NovelToon NovelToon
Pesona Pasukan Orange Cantik

Pesona Pasukan Orange Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Duda / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta

Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.

Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

"Apel pagi ini, dipimpin lurah baru" Bisik Bu Een pada Mitha

"Oh, Lurah lama pindah kemana bu? Lurah Hamdi juga orang baik Bu"

"Iya sih bae, tapi ganjen. Lo ga tau aja pegawai cewe sering di godain. Ehh akhirnya kepincut si janda pirang tuh" Bu Een menunjuk mba sela dengan bibir yang di moyongkan

"Gimana kita nya sih Bu, perselingkuhan tidak akan terjadi kalau salahsatu pihak tidak merespon"

"Bener neng, ibu setuju"

"Ayo rapatkan barisan, pak lurah udah Dateng" teriak Agus

Mitha ikut baris di bagian depan, karena postur Mitha tinggi jadi kebagian saf di depan.

Megan berjalan ke arah barisan setelah aba-aba dari MC untuk memasuki lapangan apel. Pemandangannya langsung tersita pada sosok gadis yang selama ini jadi fantasinya saat turn on. Mitha yang saat itu tertunduk tidak menyadari jika pak Lurah baru saat ini adalah orang yang pernah dia kenal di masa kecilnya.

Megan kehilangan fokus saat sambutan dan memberi wejangan pada anak buahnya. Gadis yang tidak pernah hilang dalam pikirannya, saat ini ada di hadapannya dengan seragam orange.

"Apa yang terjadi dalam hidupnya, sampai dia mau jadi petugas kebersihan jakarta. Apa orangtuanya bangkrut" Pikir Megan

"Barisan bubar jalan" aba-aba dari petugas apel membuyarkan barisan. Megan kehilangan sosok gadis yang sejak tadi menyita pikiran dan menggoyahkan jantungnya.

"Pak Iyus, saya minta data-data anggota PPSU yang ada sekarang" Perintah Megan

"Hanya PPSU pak, PJLP lainnya bagaimana. Perlu saya siapkan juga?"

"Oh iya semua pak"

Mata Megan terus mencari kemana perginya Mitha selesai apel.

Selesai apel Mitha lari ke toilet, karena selama apel perutnya sudah tidak bisa di kondisikan. Saat keluar dari toilet lantai bawah, dia berpapasan dengan seorang berseragam ASN dengan pangkat di bahunya. Mitha hanya mengangguk sopan tanpa melihat wajahnya.

"Mitha" Megan memanggilnya

Mitha mengernyitkan keningnya lama, mencari memori dalam ingatannya.

"Aku bang Tara" kata Megan karena menunggu Mitha mengingatnya sepertinya akan memakan waktu

"Oh iya bang Tara" Mitha nyaris berteriak, namun mulutnya segera ia tutup dengan telapak tangannya.

"Abang apa kabar?" bisik Mitha

"Ko bisik-bisik?" Tanya Megan

"Mitha panggil bapak aja ya, secara pak Megan adalah atasan Mitha di sini" Megan mengangguk

"Wah bapak tau aja barang bening, langsung kenalan sama neng Mitha" seloroh ibu-ibu PKK

"Ahh bukan begitu ibu, Mitha ini adek saya" Megan berusaha menjaga wibawanya

"Betul Bu, kampus pak Megan dulu dekat rumah nenek saya. Permisi pak, saya mau ke zona dulu" Mitha pamit dan keluar membawa sapu dan karung plastik

Megan memakai kacamata hitamnya untuk terus memantau pergerakan Mitha tanpa menjadi pusat perhatian para karyawannya.

Di halaman kelurahan terlihat Mitha di datangi pria muda berperawakan tinggi dan tampan turun dari mobil Pajero dengan memakai pakaian setelan jas mahal dan sepatu pantofel branded.

Megan semakin tertarik, "Apa itu kekasihnya? Sepertinya mereka sangat akrab"

Megan melihat Mitha dirangkul untuk masuk ke dalam mobil pria itu. Mobilnya keluar dari parkiran kelurahan.

"Pak Iyus, jadwal kerja PPSU shift pagi siapa saja"

"Ini pak" Megan menerima jadwal dari bawahannya dan membaca siapa saja yang masuk jadwal pagi.

"Seharusnya dia masuk shift pagi, kenapa dia pergi"

"Antar saya keliling zona, buat pengecekan anggota"

"Mari pak saya antar" ajak Iyus

Mereka menaiki motor NMAX untuk berkeliling, agar memudahkan masuk ke gang-gang dimana anggotanya bertugas.

Megan sudah tidak sabar memantau zona 9 tempat Mitha bertugas. Tapi agar tidak mencolok di depan pak Iyus, dia mengikuti saja arah pak Iyus mengajaknya berkeliling.

"Kita terakhir di zona 9 pak. Biar ga muter balik jalannya"

"Oke pak Iyus" Megan sebenarnya sudah geram dan tidak sabar, ternyata zona yang ingin dia tuju malah dijadikan rute terakhir.

Saat di zona 9 ternyata jalanan masih kotor dan Mitha tidak ada di sana. Megan terlihat gusar, sudah sejak tadi dia diajak mutar-mutar saja sudah kesal ditambah orang yang dia cari tidak ada di tempat, ditambah lagi jalanan masih penuh sampah daun kering dan sampah plastik. Megan turun dari motor, membuka catatan kinerja anggotanya. Dia lihat kinerja Mitha sangat baik tidak ada kesalahan, tapi kenapa yang dia dapati sekarang malah begini.

Sebuah mobil berhenti di seberang jalan, Mitha dan pria berjas tadi pun turun dengan wajah sumringah. Pria itu mengecup kening Mitha. Lalu Pria tersebut kembali masuk ke dalam mobil dan berlalu dari jalan. Wajah Megan memerah, rahangnya mengeras, telapak tangannya mengepal.

"Siang pak, maaf tadi saya ada urusan sebentar" Mitha langsung memegang sapu lidinya dan bersiap

"Kamu tau ini jam berapa!! Kenapa baru datang, kamu lihat ini jalanan masih penuh sampah. Kamu saya kasih SP 1. Kerja lalai dan tidak bertanggung jawab!!"

"Ayo kita jalan pak Iyus !" Megan memakinya dengan keras dan berteriak di depan Mitha.

Mitha menunduk dan mematung di tempat, dia tidak pernah mendapat bentakan seperti itu. Kalaupun waktu kerja di club malam banyak lelaki nakal. Tapi itu dia anggap wajar karena memang lelaki yang datang ke sana rata-rata orang bermasalah. Sementara di maki atasan baru kali ini dia rasakan.

Mitha meneruskan pekerjaannya dengan hati sakit dan marah, kenapa juga dia mengikuti Revaldo tadi. Kalau saja tidak pergi dengan Revaldo mungkin dia tidak akan kena SP 1

Setelah pekerjaan di zona selesai, Mitha sempatkan dulu pulang ke rumah. Kalau saja tidak mengikuti Rey, dia bisa mengganti Diapers sang mama.

Sesampainya di rumah petakanya, Mitha kaget mendapati ibunya sudah tergeletak di bawah tempat tidur dengan kondisi diapers berantakan dan bau menyengat kotoran memenuhi ruangan.

"Mama!!"

Mitha langsung mengangkat sang mama ke atas kasur yang sudah diberi perlak. Dengan susah payah dia menggendong mamanya hingga ke atas kasur. Keringat membanjiri kening dan punggungnya. Tubuh mamanya sudah dingin, dengan airmata berderai dia membersihkan tubuh mamanya dari kotorannya. Sepertinya mamanya kena diare, terlihat dari passes nya cair.

Mitha ingat-ingat lagi salah makan apa dia kemarin. Karena dia juga hari ini perutnya tidak bersahabat.

Dengan telaten Mitha membersihkan sang mama, ruangan dan juga memberikan mamanya obat anti diare. Wajah lelah Mitha tak bisa ditutupi lagi. Setelah memastikan sang mama kembali hangat, Mitha kembali ke kelurahan untuk melakukan absen pulang.

Sesampainya di kelurahan, teman-temannya sudah heboh dengan kabar dirinya yang kena SP 1.

"Ta, Lo tadi kemana neng sampe pak Lurah marah begitu. Lo disuruh ngadep pak Lurah tuh di ruangannya"

Dengan wajah yang sudah kelelahan, Mitha tetap naik ke atas ke ruangan atasannya.

"Selamat siang pak, bapak memanggil saya" Megan menatap Mitha tajam

"Kamu dari mana lagi. Setelah makan siang saya ke zona kamu menghilang lagi. Begitu kinerjamu. Hah!!" Maki Megan lagi di depan Mitha

Mitha yang sudah kehabisan tenaga karena 'mencuci' ruang kamar sang mama hanya bisa menunduk dan meminta maaf pada atasannya.

"Kamu pikir kata maaf bisa menyelesaikan pekerjaanmu"

"Baik pak saya akan kembali ke zona setelah apel. Sebagai pengganti jam kerja saya yang dipakai untuk urusan pribadi. Permisi pak"

"Heh! Tunggu saya belum selesai bicara!" Mitha kembali membalik badan ke arah atasannya dengan wajah yang masih menunduk.

"Wajah kamu kenapa begitu? Kamu abis ngapain tadi sama lelaki itu. Dia suamimu?" suara Megan lebih rendah dari nada tinggi tadi saat memakinya

"Ibu saya sakit diare pak, tadi saya pulang dulu untuk menggantikan diapersnya dan mencuci kasurnya. Karena kotorannya sudah memenuhi ruang kamar" Amarah Megan meredup, ada rasa iba melihat gadis itu tertunduk lesu.

"Udah di bawa ke rumah sakit?"

Mitha menggeleng

"Bawa ke rumah sakit kalau memang sakit. Jangan jadi alasan hingga kerjaan kamu terlantarkan"

"Baik pak kalau saya sudah ada uang, saya akan bawa mama ke rumah sakit"

"Rumah kamu dimana biar saya antar"

"Terima kasih pak, ga usah. tadi mama sudah beli obat warung. Saya permisi pak"

"Kamu ga usah balik ke zona, urus aja mama kamu" Mitha membalikkan badan sebentar lalu beranjak pergi.

*****

Megan membuka catatan Mitha, "Masih kuliah tinggal nunggu skripsi, mamanya stroke, tinggal di rumah kontrakan, ada apa dengan kamu Mitha. Aku sudah galak banget tadi sama kamu" gumam Megan

~~~~~`®

1
Elia Rossa
bagus ceritanya ...semangat kaka author 👍💪
Aksara_Dee: Terima kasih ka Elia 🙏🩷
total 1 replies
Raihani Anhy
lanjut
Aksara_Dee: 2 episode sudah terbit..🙏
total 1 replies
Raihani Anhy
Penasaran dengan kelanjutannya
Aksara_Dee: terima kasih like dan komennya 🙏
total 1 replies
aqila wati
lanjut kak
Aksara_Dee: sieepp..
total 1 replies
Aksara_Dee
terima kasih likenya, ditunggu komen dan votenya ya 🩷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!