga Tuhan!!! kenapa dia menyebalkan sekali!??
"Apa kau tak memiliki stok camilan atau semacamnya!?"
"A-apa??" Reyna kembali kebingungan karena Oswald tiba-tiba mengacak lemari pendingin yang tak begitu jauh dari tempat ia berdiri.
"Aku terbiasa bangun tengah malam dan mengisi perut dengan makanan ringan!! tapi-, kenapa tak ada apapun disini?!"
"Hentikan Tuan!!!"
"Waaah!!! kau sungguh menakutkan jika seperti ini!" Oswald seketika tersentak saat Reyna menyerobot serta membanting kasar pintu lemari pendingin yang jauh lebih pendek dari tinggi tubuhnya.
"Terserah!! tapi tolong!! jangan berbuat sesuka hati Anda seperti ini! saya paling benci melihat ruangan yang berantakan!! semuanya terasa makin sempit jika ruangan ini berantakan!!"
"Ooh-, kau benar-benar marah padaku?!"
"Apa Anda pikir saya ini tengah bercanda dan tersenyum bahagia??!"
"Ayolah dummy, ruangan mu terlalu rapi! hal itu sungguh membuatku gemas!!" Oswald terkekeh sembari menangkup pipi Reyna dengan kedua telapak tangan, pria itu justru menanggapi amarah Reyna dengan santai.
"Aaaaw-wwh!! apa-apaan kau ini Tuan!! lepas!!!"
"Aku menyukai pipi chubby ini, sungguh!!"
Bekas luka ini-, dia pasti kesakitan malam itu, aku sungguh minta maaf dummy!! diriku -,
"Lepaskan saya Tuan!!" Reyna terus mendorong tubuh Oswald dan mencoba melepaskan diri dari tangkupan tangan sang pria hingga membuat Oswald kembali tersadar.
"Aku akan menjaga mu!"
"Kalimat konyol apalagi ini?! lepasss!!!"
"Mmmuuucchhh!!! Mmmuuuucchhh!!! Mmmuuucchhh!!!" kecupan beruntun dari Oswald seketika membuat Reyna kian memberontak.
"Rey-,na ...,"
Seseorang yang tiba-tiba muncul di tengah pintu apartemen seketika menghentikan pergerakan tangan juga tubuh dari Oswald juga Reyna yang semula nampak merapat.
"Vema-,"
"Ooh-, jadi kau yang bernama Vema!?"
"Tuan-,"
"Tenanglah honey! dia pasti memahami kejadian yang baru saja terjadi di depan penglihatannya! lagipula, kita merupakan sepasang kekasih! jadi hal itu wajar saja terjadi! bukankah demikian, wahai sahabat?" Oswald menampilkan senyum tipis dengan lengan yang telah melingkar sempurna pada tubuh ramping Reyna meski tatapan pria itu tampak menajam saat tertuju pada Vema.
Dia!? jadi pria ini yang ingin merebut Reyna dariku?
"A-aku-, bisakah aku bicara berdua dengan Reyna?"
"Ve-,"
"Tidak!! jika kau ingin berbicara dengan kekasih ku maka berbicaralah dihadapan ku!" Oswald mengeratkan dekapan, ia sama sekali tak membiarkan Reyna merenggangkan jarak dari dirinya.
"T-tuan! tak bisakah-, mmmmmpphhh!!"
"No, sweetie!! i'll never let you leave!!" Oswald berbisik sensual serta dengan sengaja menghembuskan nafas tepat pada tengkuk leher sang gadis hingga membuat Reyna menggigit bibir.
Reyna ..., apa kau benar-benar menjalin kasih dengan pria ini? kenapa?? kenapa kau tega meninggalkan diriku sendiri Rey!!
Vema tertunduk hening, ia menyembunyikan netranya yang kian berkaca-kaca,
"Maaf!! aku-, lebih baik aku pergi sekarang!!" Vema memutar tubuh, gadis itu akhirnya melangkah lebar bahkan berlari meninggalkan ruangan.