NovelToon NovelToon
Di Buang Ayah Dan Ibu

Di Buang Ayah Dan Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cerai / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:6.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Uul Dheaven

Setelah orang tua nya bercerai, Talita dan kedua adiknya tinggal bersama ibu mereka. Akan tetapi, semua itu hanya sebentar. Talita dan adik-adik nya kembali terusir dari rumah Ibu kandung nya. Ibu kandungnya lebih memilih Ayah tiri dan saudara tiri nya. Bukan itu saja, bahkan ayah kandung mereka pun menolak kedatangan mereka. Kemana Talita dan adik-adik nya harus pergi? Siapa yang akan menjaga mereka yang masih sangat kecil? Jawaban nya ada di sini. Selamat membaca. Ini novel kedua ku ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Bu Romlah membuktikan kalau ia benar-benar berubah setelah kejadian tempo hari. Karena desakan dari suami nya lah ia bisa menjadi seperti itu.

Setelah kepulangan nya dari rumah Talita, ia langsung mengusir suami nya dari rumah. Suami yang tidak tahu diri itu, ternyata masih tidur saat Romlah menyiram nya dengan air dingin dari kulkas.

"Mulai sekarang kita bukan suami istri lagi, bang. Silahkan pergi dari rumah ku. Cari lah kebahagiaan lain yang bisa kau temukan di luar sana."

"Kau, mengusir ku Romlah?"

"Iya."

"Apa kau tidak akan menyesal? Kau kira menjadi Janda itu enak?"

"Hey Joko, apa kau tahu. Aku sudah lama menjadi janda. Apa rupa nya andil mu dalam rumah tangga kita. Kau itu suami yang tidak ada gunanya. Sudah tukang mabuk, judi main perempuan lagi. Aku lelah hidup dengan manusia seperti mu."

"Baik, aku akan pergi. Tapi ingat, jangan sampai kau mencari ku lagi. Suatu saat Romlah, kau pasti akan mengemis cinta ku."

"Cinta?"

"Kepala o-tak kau itu cinta. Cepat pergi!"

Romlah pun melempar sekardus indomee yang isi nya baju-baju milik suami nya.

Joko sang suami pun langsung pergi begitu saja sambil membawa kardus itu. Bukan tanpa sebab Romlah menjadi semarah ini.

Semalam, suami nya pulang hampir subuh dan di antar oleh wanita yang memakai baju kurang bahan. Di pipi suami nya di penuhi dengan bekas merah.

Romlah tidak ingin lagi melanjutkan hubungan yang tidak sehat itu. Daripada dia yang akan menjadi tidak waras, lebih baik bercerai bukan.

"Loh, Bu Romlah udah sampe aja ni."

Pagi-pagi sekali Romlah sudah tiba di kediaman Talita. Ia ingin membuktikan ucapan nya kalau ia bisa berubah menjadi lebih baik.

Penampilan sederhana Bu Romlah kali ini membuat Talita dan Tania pangling. Pasal nya, tidak ada lagi alis melengkung dan gincu berwarna menor.

"Kok liatin saya kayak gitu, Tania?"

"Mm,, anu. Ibu cantik deh hari ini. Bu Romlah, jangan pake gincu aneh itu lagi ya. Gini kan sedap di pandang mata. Nampak natural istilah keren nya."

"Ah, ada-ada saja kamu ini Tania."

"Bu Romlah kayak nya kecepatan deh datang nya hari ini. Talita masih mau menggoreng risol nih."

"Yaudah, biar Ibu bantuin ya. Di rumah pun kerjaan ibu sudah siap semua."

"Ibu bantuin Talita goreng risol isi ayam ya. Biar Talita yang goreng risol sayur. Biar cepat siap nya."

"Boleh deh. Sini biar ibu kerjakan."

Talita dan Bu Romlah akhir nya sibuk goreng menggoreng dan menata kue di piring-piring cantik. Sebentar lagi para pembeli akan berdatangan, maka dari itu mereka harus cepat bersiap-siap.

Tania sudah berangkat ke sekolah nya. Ia hanya berjalan kaki karena sekolah nya dekat. Tidak lupa ia membawa sekotak kue untuk teman-teman yang ada di sekolah nya.

Talita memang selalu membagikan kue nya itu ke teman-teman Tania. Sehingga para orang tua yang tahu akan enak nya kue buatan Talita, ikut memesan kembali.

"Tania, kue buatan kak Talita kok makin hari makin enak aja."Ucap teman Tania.

"Iya ni. Kami beruntung bisa makan kue se enak ini." yang lain pun ikut menimpali.

"Loh Sisi, apa kamu nggak mau kue nya?" Tanya Tania kepada teman yang dari tadi hanya duduk saja di pojokan.

"Maaf Tania, aku nggak punya uang untuk bayar. Lain kali kalau aku punya uang jajan, akan aku beli ya, kue kamu."

Tania pun menghampiri teman nya yang bernama Sisi.

"Sisi, kue ini nggak untuk di jual. Kak Talita sengaja mau bagi-bagi in."

"Tapi,,"

"Tidak ada tapi-tapi. Kue ini gratis nggak pake bayar."

"Benarkah?"

"Iya. Benar kok."

"Makasih, ya Tania."

Tiba-tiba mata sisi berkaca-kaca. Kue yang diberikan oleh Tania tidak ia makan langsung. Ia ambil kertas buku sekolah nya, ia bungkus kue itu. Rencana nya akan ia bawa pulang.

"Loh, kok nggak di makan?"

"Ini, untuk emak yang ada di rumah."

Tania langsung mengerti ke mana arah pembicaraan itu. Tania yang sudah di paksa dewasa, sangat peka dengan keadaan yang di alami oleh Sisi.

"Pulang sekolah nanti, boleh nggak aku singgah ke rumah kamu?"

"Singgah? Emang mau ngapain?"

"Emang nya aku nggak boleh ke rumah teman ku sendiri?"

"Bukan gitu sih, cuma aku. Hmmm,, gimana ya."

"Aku cuma mau main aja kok. Aku soalnya bosan di rumah sendirian."

"Boleh deh. Tapi, jangan rame-rame ya. Soal nya rumah ku sempit."

"Tenang aja, ini akan menjadi rahasia kita." Ucap Tania sambil berbisik.

Setelah jam pulang sekolah, Tania pun menyempatkan diri nya untuk pulang kerumah nya dulu.

"Sisi, kita ke rumah ku dulu, ya. Aku pamit sama kak Talita."

"Iya. Aku tunggu di luar aja, ya."

"Kamu mau minum apa?"

"Air putih aja."

Tania mengeluarkan beberapa botol minuman. Ia juga membungkus kue-kue untuk di bawa ke rumah Sisi.

"Kak, boleh ya Tania ke rumah Sisi. Kasihan dia. Kira-kira ada makanan lebih nggak ya."

Tania sebelumnya sudah bercerita kepada Talita tentang kejadian yang terjadi di sekolah tadi. Talita juga senang melihat adik nya yang begitu peduli kepada teman sekelas nya.

" Yuk, aku udah siap, ni. "

"emang kamu mau kemana?"

"Ya kerumah kamu, lah."

"Tapi, kok kamu bawa banyak barang."

"Oo, ini. Biasa. Udah nggak usah di pikirin. Ayo kita pergi sekarang."

Mereka berjalan melewati gang demi gang. Semakin lama, kawasan yang mereka lewati semakin berbeda.

Ternyata Sisi tinggal di kawasan kumuh yang rata-rata pekerjaan orang di sana adalah menjadi pemulung.

" Assalamualaikum, Mak."

Tania hanya melihat seorang Ibu muda yang tertidur di atas kardus bekas. Tiada bantal dan selimut.

"Halo, tante. Ini Tania teman nya Sisi di sekolah."

"Iya. Terima kasih ya sudah datang ke gubuk kami."

"Kaak,, lapar."

Tiba-tiba adik Sisi yang paling kecil menarik seragam sekolah nya. Tubuh nya yang kurus dan ia hanya memakai pakaian lusuh yang kebesaran.

"Oh ya, ini kakak bawa makanan. Kalian makan ya. Kita anggap aja ini makan bersama."

"Kok repot-repot, nak."

"Tania nggak repot. Di rumah tadi masih banyak kue nya. Ini kakak nya Tania yang buat. Ibu mau?"

Ibu nya Sisi langsung memakan kue itu. Mata nya pun berkaca-kaca. Entah sudah berapa tahun lama nya ia tidak makan kue seenak itu lagi.

"Nggak enak ya, bu."

"Bukan begitu. Ibu sudah lama tidak makan kue seenak ini."

"Oh ya, ini ada sedikit lauk. Tadi kakak nya Tania kebanyakan masak nya. Udah Tania bilangin jangan banyak kakak nya nggak dengar."Ucap Tania sambil mengeluarkan makanan lainnya.

Bukan hanya makanan. Ada sembako mini, minuman botol dan lainnya yang tidak banyak. Setidak nya bisa untuk beberapa hari.

" Terima kasih banyak nak Tania. "

Tania hanya tersenyum. Ia juga sangat bahagia bisa membantu orang di sekitar nya. Ternyata masih ada orang yang lebih susah dari mereka.

Dan Tania masih sangat bersyukur memiliki seorang kakak yang baik dan penyayang.

1
Surya Hermawan
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Oom aqilla zalfa Bulandari
baru bab 1 udah ikut mewek baca'a
Surya Hermawan
Luar biasa
nia
daterjen
Putri Azah
Kecewa
Putri Azah
Buruk
nia
bondan siapa thor?
Ros Simbolon
ibu yang begitu sadis akan dapat karma.
Ros Simbolon
Kecewa
Ros Simbolon
Buruk
nia
why? bagas pacaran sama andini?
Uul dheaven: Pacar nya si Andini.
total 1 replies
Fiqih Ramadhan
Biasa
Fiqih Ramadhan
Buruk
Sugi Yatmi
Luar biasa
Ruli Felicia
Duh pinjem ke renternir bikin susah aja
Marianti Lim
kecewa aku thor sama rian...jd polisi tapi kok gak bisa tegas.
Marianti Lim
inilah sifat manusia yg sulit utk dihilangkan...belum ada memohon kpd tuhan n mencoba segala cara eee sekali udah dapat sering dilupakan atau tidak dipedulikan, paling parah tiba2 jadi beban hidup.
Sri Rahayu
ya Allah aku nangis sampai sesegukan karna cerita ini mirip sama kisah masa kecilku punya ibu tiri BP tiri tp Alhamdulillah semuanya baik tp aku sama Kakaku diurus nenek Krn mamah dan Bpku JD TKW diarab
Nur Alfadillah
Kecewa
Nur Alfadillah
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!