Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.
Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.
Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.
Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08. Gudang Sekolah.
Jam istirahat sekolah masih berjalan, sehabis melihat Fahira masuk ke ruang konseling, Rey melenggang pergi sendirian.
Padahal makanan nya di kantin masih belum habis, dia memutuskan untuk tidak kembali ke kantin.
Sebagai murid baru, bukankah penting untuk melakukan pendekatan ke teman-teman sekelas? Tapi nyata nya hal itu tidak penting bagi seorang Rey.
Pola pikir Rey adalah selagi bisa sendiri, ia tak membutuhkan siapapun di sisi nya, termasuk di saat jam istirahat ini.
Belum lagi saat dia melihat gadis yang di sukai nya sedang bercengkrama dengan pria lain di kantin. Pria itu menjauh dari Fahira untuk duduk di bangku sudut kantin paling pojok.
Dalam penjelajahan langkah kaki nya menuju kelas, Rey melihat salah satu ruangan sekolah yang kosong dan tak terkunci.
Rey pun penasaran dan masuk ke dalam nya. Ruangan itu ternyata terdapat sofa yang empuk, mungkin saja ini gudang untuk menyimpan barang-barang sekolah.
Mulai dari situ Rey menemukan markas baru, dia pun rebahan, dan lama-lama mata nya terpejam dan berpindah ke alam mimpi karena mata ia sangat lelah semalaman begadang.
Jam istirahat pun sudah usai, para siswa juga sudah mulai kembali ke kelas nya masing-masing. Fahira sekilas melirik bangku Rey, dia tak ada disana, dan itu dilihat oleh Gabriel teman dekat Fahira.
"Kenapa neng?"
Fahira menggeleng kepala, memberi tanda ke dia kalau tidak apa-apa. Padahal dalaman nya itu bertanya-tanya kemana perginya Rey? Apa dia bolos?
Guru yang mengajar pun sudah masuk ke dalam kelas. Saat guru itu sudah mulai mengabsen kehadiran, murid bernama Rey masih belum hadir di kelas nya.
"Dimana Rey? Dia murid baru kan?" Tanya guru itu. Para siswa bisik-bisik dan tidak ada satupun yang tahu keberadaan nya.
Sebagai ketua kelas, Fahira angkat tangan
"I-izinkan saya cari Rey pak" Lirih Fahira.
"Baik, silahkan"
Fahira pun bangkit dari tempat duduk, lalu melangkah pergi keluar kelas untuk mencari Rey.
Di tempat ibadah tidak ada, di kantin pun tidak ada, di atas rooftop tak ada. Hingga pencarian Fahira berakhir di ruangan kosong yang terbuka.
Fahira tahu kalau tempat itu dikenal dengan mitos nya yang angker. Ia memberanikan diri masuk ke dalam nya.
Fahira menutup rahang ketika melihat sepasang kaki yang di selimuti dengan hordeng. Ia melangkah dan menghela nafas lega saat melihat Rey tertidur dengan pulas nya di bawah terik nya matahari yang menerobos masuk lewat jendela.
Fahira membangunkan Rey dengan menepuk pipi nya dengan lembut. Rey membuka kelopak mata kepala nya sedikit digeser untuk melihat siapa yang berani membangun kan nya.
Setelah melihat Rey menggeser kepala nya lagi ke bantalan sofa, bahkan pria itu mengganti posisi tidur menyamping membelakangi gadis itu.
"Bangun Rey, guru nyariin" Lirih Fahira
Rey memberi gestur mengangkat telapak tangan dengan kelima jari tegak lurus.
"Kamu keluar saja sana saya masih ngantuk, bilang saja saya lagi sakit diruangan UKS"
"Ayolah jangan buat saya repot"
"..." Tak ada jawaban dari Rey, pria itu sudah kembali tidur dengan santai nya.
"Rey... Bangun" Lirih Fahira. "Rey.... Nanti aku dimarahin guru, cepat ayo bangun.."
Sesekali, dua kali kedua tangan Fahira bergerak untuk menggoyangkan tubuh Rey.
Pria itu kembali membuka kelopak matanya, dia tak kunjung pergi, malah asik rebahan menatap langit ruangan.
"Rey..." Panggil kembali Fahira. Rey menoleh ke Fahira. Kemudian bangkit dan pergi dari area gudang, Fahira pun menyusul nya dari belakang.
Saat sudah sampai kelas Rey di interogasi oleh guru karena terlambat masuk kelas, Rey beralasan kalau seharian membantu ibu nya bekerja jadi dia tertidur di atas rooftop.
Tanpa menyebutkan dimana Rey tertidur, kalau pun menyebutnya pasti guru itu akan menindak lanjuti ruangan tersebut.
Beruntung guru yang mengajarnya baik hati dan memaklumi, apa lagi Rey adalah murid baru di sekolah.
"Yaudah kembali ke tempat duduk kamu seperti semula" Pinta guru itu.
Rey pun duduk dengan tenang, tak lama di saat Rey sudah duduk, matanya kembali mengantuk.
Emang benar-benar pria itu semalaman gak bisa tidur. Ia terus memikirkan suasana hati Fahira yang sudah di sakiti oleh Rey secara bertubi-tubi.
"Astaghfirullah... Anak itu malah tidur lagi" Guru di depan sampai geleng-geleng kepala.
"Iya-iya pak" Rey kembali bangun, dia tidak tidur hanya ingin memanipulasi mata nya biar gak ngantuk.
Fahira terus memperhatikan Rey dengan kerutan kening, makin lama, Fahira semakin penasaran kenapa Rey selalu tertidur.
Pertanyaan itu akan Fahira simpan nanti disaat bel pulang sudah berbunyi.