"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 2. Ada yang aneh.
Seorang gadis baru saja keluar dari kamar mandi di tengah malam, ia hendak kembali masuk ke kamar nya tapi langkah nya terhenti ketika mendengar suara atap rumah nya berderit seolah ada yang berjalan - jalan.
"Gila tuh anak, jam segini belum tidur juga." Gumam nya.
Di lantai atas rumah itu ada ruangan yang di tempati adiknya juga, gadis itu melihat jam di dinding dan itu sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Gadis itu bernama Zoya, karena penasaran Zoya pun menaiki tangga kayu yang menuju ke atas.
Setelah sampai di atas, Zoya tidak melihat apapun, bahkan pintu kamar mandi atas pun juga terbuka. Zoya hendak membuka kamar adiknya, tapi tiba - tiba ada yang memegang kaki nya. Zoya pun menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa - siapa di sana. Tapi jantung nya mulai berdebar dan merinding seketika karena Zoya mendengar hembusan nafas tepat di telinga nya.
"Hhhhh.."
Zoya akhir nya mengurungkan niat nya untuk membuka kamar adiknya, ia berjalan menuju kamar nya sendiri yang berada di sebelah kamar adiknya sampai..
"Mau main petak umpet nggak!?" Tiba - tiba Zoya mendengar suara adik nya.
"DEG!!"
Zoya menoleh tapi saat itu juga dia sangat ketakutan tanpa sebab dan langsung masuk kedalam kamar nya.
"Apa itu tadi.." Gumam Zoya dia langsung masuk kedalam selimut nya.
Ke esokan harinya..
"Hiks! Hiks! Hiks! Hiks!
Seorang anak perempuan sedang menangis sambil mengguyur dirinya sendiri di kamar mandi, darah mengalir bercampur dengan air dan larut dari tubuh gadis itu, entah apa yang terjadi.
"Mia, kamu kenapa nak??" Panggil suara perempuan paruh baya dari luar.
Gadis yang sedang menangis itu bernama Mia. Mia tiba - tiba diam dan mencoba mengendalikan dirinya, ia pun menyahuti perempuan yang merupakan ibunya.
"Nggak apa - apa, ma. Mia lagi mandi." Sahut nya dari dalam kamar mandi.
"Kamu nggak lagi nangis kan, nak?" Tanya ibunya.
"Enggak ma, Mia lagi nyanyi." Sahut gadis bernama Mia itu.
"Jangan nyanyi di kamar mandi nak, nggak boleh, pamali. Mama tunggu Mia di luar ya.." Ujar ibunya.
"Iya ma." Sahut Mia dari dalam.
Ibunya merasa aneh menatap pintu kamar mandi, dia mencium bau amis yang sangat luar biasa dari kamar mandi itu. Ibunya menoleh kesana kemari mencari sumber bau nya, tapi memang itu dari kamar mandi.
'Mia lagi haid kali, ya.' Batin ibunya Mia, ia lalu pergi dari sana.
Sementara Mia, dia memakai hampir sebotol sabun mandi di kamar mandi nya untuk membersihkan darah yang mengotori tubuh nya.
"Darah apa ini sebenarnya, padahal aku nggak luka sama sekali." Gumam Mia.
Sampai seluruh ruangan itu bau harum semerbak. Setelah di rasa dirinya bersih Mia lalu memakai pakaian nya dan keluar dari kamar mandi, tapi setelah nya dia melihat ayah nya yang berdiri menatap nya dengan tatapan aneh.
"Ayah kenapa?" Tanya Mia.
"Kamu mandi lama banget, ayah kebelet boker dari tadi." Ujar ayah nya lalu nyelonong masuk ke kamar mandi.
"Astaga Mia!! Kamu abisin sabun sebotol??!" Teriak ayah nya dari dalam kamar mandi.
"Enggak, yah.. Itu tadi ke senggol tangan Mia, tumpah semua." Sahut Mia berbohong.
Tak terdengar sahutan lagi, tapi ayah nya menggumam tidak jelas di dalam kamar mandi. Mia melangkahkan kaki nya pergi dan menaiki tangga kayu yang menuju ke kamar nya sendiri..
Di rumah itu memang memiliki dua kamar mandi, satu di lantai atas dan satu di lantai bawah. Tapi di lantai atas kebetulan sedang rusak dan ayah mereka belum memperbaikinya. Rumah mereka bukan di komplek perumahan tapi lebih seperti di perkampungan di tengah Jakarta, hanya saja rumah nya bagus.
Rumah itu memiliki dua lantai tapi di lantai dua hanya ada 2 kamar dan satu kamar mandi yang di tempati gadis bernama Zoya dan adiknya, Mia.
Dapur dan meja makan jadi satu, dan langsung ruang tv, di sekat selanjut nya baru ruang tamu, sungguh rumah nya sangat tertata.
"Darah nya banyak banget, kalo mama liat mama bisa marah." Gumam Mia.
Dia lalu mengelap semua darah yang tercecer di lantai kayu nya dan dari jejak nya itu mengarah ke jendela yang menghadap keluar.
"Tapi apa.. siapa yang masuk ke kamarku dan nyiram darah di sini, jahat banget orang itu." Gumam Mia.
"Mia!" Teriak ibunya dari bawah.
"Iya, ma." Sahut Mia dan dia panik.
"Ayo nak, jadi nggak ikut mama ke pasar? Katanya mau beli seragam baru." Ujar ibunya.
"Iya, Mia turun." Sahut Mia, lalu dia asal melempar kain yang dia gunakan untuk mengelap.
Mia turun, dan di bawah sudah ada Zoya yang tampak baru bangun dan duduk di meja makan sambil minum air putih.
"Pagi - pagi, udah berisik aja! Mau pada kemana si ma!?" Ujar Zoya dengan kesal karena tidur nya terganggu.
"Mia mau ikut mama ke pasar kak, kak Yaya mau titip?" Tawar Mia. (Yaya adalah nama panggilan kecil Zoya.)
Zoya menatap Mia dengan tatapan entah apa, ada rasa penasaran juga ngeri di saat yang bersamaan.
"Mia, kamu jam dua malem ngapain belum tidur?" Tanya Zoya.
"Hah?? Mia tidur cepet kok kak. Abis belajar Mia tidur." Sahut Mia. Zoya tampak menatap Mia seolah menelisik, tapi akhirnya dia menghembuskan nafas nya.
"Sono lah pergi, gue mau tidur lagi." Ujar Zoya.
"Eh.. anak gadis udah bangun malah mau tidur lagi, pamali.." Ujar ibunya.
Zoya tak menggubris, dia tetap kembali naik ke atas dan masuk kedalam kamar nya. Ibunya hanya bisa geleng - geleng saja melihat itu, akhir nya Mia dan ibunya pun pergi keluar dari rumah menuju ke pasar menggunakan angkutan umum.
Sesampainya di pasar, Mia lebih dulu meminta beli seragam agar tidak lupa, setelah nya beru dia mengikuti ibunya dari belakang untuk berbelanja kebutuhan di rumah. Awalnya Mia tidak merasakan apapun, tapi tiba - tiba mata Mia seperti berkunang - kunang saat mencium bau darah.
'Aku kenapa.' Batin nya.
"Tak! Tak! Tak!" Suara tukang daging memotong daging sapi.
Mia semakin semaput, tapi bukan semaput ingin muntah, justru Mia seolah ingin mendekat dan meminum darah segar dari sapi - sapi itu.
"Mia, kamu mau beli apa?" Tawar ibunya.
"Darah." Sahut Mia tanpa sadar, ibunya melirik menatap Mia dengan keheranan.
Tatapan Mia saat ini tertuju pada daging sapi yang tengah di potong.
"Mia." Panggil ibunya, barulah Mia sadar.
"Ya, ma?" Sahut Mia.
"Jangan bengong, ih.. ntar kerasukan, nak. Kamu mau daging apa?" Tanya ibunya lagi.
"Ikan lele aja ma, kayak biasa." Sahut Mia, ibunya mengangguk.
Ibunya keheranan dengan anak nya yang memang bertingkah aneh sejak semalam. Semalam ibunya Mia melihat Mia di luar rumah sedang berdiri, ketika ibunya akan memanggil Mia malah pergi menjauh. Yang aneh adalah saat ibunya hendak membuka pintu mengejar Mia, posisi pintu nya terkunci dari dalam, jadi bagaimana Mia bisa di luar?
Mereka kembali berkeliling lagi setelah membeli ikan lele untuk Mia, ibunya tak lagi memikirkan apa yang terjadi.
Sementara itu di tempat lain..
"Motor ku udah jadi, bang?" Tanya seorang anak laki - laki yang menggunakan jaket varsity pada seorang karyawan bengkel, Dewo.
"Udah, bentar ya.." Sahut karyawan bengkel.
Dewo memperhatikan cara pria yang sedang memperbaiki motor nya itu dengan tatapan ingin tahu.
"Dah, kelar." Ujar pria yang sebelumnya memperbaiki ban pemuda itu, dan terlihatlah wajah nya yang adalah Gani.
"Alhamdulillah, makasih bang.." Ujar Dewo.
Ya, Gani.. Gani masih menjadi seorang montir di bengkel motor, masih di bengkel yang sama.
"Sama - sama, hati - hati di jalan." Ujar Gani dan Dewo mengangguk sambil tersenyum.
Setelah Dewo pergi, Gani melihat di belakang Dewo, ada sosok nenek - nenek yang sepertinya mengikuti Dewo, tapi sosok itu tidak beraura negatif, sebaliknya nenek - nenek itu menjaga Dewo.
Ya, Gani kini lebih peka. Masih belum selevel dengan Jingga tapi Gani sudah bisa melihat dengan jelas, tapi dia masih belum berani menolong sosok yang tersesat.
Tak lama datang boss Gani, boss nya datang sambil membawa makanan. Gani menatap makanan itu tanpa sepengetahuan bos nya.
"Ni, gue bawa makanan ini buat lu, dari kampung." Ujar mantan bos nya.
"Iya bang, makasih." Sahut Gani.
"Bang, hari ini gue ijin, abang inget kan?" Tanya Gani.
"Oiya lupa, ya udah lu pergi aja." Ujar bos nya.
"Iya bang, makasih." Ujar Gani.
"Makanan nya di makan ya, Ni." Ujar bos nya dan Gani mengangguk.
Gani lalu bersiap hendak pergi, dan dia membawa makanan yang di berikan oleh bos nya tadi. Tapi setelah Gani berjalan lumayan jauh dari bengkelnya, dia membuang makanan yang di berikan bos nya itu.
Entah mengapa Gani membuang nya, sepertinya Gani mengetahui sesuatu tentang bos nya. Gani lalu menaiki bus menuju ke suatu tempat, dan dia menghubungi seseorang.
"Do, gue menuju ke tempat lu, Elang udah di sana?" Tanya Gani.
"Okay, sip. Gue lagi ke situ.." Ujar Gani..
Gani sudah punya kendaraan sebenar nya, tapi Gani lebih memilih naik kendaraan umum karena satu dan lain hal.
"Hanya Allah yang maha membolak balikan hati manusia." Gumam Gani, sambil menatap jalan raya.
BERSAMBUNG...
masih nggak bisa move on dari Jingga 🤭🤭🤭
apa kah ....?
lanjut Thor