Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
liburan di pulau
Nita menatap bingung pada orang yang sedang membawa mereka entah kemana, awal nya ia sangat takut karena jalan yang begitu seram menurut nya.
Di perjalanan tidak ada satu pun yang berbicara, begitu juga dengan Bagas yang memang sudah waspada dari tadi, ia menuruti perintah dari orang yang menjemput mereka itu karena memang mereka membawa nama Zahra.
tidak lama mereka pun sampai pada sebuah laut yang begitu luas, mobil pun masuk pada sebuah kapal yang akan membawa mereka ke sebuah tempat.
Menjelang malam kapal pun bersandar di sebuah pulau, dan tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang di buat seperti sebuah istana.
"apa Zahra ada di dalam ?" tanya Nita pada bodyguard itu.
"silahkan masuk nyonya, nona Zahra ada di dalam bersama teman, mertua dan anaknya" ujar bodyguard itu.
Kedua nya pun masuk ke dalam rumah itu, Nita membulat matanya saat melihat foto kedua anak kembar nya terpajang di dinding.
Ia berjalan untuk menemui Zahra yang memang ada di rumah. Interior rumah itu sangat mewah, dengan panjangan foto di seluruh ruangan rumah itu.
"mama,,,,, papa,,,,," teriak Zahra ketika melihat kedua orang tua nya yang menatap sekeliling rumah.
"Zahra" ujar Nita tersenyum manis. Ia langsung memeluk putri nya itu.
"tempat yang begitu indah, ternyata papa telat dari kamu" kata Bagas pada putri nya.
"ini adalah tempat pelepasan penat, gimana bagus tidak ?" tanya Zahra pada kedua orang tua nya.
"bagus sekali" sahut Nita dengan mata yang berkaca-kaca.
"jangan sedih ma, kakak akan sedih nanti nya" ucap Zahra melihat mata mama nya sudah berkaca-kaca.
"kalian memang susah sekali mama tebak nak" ucap Nita karena semua anaknya selalu saja membuat kejutan tersendiri.
Seperti saat ini, ia tidak pernah tau jika kedua putri kembar mempunyai rumah yang begitu indah bak istana, di sebuah pulau yang memang sudah lama di incar oleh Bagas.
"bagi kami, apa yang kalian berikan itu harus jadi sesuatu yang nantinya akan berguna buat kami. Dan ini rumah jika Lucky sudah besar nanti mungkin ia bisa menempati nya, karena aku tidak akan menempati rumah ini, dan hanya akan aku kunjungi di saat hari libur saja" ucap Zahra tersenyum manis.
"kalian memang titisan papa yang sesungguhnya" ujar Bagas bangga.
"titisan kamu, ya enggak lah " kata Nita pada suami nya.
"aku kan begitu sayang, sama seperti mereka" ucap Bagas.
"iya sama, nyusahin yang ada kamu nya" cetuk Nita beranjak dari sana.
Setelah puas melihat isi rumah itu, Nita pun memutuskan untuk membersihkan diri nya, sebelum mereka makan malam bersama.
ternyata Nita juga baru tau jika semua barang milik Zahira yang ada di rumah nya ternyata ada di sini, ia juga bingung entah kapan Zahira membawa semua barang berharga nya dan benda kesukaan nya itu.
"sejak kapan Zahira membawa semua barang nya kesini zah?" tanya Nita saat mereka ada di ruang makan.
"sebelum ia pergi ke Surabaya ma" sahut Zahra.
"jadi waktu ia minta ijin nginep di rumah teman, dia ke sini" ucap Nita.
"iya ma"sahut Zahra.
malam setelah makan, mereka pun memutuskan untuk membuat api unggun di pantai yang tidak jauh dari rumah. sekalian mereka memanggang ikan dan beberapa teman nya.
"aku mau sosis" kata Lucky melihat sosis yang sudah di bakar itu.
"iya, sebentar ya masih panas" ujar Zahra mengambil berapa sosis dan mengipas nya.
"bunda, ayah masih di gunung ya?" tanya Lucky yang baru saja ingat akan ayah nya.
"baru saja pulang ke rumah" sahut Zahra.
"tidak ke sini?" tanya Lucky lagi.
"tidak, besok pagi kita pulang, Lucky kangen ayah ya" ucap Zahra senyum pada anak itu
Lucky hanya mengangguk, karena sosis milik nya sudah dingin dan ia pun dengan anteng nya menikmati sosis itu.
Malam pun makin larut, dan mereka memutuskan untuk kembali ke rumah dan istirahat.
......................
Sedangkan di rumah sakit, Mega terbangun dari tidurnya, karena sang ayah yang tiba saja datang ke rumah sakit.
"ayah" ucap Mega mendengar pintu yang terbuka kencang.
"dimana ibu?" tanya Lukas menatap pada ruangan rumah sakit, karena putri nya sendiri di rumah sakit.
"ibu pergi bersama Zahra" sahut Mega pada ayah nya.
"kemana?" tanya Lukas lagi.
"tidak tau, besok baru pulang" sahut Mega.
"di tinggal sebentar, sudah berani dia pergi tanpa ijin ku" ucap Lukas kesal.
"satu sama yah, jangan marah, ibu juga butuh hiburan" ujar Mega.
"udah tua masih juga cari hiburan atau libur lah" kesal Lukas.
"ayah bisa pergi liburan ke gunung, masa ibu tidak bisa" kata Mega yang kesal karena ayah nya mempermasalahkan kepergian ibunya.
"itu kan lain" kata Lukas.
"nah itu juga lain" sahut Mega.
"sudah tidur lah, ayah mau tidur di sini saja, suami mu mana?" tanya Lukas.
"ke kampus, ada masalah perundungan di kampus, yang membuat salah satu mahasiswi meninggal dunia" ucap Mega karena tadi sore Arga di hubungi oleh pihak kampus mengenai perundungan yang terjadi di kampus kemarin, yang membuat salah satu mahasiswi meninggal dunia.
"astaga, kenapa lagi itu manusia ya, selalu saja membuat nyawa orang lain melayang" kata Lukas yang dalam satu minggu ini selalu mendengar kata perundungan yang menyebabkan kematian.
"itulah yah, sakit jika tidak merundung orang, tadi aku minta supaya perundungan itu di hukum mati saja" kata Mega kesal karena adanya masalah itu ia jadi sendiri.
tidak lama pintu pun terbuka, Luffy datang dengan membawa paperbag di tangan nya.
"ini makan malam nya yah" ujar Luffy sambil memberi kan makan itu pada ayah nya.
"kamu sudah makan ?" tanya Lukas.
"sudah, aku beli dua, untuk Mega juga" kata Luffy duduk di sofa dan mulai bermain dengan ponsel nya.
Lukas pun memakan makanan yang di bawa oleh Luffy, sedangkan Mega ia hanya baring saja di bangkar, ia tidak mau makan lagi karena tadi sudah makan.
Suasana pun hening, karena semua nya pada sibuk dengan urusan masing-masing. Mega melihat pada Luffy yang tersenyum sendiri, melihat ponsel nya.
"bahagia sekali" cetuk Mega pada kakak nya.
"tidur sudah malam" ucap Luffy melihat pada Mega.
"bilang aja kamu memang mencintai Zahra dari awal bertemu" kata Mega karena ia tau seperti apa kakak nya itu.
"tidur lah Mega, kamu masih sakit" ucap Luffy mengalihkan pembicaraan nya.
"iya aku tidur, tidak asik" kata Mega kesal, karena kakak nya itu sulit untuk di goda atau di ajak bercanda.
jangan lupa dukung untuk author ya, terima kasih 😇