NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 18

Suasana rumah Daniel bisa dibilang cukup ramai dengan suara - suara alat las. Hari ini, pria itu membuat suatu wahana di kandang Harimau peliharaannya.

Tiger cage

Entah apa yang mendasari Daniel membuat tiger cage, tapi pria itu terlihat begitu semangat memandori para pegawainya.

Sedangkan tawanan Daniel, Veronica, wanita itu baru keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Sudah lebih dari 2 minggu dia tinggal, lebih tepatnya dikurung dirumah Daniel.

Keseharian Veronica kini bak seorang tawanan penjara, dia hanya bisa jalan-jalan keliling rumah, ketika ada kegiatan diluar pun dua orang anak buah Daniel selalu siap sedia membuntutinya.

Veronica menghela nafasnya saat pantulan cermin memperlihatkan lehernya yang penuh dengan bercak keunguan dan merah. Ulah siapa lagi memang jika bukan ulah pria bernama Daniel itu.

Sudah layaknya pasangan suami-istri, mereka tidur sekamar, bercinta, Veronica yang menyiapkan semua kebutuhan Daniel, dan Daniel yang memberikan uang bulanan untuk Veronica.

Jika seandainya mereka adalah pasangan suami- istri, Veronica mungkin akan menjalaninya dengan ikhlas dan senang. Namun nyatanya sekarang, mereka tak memiliki hubungan apapun.

Daniel bahkan tak pernah mengatakan kata cinta, pria itu hanya mengatakan kata-kata posesif pada Veronica tanpa bermakna apapun.

Veronica berdiri didepan jendela besar kamar itu setelah memakai pakaiannya. Jendela besar yang memperlihatkan langsung pemandangan ke kandang Harimau dan Beruang.

Wanita itu melihat Daniel yang sedang sibuk memandori pekerjanya yang sedang membuat sebuah kandang kecil didalam kandang bermain Harimau.

"Dia sedang membuat apa?" gumam Veronica dengan alis bertaut.

Namun Veronica mengedikkan bahunya tak peduli, dia memilih pergi ke dapur untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Kedatangan wanita itu di dapur langsung disambut pelayan disana. Veronica sungguh tak terbiasa dengan itu, dia tak biasa dilayani seperti ini, sebab Veronica terbiasa melakukannya sendiri.

Ketika sedang melahap sarapannya, sudut mata Veronica menemukan sebuah gerbang diarea belakang rumah.

"Bibi, gerbang menuju kemana itu?" tanya Veronica menunjuk gerbang yang terbuka itu.

"Itu gerbang khusus pegawai, Nona. Biasanya pegawai disini keluar masuk lewat gerbang itu, sebab gerbang depan hanya khusus untuk Tuan Daniel dan kerabatnya." jawab Bibi Han, kepala pelayan yang Daniel tugaskan untuk melayani Veronica.

Veronica manggut-manggut sambil kembali melahap makanannya. Tepat disuapan ketiga, sebuah ide gila muncul dalam otaknya. Kenapa dia tak mencoba kabur lewat gerbang itu saja?

Veronica mengulas senyum misterius sambil menatap gerbang itu. Dia segera menghabiskan sarapannya dan segera menuju kamar untuk bersiap.

"Mau kemana kau?"

Veronica terenyak saat suara Daniel tiba-tiba menyapa pendengarannya. Dia berbalik menatap Daniel yang sedang bersandar pada pintu yang tertutup rapat.

"Apalagi, aku sedang menyiapkan barang- barangku." jawab Veronica kembali mengemas laptop dan buku-bukunya ke dalam tas.

"Aku bertanya kau mau kemana?"

"Aku ada seminar hari ini." jawabnya berjalan menuju walking closet.

"Kau tak mengatakannya padaku." ujar Daniel mengikuti Veronica masuk ke dalam walking closet.

"Untuk apa aku mengatakannya padamu? Tak semua hal harus aku katakan padamu." jawab Veronica mengambil pakaian yang akan dia pakai hari ini.

"Kau melupakan sesuatu." desis Daniel.

Veronica merotasikan bola matanya, sambil tangannya menyingkap kaos yang dia pakai. Dia hendak berganti pakaian, dan dia malas untuk pergi ke kamar mandi sehingga dia akan menggantinya disana. Persetan dengan kehadiran Daniel, toh pria itu sudah sering melihat tubuh telanjangnya.

"Ya ya ya, kau adalah orang yang berkuasa atas diriku. Memangnya apa lagi yang wanita panggilanmu ini bisa lakukan, selain menurut pada Tuannya." jawab Veronica malas membelakangi Daniel.

Daniel mendekat, tangannya membelai punggung Veronica

"Kau bukan wanita panggilanku, sayang." bisik Daniel semakin mendekat menciumi bahu polos Veronica.

"Kau spesial untukku, dan aku sudah menyiapkan sesuatu yang spesial juga untukmu." Daniel mulai terbawa suasana.

"Perlu kau ketahui bahwa aku tak mengharapkan sesuatu yang spesial, apapun itu darimu." jawab Veronica menggigit bibir bawahnya, menahan diri untuk tidak mendesah akibat sentuhan Daniel.

"Tapi aku sudah menyiapkannya, aku yakın kau akan sangat menyukainya." balas Daniel, pria itu semakin bernafsu setelah mendengar Veronica mendesah 

"Bagaimana dengan bercinta sebelum memulai aktivitas?" tanya, bukan, lebih tepatnya perintah Daniel terhadap Veronica.

Pria itu langsung melakukannya disana, dia mendudukan Veronica dimeja kaca yang berisi deretan jam mahalnya sebelum tubuh brengseknya mulai bekerja menjamah tubuh Veronica, membuat gadis itu mendesah hebat.

.

.

.

Veronica langsung memakai kembali pakaiannya setelah melayani Daniel. Dengan wajah tanpa ekspresinya, Veronica melangkah keluar dan menyambar tasnya, meninggalkan Daniel yang beranjak pergi ke kamar mandi.

Tanpa berpamitan, Veronica keluar dari kamar dan pergi ke dapur. Anak buah yang selalu membuntutinya sudah siap sedia diruang tengah.

"Bawakan tas ku ke mobil, aku ingin ke kamar mandi sebentar." ucap Veronica sebelum menyerahkan tasnya kepada dua anak buah itu dan pergi ke area belakang rumah.

Veronica berhasil menyelinap masuk ke dalam kamar mandi, dengan berbekal pakaian pelayan hasil curiannya dari Bibi, Veronica mengganti pakaiannya dengan cepat. Gadis itu mengurai rambutnya dan membawa tas belanjaan dari dapur.

Dengan hati-hati, Veronica berjalan menuju gerbang belakang, berharap tak ada yang mengenalinya. Sepi.

Keadaan halaman belakang sepi, sehingga memudahkan Veronica untuk mencapai gerbang belakang.

"Kau mau kemana?"

Deg.

Tubuh Veronica seketika membeku saat suara asing menyapa telinganya. Tangan Veronica gemetar dan dia mengeluarkan keringat dingin. Veronica takut dia akan ketahuan.

"Hei, dasar sombong, aku bertanya tapi kau malah diam saja." ucapnya orang itu lagi sebelum akhirnya Veronica mendengar suara langkah menjauh.

Veronica bisa menghembuskan nafas lega, dia tak mau berbalik ke belakang, tapi dia penasaran.

Dengan hembusan nafas mencari ketenangan, Veronica akhirnya memutuskan untuk tidak menengok ke belakang dan memilih untuk segera keluar melalui gerbang belakang.

Tap tap tap

Langkah Veronica terasa berat, jaraknya menuju gerbang itu terasa begitu jauh.

"Hah." Veronica akhirnya bisa bernafas lega saat dia berhasil keluar dari gerbang itu, kini dia telah berada diluar

"Masa bodoh dengan laptop dan semua dokumenku, aku harus pergi jauh dulu sekarang." gumam Veronica memegang erat tas belanja ditangannya.

Dengan langkah ringan, kakinya mulai melangkah menapaki aspal jalanan belakang rumah Daniel. Senyuman terukir diwajah kucing itu, tak menyangka bahwa akhirnya dia bisa kabur

"Mencoba melarikan diri, kucing manis?"

Langkah Veronica kembali terhenti, disamping sebelah kanan sudah ada pria tua pencinta satwa itu tengah bersandar dibatang pohon yang besar.

Tubuh gemetarnya menatap Daniel yang tengah memasang tatapan tajam. Tas belanja itu segera dia buang, dalam hitungan detik kakinya mulai berlari kencang sekencang yang dia bisa. Mencoba melarikan diri dari pecinta satwa yang kelakuannya sebelas dua belas dengan binatang itu.

Veronica berlari sekencang yang dia bisa, tak mempedulikan flatshoes tipisnya yang menbuat telapak kakinya terasa sakit berhentakan dengan aspal jalanan. Veronica harus melarikan diri.

Hap

Bahkan belum berjarak kilometer Veronica berlari, Daniel sudah berhasil menangkapnya.

"LEPAS!" jerit Veronica mencoba melepaskan tangan Daniel dari perutnya.

"Kucing nakal harus dihukum." ucap Daniel yang dengan mudahnya bisa menyeret Veronica kembali masuk ke dalam rumahnya.

Veronica terus berontak sebisanya, melepaskan diri, dia tak mau kembali ke rumah penangkaran itu. Namun sayang, tenaga Veronica tak jauh lebih besar dari Daniel, apalagi setelah kegiatan mereka tadi membuat selangkangan Veronica masih terasa ngilu saat melangkah, dan itulah yang menghambat larinya tadi.

"Kau tak akan pernah bisa kabur, kucing nakal." ucap Daniel sebelum melempar Veronica ke ranjang dan memberikan hukuman pada kucing nakalnya.

Veronica gagal, dia gagal untuk melarikan diri. Tapi dia tak akan menyerah, dia akan terus mencoba hingga dia bisa lari dari kekangan Daniel.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!