Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Sedangkan dirumah keluarga Haris mereka sudah mencari keberadaan Kharis selama dua hari tapi tak membuahkan hasil.
"Kemana anak itu pergi pah! Apa dia begitu sakit hati atas perlakuan semua orang, mama menyesal sudah mengabaikan dia, biar bagaimana pun mama juga sudah membesarkan dia. Harus nya kita sebagai keluarga nya lebih percaya dengan dia bukan dengan sebuah foto." ucap Hayati
"Kita do'akan saja mah dimana pun anak itu berada dia baik - baik saja." ucap Haris.
"Mama menyesal sudah tak begitu perduli dengan anak itu. Padahal dia selalu mengalah dengan Karin dia berikan apa yang di ingin kan oleh putri kita." ucap nya dengan sedikit air mata.
Hayati menangis saat mereka ada di kamar Kharis. Hayati memandangi foto Kharis yang tersenyum manis, walau tersenyum terlihat di mata itu ada kesedihan.
Hayati tak sengaja membuka laci yang ada di meja dekat tempat tidur Kharis dia mencari apapun siapa tau ada petunjuk di mana Kharis berada. Saat dia membuka laci pertama dia melihat sebuah album dan membuka satu persatu album itu, tak sengaja Hayati melihat foto adik dari Raihan.
"Pah kenapa ada foto Soni adik Raihan?" tanya Hayati heran.
Haris mendekat dan melihat foto tersebut dia juga melihat ada sebuah tulisan di balik foto tersebut.
"Luka mu adalah luka ku. sakit mu juga sakit ku. Ku akan pergi perlahan dari hidup mu. Tanpa meraih cinta dan kebenaran tentang diriku." tulisan yang ada di balik foto tersebut.
"Apa maksud nya! Apa mereka saling mencintai tapi mereka saling menyakiti." ucap Haris yang mencoba mengartikan maksud dari tulisan Kharis yang ada di foto tersebut.
Hayati juga melihat ada beberapa momen saat Kharis dan Soni bersama, foto Kharis tersenyum kearah Soni dengan senyuman bahagia dan Soni memeluk Kharis dari belakang, ada juga foto saat Kharis di pantai bermain air bersama Soni.
Haris memberikan kembali semua foto yang mereka lihat untuk di simpan di dalam album milik Kharis. Hayati juga membuka laci kedua dan melihat begitu bayak botol obat dan dia sangat terkejut.
"Kenapa banyak botol obat yang sama di dalam laci Kharis pah, apa dia sakit?" tanya Hayati.
Karina yang sejak tadi melihat kecemasan ibunya terhadap Kharis langsung masuk, dia tak ingin ibunya tau apa yang terjadi dengan Kharis hingga membuat semua orang merasa kasihan dan menyesal telah membenci Kharis.
"Mama kenapa nangis itu botol vitamin punya Kharis dia selalu beli vitamin katanya biar dia tidak mudah lelah." ucap Karin.
"Kamu tau dari mana Karin jika ini botol vitamin?" tanya sang ibu.
"Karin gak sengaja liat Kharis minum obat dari botol itu saat kita sedang berdua. Karin tanya kata Kharis itu vitamin." ucap Karin.
Kali ini Karin memang berkata jujur, bener Kharis pernah mengatakan itu vitamin saat mereka sedang berdua di kamar. Karena Kharis merahasiakan semua nya. Tapi Karin yang penasaran memfoto botol tersebut dan mencari tau obat tersebut dari internet dari situ dia tau obat apa itu. Karin bukan tak mau memberitahu kedua orang tuanya tapi dia takut jika kedua orang tuanya tau mereka akan mencari Kharis dan membawa Kharis kembali itu yang tak di ingin kan oleh Karin.
"Syukurlah jika itu vitamin. mama sempat berpikir adik mu itu sakit sayang." ucap Hayati.
Karin tersenyum dan menatap sekeliling kamar Kharis jauh lebih besar dari kamar milik nya. Rasa iri Karin tumbuh setelah dia tau jika dia anak kandung keluarga Wijaya yang di besarkan oleh tante nya Noni, dia memilih kembali ikut kerumah kedua orang tuanya karena tak rela melihat Kharis yang di cintai oleh keluarganya.
"Mah apa boleh Karin tuker kamar dengan kamar Kharis, kamar Kharis jauh lebih besar mah, boleh ya." pinta Karin dengan memasang wajah memelas.
Hayati yang mendengar permintaan memohon putrinya menatap wajah suaminya dan Haris mengangguk tanda dia memberi izin.
"Ya sudah pakai saja nanti kita suruh bibik buat pindahin bareng Kharis ke kamar kamu. ya." ucap Hayati.
Karin tersenyum senang saat mendengar ucapan ibunya dia memeluk erat sang ibu. Apa yang dia ingin kan selama ini tercapai, Dia akhirnya bisa menempati kamar Kharis tanpa harus ada perdebatan degan Kharis.
"Hari ini kamar kamu Kharis jadi milik saya! Besok Soni akan jadi milik saya. Maaf Raihan jika Soni kembali saya akan melepas kan kamu." batin Karin.
Karin senang dan perlahan kisah cinta Kharis dan Soni akan terbongkar hingga dia akan membuat ibu nya Raihan tak menyukai Kharis, walau dia harus menikah dengan Raihan nantinya yang jelas dia tak akan membiarkan Kharis bahagia bersama dengan orang yang di cintai Kharis sejak dulu.
*****
Di tempat Kharis dia tak membiarkan tubuh nya lemah, dia abaikan rasa sakit di kepala nya walau penglihatan nya sedikit buram dia berusaha untuk keluar dari kayu yang menindih tubuhnya.
Saat dia sudah bisa keluar dari reruntuhan kayu dia berjalan dengan kaki yang terkilir dan luka di bagian dahinya.
Nindya dan kedua komandan nya sudah berada di luar membantu melihat Nindya berjalan pincang menyuruh Faris membawa Dya ke tenda pengobatan.
Mata Soni mencari keberadaan Kharis dan melihat bayangan seseorang keluar dengan memegangi kaki nya yang terasa sakit dia pun mendekat.
"Saya bantu." ucap Soni dingin dengan baju yang basah kuyup.
Kharis hanya menatap saja dan diam saja saat Soni mengulurkan tangan Soni kearah dirinya, dia mengabaikan saja tangan Soni dan berjalan sendiri untuk menuju ke tenda pengobatan.
"Tunggu!" cegah Soni yang penasaran kenapa Kharis ada di tempat diri.
Kharis tak menghiraukan panggilan Soni dia tetap berjalan perlahan. Soni yang kesal langsung mendekat dan membalikkan tubuh Kharis yang sudah mulai kedinginan agar menghadap kearah dirinya.
"Untuk apa kamu kesini! Kamu sengaja ingin membuat saya terluka, saya sudah pernah bilang pergi lah yang jauh jangan pernah. lagi datang menemui saya lagi. Saya benci kamu Kharisma." ucap Soni.
Karena guyuran air hujan Soni tak tahu jika Kharis sudah menangis mendengar semua ucapan Soni.
"Maaf! Saya tidak bermaksud untuk muncul kembali di hadapan kamu. Anggap saja kita tidak bertemu hari ini. Maaf karena saya sudah membuat kamu terluka kembali dengan melihat saya ada di sini." ucap Kharis.
Soni hanya bisa menatap wajah sendu itu, banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan sayang hatinya terlalu sakit untuk bisa berbicara baik terhadap Kharis.
Kharis yang melihat Soni hanya diam saja memilih pergi karena dia sudah tak tahan dengan rasa sakit di kaki dan kepala nya yang berdarah.
"Jika tak ada yang ingin kamu katakan saya permisi. Oh iya mungkin tanpa kamu sadari pertemuan kita adalah akhir dari hidup ku." ucap Kharis dia berlalu dari hadapan Soni dan saat dia melihat tempat sampah dia membuang satu botol obat yang biasa dia minum.
"Saya sudah tak ingin hidup lagi. Buat siapa saya bertahan hanya luka yang saya dalatkan. Ayah, bunda tunggu Kharis ya perlahan tapi pasti Kharis akan bersama kalian." batin Kharis yang tersenyum sedih.
Saat dia sampai di tenda pengobatan tubuh nya yang sudah kedinginan langsung terjatuh dan pingsan.
Bruk...!
Salah satu perawat yang melihat ada yang pingsan dengan tubuh yang basah kuyup dan kening yang terluka langsung berteriak memanggil dokter yang ada di sekitar tenda.
"Astaga dokter." ucap seorang perawat yang melihat Kharis jatuh pingsan.
Beberapa dokter yang melihat ingin membantu Kharis sayang dokter Firman yang mengenal baik Kharis dan sudah menganggap Kharis seperti adiknya langsung berlari mendekat.
"Kharis! bantu saya bawa dia ke tempat tidur. kalian yang wanita gantikan pakaian nya." perintah dokter Firman yang tadi dia sedang mengobati pasien yang lain.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son