6 tahun menjalin kasih dengan pemuda yang menjabat sebagai kepala desa membuat Aruna merasa senang. tapi disisi lain ibu tiri dan juga adiknya memaksa nya untuk mundur di pernikahan nya sendiri.
"Adik mu mencintai Aryo. sebaiknya Ketty saja yang menggantikan mu, sebagai pengantin!" ucap Ibu tirinya yaitu Susi.
"Kalian tega berbuat seperti ini padaku!" teriak nya dengan emosi yang begitu menyakitkan
Tapi tak lama pernikahan yang diharapkan nya sejak lama dengan orang yang dicintai nya, malah berakhir menikah dengan pria yang bahkan dia tak mengenal asal usul nya. apakah Aruna sanggup menjalankan pernikahan tersebut?
Bagaimana kelanjutan kisah nya yuk simak!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.18
Berada di apartemen mewah milik keluarga Aditama group, membuat Aruna merasa kaku, dan canggung tentu nya.
Dia sebenarnya keberatan untuk pergi dari rumah mertua nya itu, tapi Faris memaksa nya untuk keluar malam itu juga, dan membawa langit yang tertidur pulas.
Pagi pagi sekali Aruna terbangun, dan menyiapkan sarapan pagi untuk langit dan Faris. Dia terlihat antusias menyiapkan. Masakan untuk bocah kecil itu. "Semoga langit suka, biarpun makanan nya kampungan tapi semoga dia menghargai masakan ku!" batin Aruna sambil tersenyum tipis.
Setelah mandi, dia kemudian berjalan menuju ke kamar langit yang berada di sebelah kamar nya dan Faris.
"Tok.. Tok.. Tok"
"Cklek...
Aruna terlihat ragu untuk membangunkan bocah itu yang masih tertidur pulas. Dia takut terjadi nya penolakan oleh langit. "Bagaimana ini, apa aku harus membangunkan nya, bagaimana kalau dia marah?" batin nya dengan gelisah
Dengan berjalan pelan, Aruna mengelus rambut langit dengan penuh kelembutan. Aruna tersenyum tipis melihat wajah menggemaskan langit yang masih terpejam.
"Langit, bangun nak, sudah pagi!" ucap nya dengan nada sedikit bergetar.
"Hoaam..." nanti Bi, aku lagi ngantuk banget ini!" Ucapnya dengan mata yang masih tetap terpejam
Aruna terdiam, mungkin langit mengira bahwa bi asih yang membangunkan bocah kecil itu.
"Langit, ini Tante, sudah siang nak, apa kamu tak sekolah?" ucap nya dengan lembut
Langit yang tersadar kini pun bangkit dan menatap Aruna dengan tajam nya, dia bahkan meneliti wajah Aruna yang juga kaget saat bocah itu mendorong tubuh nya.
"Kenapa Tante berada disini?" ucap nya dengan wajah penuh tanya
"Ha, maaf nak, Tante hanya ingin membangunkan langit saja, sungguh!" ucap Aruna yang sedikit takut
"Tante ga bohong kan?" tanya lagi dengan mengintimidasi
"Bener, Tante ga punya niat jahat kok, apa langit merasa keberatan nak?" tanya nya dengan wajah sedikit sendu.
Sudah ditolak mama mertua nya, kini ditolak anak nya juga, membuat Aruna merasa sedih tentunya, dia itu hanya ingin hidup dengan tenang, tapi kenapa cobaan dan masalah terus saja menghantui nya.
Tanpa berbicara lagi, langit masuk ke kamar mandi. bocah itu sudah mandiri sejak kecil, dai bahkan bisa memakai seragam sendiri, tanpa dibantu oleh bi asih.
Aruna saja sejak tadi kagum melihat langit yang mandiri, dia sebenarnya ingin membantu bocah itu memakai seragam nya, tapi masih terlihat ragu dan takut dengan penolakan langit.
Kini mereka bertiga duduk menikmati makanan yang Aruna buat, tapi dari tadi langit tak berceloteh sedikit pun.
Aruna sadar mungkin langit belum bisa menerima kehadiran nya saat ini.
"Aruna, mas mau pergi ke kantor dulu, sekalian mau antar langit, kamu gpp kan ditinggal sendirian di sini?" ucap Faris yang sebenarnya tak tega, tapi bagaimana lagi dia harus bekerja.
"Gpp mas. hati hati ya, jangan ngebut ngebut okey?" ucap nya dengan suara yang lemah lembut
"Siap, kamu juga hati hati di apartemen, jangan sembarangan membuka pintu ya, mas akan pantau di cctv."
"Iya mas, ini bekal buat kamu, dan ini bekal buat langit, maaf ya kalau masakan Tante kurang pas di lidah langit!" ucap nya dengan sendu
Faris pun menatap wajah putra nya yang malah terlihat tak perduli. "Langit, papi tak pernah mengajarkan langit bersikap kasar, apalagi dia mami kamu sekarang. dan Aruna juga istri papi , jadi bisa tolong menghargai nya nak?" tanya Faris dengan nada sedikit memohon
"Ayok pih, kita pergi sebelum terlambat." ucap nya tanpa menjawab pertanyaan Faris tadi
"Kamu tunggu di mobil dulu, papi mau ngomong sama mami kamu!"
"hm..." ucap nya singkat dan melenggang pergi keluar
"Maafin langit ya Aruna, mungkin dia masih sama seperti mami, tapi aku yakin lama lama pasti bocah itu akan luluh kepada mu!" ucap nya dengan tersenyum tipis
"Mas, makasih ya, udah selalu ada buat, aku. mungkin hubungan kita awalnya terlihat canggung, tapi aku ucapkan makasih banyak buat kamu yang selalu mengingatkan aku. selalu membela ku di depan orang tua mu. Makasih mas, aku akan mencoba menerima hubungan kita dengan sungguh sungguh!"
"Sama sama, kita jalani bersama ya, apapun rintangan nya kamu tetap akan menjadi istri ku, maafkan langit yang bersikap seperti itu kepada kamu, mungkin dia masih butuh penjelasan nantinya, nanti aku akan mencoba bicara dengan nya!" ucap Faris sambil mengelus rambut Aruna.
"Mas pergi dulu ya. "Cup.." assalamualaikum!" ucap Faris sambil tersenyum tipis
"Walaikumsalam.." jawab Aruna dengan wajah yang sudah memerah.
dan si Aryo kepedean lagi, emang nya Aruna cewek apaan cewek bego gitu.. yg mau buang permata demi kamu yg cuma batu kerikil?
sudah nikmati saja rasa sakit yg seperti Aruna rasakan..
dan buat neng Ketty hati2 neng lambey mu di jaga nanti kena gampar orang aja baru tau rasa/Curse/
tapi gpp kok Thor soalnya Mak juga sering ngetik typo kaya gitu/Determined/