Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9. Kedatangan Keluarga Alea
Hari-hari yang dijalani Viola semakin hari semakin terasa menyakitkan, Raja selalu bertindak kasar dan bermulut pedas jika berbicara padanya.
Belum lagi pandangan orang-orang yang berada disekelilingnya, yang selalu berbisik-bisik untuk merendahkan statusnya sebagai istri kedua.
Seperti saat ini, Viola sedang duduk di dekat kolam ikan yang ada di belakang rumah sembari memberi makan pada ikan-ikan tersebut. Dia tersenyum saat melihat ikan-ikan berebutan makanan membuatnya terhibur dengan apa yang sedang dia lihat.
Dari kejauhan, para pelayan memperhatikan apa yang Viola lakukan, mereka sangat tidak senang dengan kehadirannya dirumah ini sebagai istri kedua dari anak majikan mereka.
"padahal dia itu sahabatnya Nyonya Alea loh, tapi kok tega ya nikam sahabatnya sendiri," cibir pelayan nomor 1.
"betul, apa dia itu gak punya perasaan? kasihan kan Nyonya Alea punya sahabat sepertinya," sambung pelayan nomor 2.
"mentang-mentang Nyonya Alea tidak bisa punya anak, dia memanfaatkan kelemahan itu untuk merebuat Tuan Raja. Cih, cantik-cantik tapi murahan," tambah Pelayan nomor 3.
Tanpa mereka sadari, saat ini Viola sudah berdiri diambang pintu dan mendengar semua ocehan yang mereka katakan.
"maaf ya, numpang lewat!" seru Viola, dia lewat dari hadapan mereka membuat ketiga pelayan itu terkejut dan menundukkan kepala mereka.
"bagaimana ini? kalau sampai dia mengadu pada Nyonya, habislah kita," bisik pelayan nomor 3 sambil mencengkram erat lengan pelayan lain yang ada di sampingnya.
Viola terus berjalan ke arah kamar tanpa memperdulikan apa yang mereka ucapkan, dia menutup pintu dengan kasar lalu duduk di atas ranjang dengan dada yang naik turun menahan emosi.
"seenaknya saja mengatakan aku wanita murahan," ucap Viola dengan bibir gemetar, dia menghapus lelehan air mata yang berhasil lolos dari pelupuk matanya.
"tidak Viola, kau tidak boleh menangis! kau wanita kuat, kau harus tetap bertahan walau seluruh dunia memakimu," gumamnya kemudian, dia lalu beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan hati dan pikiran.
Setelah merasa tenang, Viola keluar dari kamar mandi dan bermaksud untuk pergi kerumah Buk Mina. Sudah lama dia tidak berkunjung kerumah wanita paruh baya itu yang sudah banyak membantunya selama ini.
Tiba-tiba, pintu rumah mewah itu terbuka dan masuklah satu orang wanita paruh baya dengan ditemani dua orang lelaki yang merupakan anak dan suami dari wanita itu.
Viola yang berada ditangga bergegas untuk turun dan menghampiri mereka yang sedang duduk diruang tamu.
"selamat siang, Tuan, Nyonya," sapa Viola, dia menundukkan sedikit kepalanya untuk menyapa mereka semua.
"jadi ini, wanita yang menjadi istri kedua menantuku?" ucap wanita paruh baya itu tiba-tiba, dia beranjak bangun dan memperhatikan penampilan Viola dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"cih, wanita kampung sepertinya enggak pantas bersaing dengan Kak Alea," seru seorang lelaki muda yang kira-kira seumuran dengan Viola dengan nada mengejek.
"bagaimana? apa kau sudah puas, merusak rumah tangga anakku?" ucap wanita itu, dia mendorong tubuh Viola sampai mundur beberapa langkah ke belakang.
"sudah Ma, jangan buat keributan," ucap suami dari wanita itu, dia menarik lengan istrinya dan membawanya kembali duduk.
Viola memilih untuk keluar dari rumah agar tidak semakin memancing keributan, tetapi saat akan mencapai pintu, suara wanita itu kembali terdengar membuatnya tidak jadi keluar dari sana.
"dibayar berapa kau, sampai mau menjadi istri kedua menantuku?" teriak wanita paruh baya itu, dia merasa tidak terima karna sang putri dimadu.
"maaf Nyonya, saya tidak-"
"kenapa? kau mau mengelak?" seru Aldrick, dia adalah adik kandung Alea.
Viola mengepalkan tangannya karna merasa geram dengan semua yang mereka ucapkan.
"sampai hati ya kau menghancurkan pernihakan orang lain, padahal putriku sudah sangat baik padamu," ucap wanita itu, dia kembali bangkit walaupun sudah ditahan oleh suaminya.
"kau ini kan juga seorang wanita, apa kau tidak punya hati nurani sama sekali? sampai dengan teganya kau merebut suami dari sahabatmu sendiri!" amarah yang sudah lama dipendam oleh wanita itu meledak semua hari ini, dia menumpahkan segala sesak yang ada didada saat mendengar kabar kalau putrinya dimadu.
"bagaimana, jika kau yang berada diposisi Alea? apa kau rela, kalau suamimu menikah lagi?"
tubuh Viola bergetar saat mendengar apa yang wanita itu ucapkan, hatinya terasa sangat sakit karna apa yang diucapkan wanita itu adalah benar.
"wanita seperti apa kau, yang menjual harga dirimu sendiri? apa orangtuamu tidak pernah mengajarkanmu untuk menjadi wanita yang baik? bukan menjadi wanita murahan yang merusak rumah tangga orang lain!"
"cukup! sudah cukup!" teriak Viola, dia sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya saat wanita itu mengungkit tentang kedua orangtuanya.
"Kenapa? bukannya yang dibilang Mamaku itu benar?" Aldrick ikut berdiri dan mendekat ke arah Viola, dia melihat tubuh Viola dari atas sampai bawah untuk menilai penampilan wanita itu.
Sementara Viola hanya diam dengan menahan segala amarah yang mulai menguasai hatinya, dia mengepalkan tangannya sampai membuat urat-urat tubuhnya menonjol kepermukaan.
"kau lihat saja, seumur hidupmu kau tidak akan pernah bahagia!" ucap wanita paruh baya itu lagi, dia menyumpahi Viola agar tidak pernah merasakan yang namanya bahagia.
"sayang sekali kecantikanmu ini," lirih Aldrick, dia mengangkat tangan hendak menyentuh pipi Viola yang langsung ditepis oleh gadis itu.
"jauhkan tangan kotormu itu dariku!" ucap Viola dengan tegas, dia ingin sekali mematahkan tangan lelaki itu yang sudah berani menyentuhnya.
"Kotor? kau bilang tanganku kotor? hahaha." tawa Aldrick pecah diruangan itu saat mendengar apa yang Viola ucapkan, sementara Viola semakin geram dan memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu.
Melihat Viola pergi, Aldrick tidak tinggal diam. Dia menarik tangan wanita itu sampai tubuh Viola menabrak tubuhnya sendiri.
"Jangan merasa sok suci, aku bisa membayar mahal tubuhmu jika kau bisa memuaskanku."
Plak, Viola menampar wajah Aldrick saat mendengar bisikan dari lelaki itu. Dia sudah tidak bisa lagi menahan diri melihat kelakuan mereka yang sudah diluar batas.
Alea dan Raja yang baru sampai ke rumah itu begitu terkejut saat melihat Viola melayangkan tamparannya ke wajah Aldrick.
"Beraninya kau menamparku, wanita *******!" Aldrick yang sudah mengangkat tangan untuk menampar Viola dicekal oleh seseorang membuat mereka semua langsung melihat ke arah orang tersebut.
"Kakak?" seru Aldrick, dia tidak menyangka kalau saat ini Alea menahan tangannya yang akan menampar wajah Viola.
"apa yang mau kau lakukan, Al?" tanya Alea dengan tajam, dia melepaskan cekalan tangannya membuat Aldrick terbebas dan melirik Viola dengan tajam.
"dia duluan yang menamparku Kak," seru Aldrick, dia memegangi pipinya yang sedikit merah karna tamparan dari Viola.
"sebenarnya apa yang terjadi? kenapa kalian bertengkar seperti ini?" tanya Alea, dia melihat kearah Viola dan Aldrick secara bergantian.
"aku mau ke kamar dulu Al," Viola memilih untuk pergi, jika dia mengadukan semuanya pada Alea maka ujung-ujungnya pasti tetap dia yang akan dicaci maki.
"lihat! kalian lihatkan, wanita tidak tau malu itu. Bagaimana mungkin dia bisa meninggalkan kita dan masuk ke dalam kamar? memang dasar wanita murahan!"
"Mama!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
Mampir juga ke karya terbaru Othor, Menjadi Madu Sahabatku 😍 Mohon dukungannya 🙏