Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 04
" Jadi sekarang jelaskan sebab perceraian antara Gael dan Ayu."
Jegleeeer
Bagai disambat petir di tengah malam yang sunyi. Melihat ke arah jam yang menggantung di dinding, jelas sekali ini adalah tengah malam. Namun agaknya Dorry harus bekerja lembur.
Rupanya dia harus menghadap Ryder ketika tidurnya sedang nyenyak-nyenyaknya. Ia pikir Tuan Besar Ryder tidak jadi memanggilnya, dan siapa sangka dia akan dipanggil di tengah malam begini.
Mata Dorry yang masih setengah mengantuk langsung segar ketika mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan yang ia tahu jawabannya namun dirinya diminta untuk tutup mulut dengan begitu rapat oleh Gael.
" Melihat reaksimu aku yakin kamu tahu kan Dor?"
" Tu-tuan Besar, sa-saya sa-saya itu anu."
Melihat Dorry yang kesulitan menjawab, Ryder yakin bahwa anak itu tahu semuanya. Namun mungkin dia tidak bisa mengatakannya.
" Haaah, kau cukup loyal juga ya Dor."
" Maaf Tuan Besar, saya sudah bersumpah untuk tidak mengatakan apapun terkait peristiwa itu. Dan dalam agama yang saya percaya, ketika kita sudah berjanji dan bersumpah, maka kita tidak boleh mengingkarinya. Saya sungguh minta maaf Tuan Besar."
Meskipun dia tidak bisa mendapatkan apapun tapi Ryder merasa senang. Orang yang berada di sisi Gael adalah orang yang setia. Dia bisa dipercaya dan juga bisa memegang prinsip. Namun Ryder tentu tidak menyerah untuk mencari tahu. Otak jeniusnya tidak tumpul meskipun tubuhnya sudah dimakan usia.
" Kamu memang nggak boleh mengatakan rahasia. Jadi aku akan berikan tugas lain."
" Ya?"
Senyuman yang terukir di bibir Ryder bagaikan racun bagi Dorry. Perasaanya seketika tidak enak. Ia yakin sesuatu yang berat pasti akan dia kerjakan setelah ini.
" Bawakan semua rekaman kamera pengawas di masa-masa sebelum terjadi perceraian. Selain itu salin semua komunikasi Gael dan Ayu, dan panggil pengacara yang waktu itu menangani perceraian mereka. Nah kalau gini jadi kamu nggak ngomong kan?"
" Ya? Aah i-iya be-betul."
" Hahahhaha kau anak yang menyenangkan rupanya. Andaikan kepercayaan kita sama, pasti aku akan jodohin kamu dengan putri bungsu ku."
Tubuh Dorry langsung merinding saat itu juga. Tawa renyah yang keluar dari mulut Ryder benar-benar membuat bulu kuduknya merinding. Sebenarnya tugasnya lah yang membuatnya begitu.
Dorry keluar dari ruang kerja Ryder dengan tubuh yang sangat lemas. Otaknya blank seketika. Ia rasanya ingin lari sejauh mungkin tapi tentu saja tidak bisa.
" Tenang aja, nanti ku beri bonus yang gede."
Ucapan indah namun mengandung resiko yang besar juga. Ya tadi Ryder mengatakan itu di akhir pembicaraan mereka.
" Haaah rasanya tiba-tiba jadi pengen sakit deh. Opname gitu sebulan, haaah."
Malam begitu berat dirasakan oleh Dorry karena dia harus sudah mulai melakukan apa yang diperintahkan oleh Ryder. Agaknya sebelum memberikan buki-bukti kepada Ryder, Dorry akan bekerja full siang dan malam. Siang bekerja untuk Gael dan malam untuk Ryder. Ini akan jadi hari-hari yang begitu melelahkan baginya.
Matahari yang bersinar keesokan paginya hampir membuat Dorry terkejut. Sehabis subuh tadi dia tidur lagi dan alhasil kini dia bangun sedikit lebih siang dari pada biasanya. Untung malam ini dia ikut menginap di kediaman Tuan Besar, jadi aman-aman saja.
" Kau terlambat Dor?" ucap Gael sambil mengusap bibirnya dengan tissu. dari apa yang terlihat, Gael baru selesai sarapan.
" Iya Bos, abis subuh tadi saya merem lagi. Lho kok sepi Bos, Tuan, Nyonya dan Nona kecil kemana?"
" Di taman. Dor, emang nggak bisa ya kalau nggak ketemu klien hari ini. Males banget tahu nggak harus ngadepin dia."
Dorry hendak tertawa namun dia menahan sebisa mungkin. Jika benar dia tertawa di depan Gael maka seharian nanti nasibnya akan sangat buruk. Ya itulah yang terjadi selama 4 tahun dia menjadi asisten pribadi.
" Dah lah ayo jalan. Jangan lupa suruh Melani ikut nemuin klien."
" Siap Bos."
Sebelum berangkat ke perusahaan, lebih dulu Gael menemui kedua orangtuanya dan juga putrinya. ia berpesan kepada Ale untuk jadi anak yang baik hari ini dan menurut kepada opa dan oma.
Ale dengan tingkah lucu dan ceria berkata bahkan ia akan melakukan semua yang dipesan oleh ayahnya.
" Uncle Dol, ingat tan pesan Ale. Talau ada yang natal, langsung tasih tau Ale, ote?"
" Oooteee Non."
Dorry menjawab menggunakan nada bicara yang sama dengan Ale dan itu sedikit membuat Ale kesal. Tapi kekesalan itu hanya sekejap saja karena ia sudah mendapatkan ciuman dari sang ayah.
" Daaaah Daddy."
" Daaah princess. Mom, Dad, thanks ya."
" No problem, kami akan jaga Ale."
Gael melenggang pergi. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00, dan dia akan bertemu klien pukul 08.00. Rasanya Gael ingin datang seterlambat mungkin.
Bukannya dia tidak bisa menghadapi kliennya kali ini. Hanya saja dia sangat malas saja harus berhadapan dengan wanita yang agresif dan cerewet semacam dia.
Angelica nama Klien yang akan dia temui. Angelica Tania, dia adalah seorang CEO perusahan alat-alat kesehatan. Dia bersama Gael telah menjadi rekan bisnis sejak 6 bulan yang lalu. Sebenarnya tidak ada hal penting yang harus dibicarakan, tapi Angelica selalu meminta pertemuan setiap satu bulan sekali.
Gael tentu tidak selalu menyetujuinya. Sudah 3 bulan berturut-turut dia mangkir dari jadwal pertemuan. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi karena wanita itu sampai meminta jadwal kepada Melani.
" Apa dia sudah datang Mel?"
" Sayangnya sudah Pak, dia sudah ada di ruangan Pak Gael."
Gael memegang tengkuknya. Belum apa-apa rasanya sudah begitu tegang di bagian belakang kepalanya.
" Aku rasa aku punya gejala tekanan darah tinggi."
Ucapan Gael membuat Melani dan Dorry terkekeh geli. Tapi sebisa mungkin mereka tidak tertawa yang sampai terdengar oleh gael. Lagi-lagi akan gawat kalau sampai mereka melakukannya.
Cekleek
" Hai babe, akhirnya aku bisa juga ketemu kamu. Gila sih, kamu dah kayak presiden aja susah bener ditemui. Aduuuh anak cantikku mana nih, kok nggak diajak? Padahal aku bawa boneka lucu. Kemarin aku baru aja ke LN, eh keinget deh sama anak cantik, jadi aku beliin."
Gael mengusap wajahnya kasar. Ingin sekali dia membungkam bibir Angelica yang terus nerocos itu.
" Angel, bisa diam nggak. Berisik tahu. Ba be bab beb, emangnya aku bebek."
" Huh baby, kamu tuh ya gitu banget sama aku. Jahat tahu."
" Angel please, pala ku pusing setiap ketemu kamu. Lagian kan kita nggak ada yang mau dibahas. Soal kerjasama udah beres, terus ngapain kita ketemu. Kalau ada yang kurang, kamu bisa bicarain itu sama Melani. Aku ada kerjaan lain, jadi please stop main-mainnya Ngel?"
Bukannya marah karena terang-terangan di tolak, Angelica malah tersenyum. Senyum penuh arti yang membuat Gael merasa curiga.
" Ada apa Ngel, kamu nggak mungkin berekspresi seperti itu kalau bukan karena sesuatu."
" Hahah ketebak ya? Oke, minta merek keluar dulu."
Meskipun Gael tidak suka berdua saja dengan Angel di dalam sebuah ruangan, namun sepertinya ada sesuatu yang penting yang ingin Angel sampaikan. Ia kemudian meminta Dorry dan Melani untuk keluar ruangan.
Kini tinggalan mereka berdua. Wajah Angel yang tadinya cerah penuh canda kini berubah serius.
" Apa kamu tau Gael, aku melihat Ayu. Aku melihat Ayu ketika lagi holiday ke Bangkok. Dia, dia kelihatan kacau tau nggak."
" Haah, ku pikir apaan. Angela, I don't care. Sekarang aku sama sekali nggak peduli sama dia. Terserah dia mau apa pun, dia pergi ninggalin aku ma Ale dan sampe Ale segede sekarang dia nggak ada nanya sama sekali. Ya udah, bagi aku dia hanyalah sekedar wanita yang melahirkan Ale, tidak lebih dan tidak kurang. Ya dulu aku goblok aja bisa terjerat ma tuh wanita."
" Hmm, its oke. Kalau memang kamu udah nggak peduli. Next time aku juga nggak bakalan lagi cerita soal dia. And ya, aku tahu. Dia beneran kebangetan."
TBC
Lanjut thor up-nya 😘😘😘💪🏻💪🏻💪🏻
Kalau pengin gak penasaran ya temuin saja besok sama2....
Paling Gael minta bayarannya adalah Ayu dan Bram menjauh sejauh-jauhnya dari hidup Ale-Gael. Dan tidak boleh kembali lagi ke tanah air apapun yang terjadi. Entah itu nanti mendulang kesuksesan atau kegagalan.
Setelah Gael memberi sokongan pada Ayu untuk terakhir kalinya. Jadi besok2 tak ada lagi ya......
dan untukmu ayu.... kamu bner2 gak tau malu 😏😏
dan apa yg dibicarakan Gael dgn Keisha?apa Gael ngajak nikah Keisha demi Ale atau apa ya???