Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Saat ini, Abian sedang duduk bersama dengan Ibu dan juga kakak nya. Tatapan mereka berdua ke arah Abian, seakan ingin menelannya hidup-hidup.
Hanin dan juga Oma dan Opa, sedang ke ruangan khusus yang di siapkan untuk Hanin. Hanin akan menandatangani kontrak dengan para chef tersebut.
"Abi, apa yang terjadi? Apa kamu masih belum bisa bangun ketika di dekat Hanin? Atau jangan-jangan apa yang kakak dengar dari sepupu kita yang lain benar. Jika kamu tidak menyukai wanita." Ucap Kakak nya Abian.
Ibu Ambar langsung mengurut dada nya yang sakit. Ia tidak menyangka jika anak laki-laki nya akan seperti itu.
Selama ini memang Abian berpacaran dengan wanita-wanita seksi untuk memancing sesuatu yang ada di dalam diri nya. Namun, sebanyak apapun wanita seksi yang ada di hadapan nya, ia tetap tidak berselera.
"Kak, jangan nuduh gitu dong. Aduh, gimana ya bilang nya. Abi malu." Ucap Abian sambil menunduk.
"Abi, katakan apapun pada kakak. Jangan pernah malu. Kalau kamu memiliki penyakit, kita akan cari jalan keluarnya bersama-sama. Jangan seperti kakak. Yang terlambat tahu jika kakak mandul."
Lagi, Bu Ambar begitu sedih saat mendengarkan percakapan anak-anak nya. Anak pertama nya sudah lama menikah. Bahkan hingga saat ini belum memiliki anak.
Sedangkan Abian, ia selalu di gosipkan memiliki kelainan dan tidak menyukai wanita. Hati ibu mana yang tidak sakit saat tahu tentang anak-anaknya.
Maka dari itu, keluarga Abian selalu di pandang sebelah mata oleh keluarga nenek nya itu.
"Kak, bukan itu masalah nya. Justru kalau lihat Hanin, Abi nggak bisa nahan sesuatu. Abi tapi tidak bisa langsung melakukan nya pada Hanin. Ia masih sangat polos." Ucap Abian dengan suara kecil.
"Jadi, punya kamu bereaksi saat melihat Hanin?" Tanya Ibu Ambar tiba-tiba.
"Ibu, jangan keras-keras dong suara nya. Nanti di dengar orang kan malu." Ucap Abian lagi.
"Iya. Kalau masalah itu, serahkan pada Ibu. Ibu akan membuat Hanin nurut sama kamu." Ucap Bu Ambar dengan sejuta ide di dalam kepala nya.
Bu Ambar pun sudah senyum-senyum sendiri membayangkan cucu yang akan ia gendong.
"Syukur lah kalau kamu normal Abi. Setidaknya, ada di antara kita yang benar-benar normal."
"Kak, nggak boleh bicara begitu. Abi yakin kakak hanya belum waktu nya saja untuk hamil."
"Tapi, kami sudah memeriksakan kesehatan kami pada dokter saat itu. Dokter berkata, tidak ada harapan."
"Kak, tenang lah. Bukan kah sekarang ada Opa dan Oma nya Hanin. Kita bisa minta tolong untuk memeriksakan kakak ke rumah sakit mereka. Tapi, Abi mohon. Jangan beritahu suami kakak dulu."
"Kenapa gitu?"
"Ya kan biar surprise. Nanti kalau memang udah jelas hasil nya, kakak baru bisa beritahu."
"Baiklah kalau begitu."
Mereka bertiga masih menunggu Hanin selesai menandatangani kontrak. Hanin ditemani oleh Opa dan Oma agar ia tidak salah dalam melakukan segalanya.
Apalagi Hanin masih tidak terlalu mengerti tentang apa yang ada di hadapan nya saat ini. Oma dan Opa nya Hanin juga memanggil Pengacara keluarga mereka untuk melihat surat perjanjian itu.
Opa dan Oma nya Hanin tidak ingin, ada kekeliruan di kemudian hari. Yang akan merugikan cucu mereka kelak.
*****
Malam itu, Bu Ambar langsung merencanakan sesuatu untuk keutuhan rumah tangga anak nya.
Hanin seperti biasa, akan menurut dengan Ibu mertua nya itu. Bu Ambar menyuruh Hanin memakai baju sek-si dan juga meminum jamu.
Hanin menurut dan tidak mengatakan apapun pada Ibu mertuanya. Hal itu lah yang membuat Bu Ambar kegirangan dan bahagia memiliki menantu seperti Hanin.
"Bang Abi, apa Hanin cantik pakai baju ini?" Tanya Hanin sesaat setelah ia masuk ke dalam kamar. Saat itu Abian masih mengerjakan pekerjaan nya yang belum selesai.
"Hah! Ehem.. Kenapa Hanin pakai baju seperti itu?"
"Kata Ibu, Hanin cantik pakai beginian. Tapi, ibu bilang, nggak boleh pakai selain di dalam kamar bersama suami."
"Hmm,, iya."
"Apa nya yang iya. Apa Hanin cantik? Bang Abi suka nggak? Kalau nggak suka Hanin ganti aja."
"Eh, jangan. Abang, hmmm."
"Abang kenapa?" Tanya Hanin sambil mendekat ke arah Abian. Mata Abian malah menatap ke arah dua benda yang ada di depan nya saat ini.
Abian sungguh tidak bisa melakukan apapun dan dia benar-benar menjadi tidak berdaya.
"Hanin."
"Iya Bang Abi."
"Apa Hanin tahu tentang hubungan suami istri yang bisa menyebabkan seorang wanita ha-mil?"
"Hanin tahu. Tapi Hanin nggak pernah melakukan nya. Kan dosa kalau bukan bersama suami sendiri."
"Bagus. Jadi, Ehem.. Apa kita bisa coba untuk melakukan nya sekarang?"
"Yaudah, ayo. Hanin juga penasaran." Ucap nya sambil tersenyum.
"Tapi, kalau nanti Hanin sakit, gimana?"
"Hanin akan diam dan tidak teriak. Tapi, apa bakalan sakit?"
"Abang juga nggak tahu. Kan nanti yang rasain Hanin. Tapi, dapat banyak pahala kalau kita melakukan nya."
"Iya. Ibu juga bilang begitu. Kata Ibu, Hanin bisa masuk surga. Bonus dapat adek bayi."
Hanin langsung reflek memeluk Abian. Dan Abian, ia langsung menyingkirkan pekerjaan nya yang belum selesai.
Pekerjaan itu bisa dilakukan nanti. Sedangkan Hanin, tidak bisa di tunda. Ia pun penasaran, bagaimana rasanya.
Hanin yang sudah diberikan obat oleh mertua nya, langsung bereaksi. Ia membuat Abian tidak bisa berkutik dan diam lagi.
"Hanin, kok nggak bisa masuk. Apa kita yang salah. Ini gimana sih?" Tanya Abian yang memang belum berpengalaman.
"Hanin nggak tahu. Hanin nggak bisa apa-apa. Hanin kenapa ni Bang Abi."
Abian pun berusaha sebisa mungkin. Dan setelah melalui tantangan yang begitu sulit, akhirnya ia berhasil menerobos masuk.
Benda itu akhirnya menemukan rumah nya. Benda yang selama ini telah di jaga dengan baik oleh Abian.
Dan rumah itu, ternyata pintu nya begitu rapat. Dan hanya Abian yang memiliki kunci dan bisa membuka nya.
"Bang Abi, kok sa-kit. Tapi.."
"Tapi apa?"
"Nggak tahu. Hanin nggak tahu."
Malam itu, baju merah menjadi saksi. Betapa Hanin dan Abian menyatu. Abian yang sudah lama menahan segala hasrat.
Dan Hanin yang dikuasai oleh obat itu. Hanin benar-benar tidak sadar dengan apa yang ia lakukan. Mereka bahkan melakukan nya hingga dua ronde karena obat itu belum hilang sepenuhnya.
Mereka adalah dua anak manusia yang tidak mengerti apapun tentang hal itu. Namun, mereka bisa melalui nya berdua.
"Bang Abi, apa Hanin udah langsung hamil? Apa adik bayi udah ada di dalam perut Hanin?"
Gubrak!!!!
Abian yang lelah habis bertempur, hampir saja terjatuh ke bawah tempat tidur saat mendapat pertanyaan seperti itu.
ya allah ngakak bener deh masa iya si kancil kek motor pink.. ada2 aja
dan yg terjatuh td kok bisa... kk klo di daerah q mah motor yg bising itu buat ngarit namanya motor grandong.. karna udh di protolin
kok jd segetunya ya allah kasihan rahmat