Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelarian
Eighar terdiam sejenak, mencerna jawaban dari smart watches, lalu tertawa. "Ya ya ya, tetep seru kok. Jadi gak sabar deh pengen hari sabtu." ucapnya, tanpa tau apa yang akan ia hadapi setelahnya.
"Sekarang jam berapa sih?? Apa boleh keluar untuk jalan-jalan? Kayaknya boleh gak sih?" gumamnya sambil menatap lurus ke arah satu-satunya pintu keluar di kamarnya.
"..... Sekarang waktunya istirahat, hari menunjukkan pukul dua pagi. Tidak ada orang yang berjalan-jalan pada waktu ini."
"Gue gak bisa tidur lagi. HP gak punya, gak bisa main game. Jadi mending ngapain ya?" gerutu Eighar dalam hati.
Eighar pun menelisik smart watches miliknya, lalu tersenyum saat melihat tanda mikrofon yang menyala tadi aktif. Pantas saja si smart watches selalu mampu merespon ucapannya, ternyata ini aktif. Ada tombol on off juga. Kalau smart watches dimatikan, tentu saja ia bisa melakukan apapun tanpa hukuman, bukan? Setidaknya ia bosan menunggu pagi tanpa melakukan sesuatu.
.........
Pada akhirnya Eighar pun terlelap dalam tidurnya, usai berharap bisa menunggu waktu pagi tanpa tidur lagi. Ketika matahari berusaha muncul dalam kegelapan langit yang mulai buram, burung-burung berkicau bising di atas dahan pohon yang basah karena embun subuh. Cuaca terasa bagus, namun sedikit berangin.
Eighar terperanjat, ketika smart watches membangunkannya dengan kasar. Sengatan listrik sedang terasa menjalar di pergelangan tangannya. Tepat ketika ia membuka mata, smart watches itu berdering dengan kuat, seolah benar-benar berusaha keras membangunkan dirinya.
Eighar beranjak dan duduk sembari melamun sejenak, lalu menatap jam yang ada di tangannya. Bukannya ini sudah non aktif, tapi kenapa bisa menyiksa lagi?? Batinnya.
Ketika Eighar menghidupkan smart watches-nya beberapa informasi muncul berderetan. "Kualitas tidur baik, waktu tidur dua jam dari pukul tiga sampai pukul lima subuh. Pada jam tiga degup jantung meninggi, lebih tinggi dari keadaan normal. Aktifitas melelahkan, sama seperti pembakaran kalori dengan berlari pagi."
Eighar langsung beranjak, terbelalak dan duduk setengah berjongkok ketika membaca informasi dari smart watches mengenai dirinya. "Gi.. Gila!!" batinnya ketakutan. "Bukannya gue udah non aktifin benda ini??" lanjutnya dalam hati.
"....Terjadi aktifitas tak wajar pada waktu itu. Sistem menandai sebagai gelagat manusiawi. Data dan rekaman terunduh, tersimpan dalam file terbaik kami. Hukuman telah diberikan, terimakasih."
Braaaak!!!
Eighar langsung berlari keluar kamar ketika mendapati hal tersebut. Mengerikan?? Tentu saja itu mengerikan dan mengganggu privasi. Harusnya itu hanya di ketahui oleh Eighar dan tuhan saja, kan? Tapi smart watches ini malah merekam dan menyimpan apa yang ia lakukan itu. Sungguh, tak pernah ada yang layak tahu hal semacam itu kecuali diri sendiri.
Lalu untuk apa mereka rekam? Apa gunanya? Apakah itu akan digunakan untuk ancaman, atau kelak itu akan di sebarluaskan?
Bagi Eighar, ini tak bisa dibiarkan. Tak ada jalan lain kecuali keluar dari dalam asrama dengan jam mengerikan ini. Ia yakin, ada alasan di balik semua itu dan tentu saja alasannya cenderung pada hal yang tidak baik. Eighar menerobos lorong ruang kamar dan mencari kebedaraan tangga. Ia menuruni tangga demi tangga, melewati lorong dan tangga lagi, sampai akhirnya ia menemukan pintu keluar dari kaca bening tebal. Meski baru pertama melewati gedung ini, tapi mudah saja bagi Eighar untuk pergi.
Persetan dengan kurikulum menarik, jam ini berbahaya dan mengerikan untuknya. Eighar keluar dengan napas tipis dan berderu, keluar dari gedung asrama dan lagi-lagi ia terpesona dengan bentuk gedung sekolah dan juga banyak fasilitas lapangan olahraga outdoor.
Sambil berlari, Eighar membuang jauh-jauh ketertarikannya dan lebih memilih mengutuk jam ini. Dari kesekian gedung-gedung kelas yang berhasil ia lewati, akhirnya ia melihat taman panjang dengan rerumputan hijau yang rapi, mirip seperti di halaman golf. Rerumputan tadi juga ditumbuhi pepohonan ketapang berdaun kecil. Di ujung sana ada sebuah gerbang besar dan menjulang tinggi. Gerbang tersebut terbuat dari gerbang railing balkon tempa besi klasik.
Gerbangnya besar dengan ukiran timbul serupa monster yang menyeramkan. Kepala naga yang di cat hitam keseluruhan, menyamai warna tangga, tapi membiarkan mata naga berwarna keemasan dan terlihat menyala di kegelapan.
Eighar langsung memanjat pagar tersebut. Tak bisa melepaskan smart watches, maka jalan satu-satunya adalah keluar dari asrama dan sekolah. Mungkin saja jam tersebut hanya bisa aktif di lingkungan sekolah saja.
Ketika berhasil sampai ke atas, Eighar menapak beberapa besi sebelum melompat ke tanah, saking tingginya gerbang tersebut. Saat kaki Eighar berhasil mendarat dengan sempurna....
RIIIIIIIIIIIIIIING....
Smart watches berdering dengan keras di tiap tangan para siswa dan siswi yang sedang terlelap. Mereka semua terbangun karena terkejut, bingung dengan apa yang telah terjadi.
Masing-masing dari mereka yang tertidur di kamar sendiri-sendiri pun memeriksa smart watches mereka, dan menyadari ada suatu hal besar yang telah terjadi.
Salah seorang gadis berwajah antagonis dengan rambut merah kecoklatan mengucek matanya. Rambut panjangnya berantakan, dan ia mengutuk siapa saja yang membuat kegaduhan karena telah mengganggu kualitas tidurnya yang berantakan semalam.
Ia memeriksa ponselnya sambil memaki dalam hati, dan melihat smart watches berdering hebat dengan getar yang cukup keras. "....Pelanggaran! Salah seorang siswa A.K School melakukan pelanggaran. Salah seorang siswa A.K School melakukan pelanggaran. Salah seorang siswa A.K School melakukan pelanggaran."
"Ck! Apalagi nih?? Pelanggaran macam apa yang bikin gue juga harus nerima resiko kayak gini?" gerutunya kesal.
".... Buronan! Eighar Riantama telah menjadi buronan! Keberadaannya sedang di cari. Eighar Riantama buron."
Gadis ini terbelalak ketika membacanya. Ia langsung terperanjat dan beranjak dari kasur yang memiliki gravitasi yang berat. "Siapa ini?? Gak pernah denger namanya! Ngapain kabur?? Siapapun dia, dia dalam bahaya sekarang!!" gerutu gadis ini dalam hati, lalu keluar dari kamar dan mendapati seluruh siswa juga berada di depan pintu kamar masing-masing dengan seraut wajah yang begitu panik.
.........
Eighar berlari keluar, bahkan tanpa mengenakan alas kaki. Ia menapak dan melewati bebatuan hingga akhirnya sampai ke aspal, dimana ia telah menemukan jalan raya.
Semburat senyum merekah dari wajahnya yang kelelahan dengan keringat di dahi. Eighar mengatur napasnya, cukup lega sambil memandangi jam di tangannya. Ketika ia melakukan itu, dari kejauhan ia mendengar suara sirene yang lumayan bising.
Eighar mengernyit lalu mendongak ke langit, lalu berputar beberapa kali, berharap ia tak salah dengar, karena di sekelilingnya, ia merasa mendengar suara sirene tadi. Benar-benar di sekelilingnya, seolah di kepung di segala arah.
Ketika suara tadi benar-benar mendekat, smart watches di tangannya kembali berdering, membuatnya terkejut karena benda ini masih aktif meski ia sudah keluar dari area sekolah.
"...... Pelanggaran berat di temukan, Eighar tak akan bisa lari, tak akan bisa lari. Eighar sudah terkepung."
Eighar terperanjat setelah menyadari kebenarannya. Beberapa mobil muncul tepat di hadapannya dan berhenti. Dan kalian tau itu mobil apa?? Mobil polisi!! Serius hanya dengan kabur ia harus di kejar polisi??
Eighar tak terima, lalu berbalik badan dan hendak menghindar, namun langkah kakinya terhenti ketika beberapa mobil kembali berhenti di depannya. Ia melakukan hal yang sama di kiri dan kanan, namun mobil-mobil itu kembali terhenti dan menghalangi jalannya.
Eighar terpaku berputar perlahan melihat sekitarnya. Dimana tak ada jeda selain mobil yang mengepung sekelilingnya.
"Siswa bernama Eighar Riantama, harap tak melawan ketika dilakukan penangkapan. Angkat tanganmu ke atas." ucap suara kepolisian melalui pengeras suara.
Eighar tak bergeming, sungguh ia benar-benar kebingungan. Ia hanya siswa, kenapa di perlakukan selayaknya buronan penjahat yang kabur dari penjara?
"Kami ulangi, Siswa bernama Eighar Riantama, harap tak melawan ketika dilakukan penangkapan. Angkat tanganmu ke atas."
Lagi-lagi Eighar mematung, hingga para kepolisian yang bersembunyi di mobil pun keluar dan mereka...
Menodongkan senjata api ke arah Eighar, dan karena itu.. Eighar terperangah sambil mengangkat tangannya ke atas.
"Apa-apaan ini? Gue, bukan penjahat!"
Bersambung...
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...