NovelToon NovelToon
Pocong Bintang Kos

Pocong Bintang Kos

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Zombie / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:954
Nilai: 5
Nama Author: Deriz-Rezi

"Pocong Bintang Kos"

Budi, penghuni baru di Kos 13B, harus berbagi kamar dengan Pocong Hilarious, hantu kocak yang bercita-cita jadi bintang komedi. Namun, di balik tawa yang mereka ciptakan, ancaman makhluk gaib mulai mengintai. Saat kegelapan menyerang, bisakah tawa menjadi senjata untuk menyelamatkan semua penghuni kost

Kos 13B terlihat biasa saja, tapi siapa sangka, di dalamnya ada Pocong Hilarious—hantu konyol yang suka melucu. Ketika Budi pindah, hidupnya berubah drastis, dari tenang menjadi penuh tawa… dan horor.

Tawa yang diandalkan Pocong dan Budi justru menarik perhatian makhluk gaib yang lebih kuat. Penjaga Lama kos mulai menyerang, mengancam nyawa semua penghuni.

Bisakah tawa mengalahkan kegelapan?

Ikuti kisah kocak dan seram "Pocong Bintang Kos"!

Salam Hormat
(Deriz-Rezi)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deriz-Rezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepopuleran dan Kebingungan

Pocong Hilarious telah resmi menjadi pemenang "Gaib's Got Talent". Sorakan penonton, tepukan tangan dari makhluk-makhluk gaib, dan cahaya panggung yang menyilaukan semuanya terasa seperti mimpi. Namun, bagi Budi dan Pocong, kemenangan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar — dan mungkin, lebih berbahaya.

---

Hari Pertama Sebagai Pemenang

Keesokan harinya, Pocong dan Budi kembali ke kos mereka. Tapi kali ini, suasana terasa berbeda. Di depan kos, sudah ada kerumunan orang — baik manusia maupun makhluk gaib.

“Pocong Hilarious! Ajarin goyang kafan dong!” teriak seorang tuyul dengan wajah antusias.

“Aku penggemar beratmu! Bisakah kita selfie?” tanya kuntilanak dengan suara melengking.

Budi menatap kerumunan itu dengan bingung. “Sejak kapan makhluk gaib tahu apa itu selfie?”

“Aku nggak tahu, Bud. Tapi kayaknya aku udah jadi selebriti sekarang,” jawab Pocong sambil melambai ke penggemarnya.

Budi menepuk dahinya. “Ini akan jadi hari yang panjang.”

---

Kesibukan Baru

Sejak kemenangan itu, jadwal Pocong semakin padat. Undangan tampil di acara dunia gaib dan manusia terus berdatangan. Dari konser dangdut mistis di hutan angker hingga acara bincang-bincang tengah malam di televisi nasional, Pocong harus menghadapi sorotan dari segala arah.

Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang mengganggu Budi.

“Pocong, kamu nggak merasa ini semua terlalu cepat?” tanya Budi suatu malam setelah mereka pulang dari acara talk show.

“Kenapa kamu bilang gitu, Bud?”

“Aku cuma khawatir. Dunia gaib ini nggak seperti yang kita pikirkan. Ada aturan, ada risiko. Kalau kamu terlalu mencolok, aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi.”

Pocong tertawa kecil. “Tenang aja, Bud. Aku nggak lupa kok siapa aku. Aku cuma pengen bikin dunia tertawa, itu aja.”

Tapi jauh di dalam hati, Budi tahu masalah yang lebih besar sedang mengintai.

---

Ancaman Misterius

Malam itu, saat Budi tertidur, Pocong mendengar suara aneh di luar jendela kos mereka.

“Pocooong... Hilarious…”

Pocong membuka jendela dan melihat sosok bayangan gelap melayang di kejauhan. Matanya menyala merah, dan suaranya seperti angin dingin yang menusuk tulang.

“Kamu sudah mengambil tempat yang bukan milikmu. Dunia gaib tidak akan membiarkanmu begitu saja.”

Pocong mencoba tetap tenang. “Hei, siapa kamu? Kalau mau tanda tangan, antre ya!”

Bayangan itu tertawa pelan. “Ini bukan lelucon. Bersiaplah, karena kemenanganmu akan membawa kehancuran.”

Sebelum Pocong bisa merespons, bayangan itu menghilang.

Pocong berbalik dan melihat Budi yang ternyata sudah bangun dan berdiri di belakangnya.

“Kamu ngomong sama siapa, Pocong?” tanya Budi dengan wajah bingung.

“Sepertinya… aku baru aja dapat ancaman.”

---

Kembali ke Dunia Gaib

Keesokan harinya, sebuah surat misterius datang ke kos mereka, mirip dengan surat undangan untuk babak kedua kompetisi.

“Pemenang tidak selalu dibiarkan menikmati kejayaannya. Datanglah ke Hutan Cermin malam ini, atau bersiaplah menghadapi konsekuensinya.”

Budi membaca surat itu dengan wajah tegang. “Ini jelas jebakan, Pocong. Kita nggak boleh pergi.”

“Tapi kalau kita nggak pergi, siapa tahu apa yang akan terjadi,” jawab Pocong. “Aku harus menghadapi ini, Bud. Lagipula, aku nggak sendiri. Kamu kan selalu ada buat aku.”

Meskipun ragu, Budi akhirnya setuju untuk menemani Pocong ke Hutan Cermin.

---

Pertemuan dengan Penghuni Gelap

Hutan Cermin adalah tempat paling misterius di dunia gaib. Pohon-pohonnya terbuat dari kaca, dan setiap langkah yang diambil memantulkan bayangan yang tampak berbeda dari kenyataan.

Saat mereka tiba di tengah hutan, sosok bayangan yang sebelumnya mengancam Pocong muncul lagi. Kali ini, dia membawa sekelompok makhluk menyeramkan — makhluk-makhluk yang tampaknya adalah lawan Pocong di kompetisi sebelumnya.

“Kenapa kalian ada di sini?” tanya Pocong.

“Kamu mencuri kemenangan kami,” jawab bayangan itu dengan dingin. “Kompetisi ini seharusnya dimenangkan oleh yang paling layak. Dan itu bukan kamu.”

Pocong mencoba membela diri. “Aku menang karena aku bekerja keras. Ini bukan tentang mencuri, ini tentang menjadi diri sendiri!”

Bayangan itu mendekat, auranya semakin menakutkan. “Kamu tidak mengerti permainan ini. Dunia gaib bukan tempat untuk lelucon. Sekarang, bersiaplah untuk membayar harga kemenanganmu.”

---

Pertarungan Tak Terduga

Bayangan itu menyerang Pocong, diikuti oleh makhluk-makhluk lainnya. Budi, meskipun takut, mencoba melindungi temannya dengan apa pun yang ia miliki — termasuk sandal jepit yang ia lemparkan ke arah salah satu lawan.

Namun, saat situasi tampak semakin buruk, cahaya terang tiba-tiba memenuhi hutan. Dari dalam cahaya itu muncul Raja Gaib.

“Cukup!” suaranya menggelegar, membuat semua makhluk mundur dengan ketakutan.

Raja Gaib menatap bayangan itu dengan tajam. “Kamu tidak berhak menantang pemenang kompetisi ini. Jika kamu tidak bisa menerima kekalahan, maka kamu tidak pantas berada di sini.”

Bayangan itu mencoba membela diri, tapi Raja Gaib melambaikan tangannya, dan bayangan itu lenyap dalam sekejap.

---

Peringatan Raja Gaib

Setelah situasi tenang, Raja Gaib mendekati Pocong dan Budi.

“Pocong Hilarious, kamu telah membuktikan dirimu layak, tapi perjalanan ini belum selesai. Popularitas dan kemenangan membawa tanggung jawab yang besar. Ada banyak yang akan mencoba menjatuhkanmu, baik dari dunia gaib maupun manusia. Bersiaplah.”

Pocong mengangguk pelan. “Aku akan mengingat itu. Terima kasih, Raja Gaib.”

Raja Gaib tersenyum kecil sebelum menghilang kembali.

---

Kembali ke Kos

Saat mereka kembali ke kos, Budi duduk di sofa sambil menghela napas panjang.

“Aku nggak tahu apa yang lebih bahaya, Pocong. Kompetisi atau semua drama ini.”

Pocong tertawa kecil. “Yang penting kita tetap bersama, Bud. Aku nggak akan menyerah.”

Budi tersenyum. “Baiklah. Kalau gitu, aku juga nggak akan kemana-mana.”

Tapi di luar kos, sosok bayangan lain tampak mengintai dari kegelapan, menandakan bahwa ancaman berikutnya sudah menunggu.

1
Anonymous
semangattt kamu poci pasti bisa 🤪💪🏻
Deriz-Rezi: Aku maunya disemangati kamu(Kata poci)😁🤭
total 1 replies
Anonymous
🤣🤣ada ada aja
lanjutt kak
Anonymous
menarikk kak lucu 😁😁
Deriz-Rezi: Terima kasih Kak Dukung Terus karyaku ya kak🥰
Anonymous: semangattt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻 terus kak buat karya nya
total 3 replies
Deriz-Rezi
Ditunggu cerita selanjutnya 💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!