NovelToon NovelToon
The Hunter

The Hunter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Blackpink / Persahabatan
Popularitas:411
Nilai: 5
Nama Author: XoXo18

Menceritakan Perjuangan Lisa dan teman-temannya untuk meruntuhkan kekuasaan para penghuni atas yang telah berkuasa terlalu lama, dengan usaha dan kerja keras mereka akankah mereka berhasil atau tidak dalam melawan para penghuni atas atau justru kalah dan hancur tanpa harapan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XoXo18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Sementara para maba dari seluruh divisi berkumpul di lapangan utama, pembimbing-pembimbing setiap divisi berkumpul di aula yang tepat berada di depan lapangan utama. Aula yang besarnya mungkin sama seperti aula utama Hogwarts. Dengan lantai marmer dan jam tua yang berdiri di bagian depan aula. Para pembimbing divisi sambil lesehan berkumpul menceritakan maba anggota divisi mereka masing-masing. Ada yang bercerita bahwa ada maba yang mirip artis Korea, ada juga yang bilang kalau maba anggota divisi mereka mirip tukang somay depan kampus dan hal-hal lain yang mungkin akan menghabiskan satu halaman jika diceritakan satu persatu. Tahu sendiri lah kalau cewe topik yang keluar membludak macem balon air pecah.

Berbeda dengan divisi-divisi lainnya, pembimbing divisi 1, 2, 3 berkumpul bercerita bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang sangat menarik, mengingat ada maba di divisi mereka yang mungkin memiliki kelebihan seperti 5 pillar di universitas ini.

"Hey, sepertinya tahun ini akan

menjadi tahun yang seru!" ujar Rose membuka perbincangan.

"Kenapa?" tanya SinB sambil melahap apel yang ia dapat dari maba divisinya.

"Dih Apel, bagi dong." Ujar Lisa sambil mengambil apel dari tangan SinB dan menggigitnya.

"Ada 2 maba dari divisiku yang berwarna Hijau!" ujar Rose girang.

"Wah? Serius? Kalo di divisi Aku ada yang warna Hijau satu dan warna Biru satu." Timpal Lisa tidak kalah girangnya dengan mulutnya yang dipenuhi apel.

"Biru ? Ah masa. Tahun kemarin aja paling tinggi warna Pink." Ujar Rose.

"Beneran. Ini Biru, tapi yang Aku

bingung, dia bisa liat warnaku."

"Biasanya kalo yang bisa liat warna lain, berarti dia juga punya warna yang sama atau engga udah ngelewatin fase warna tersebut." Ujar SinB yang kali ini melahap pear yang didapatnya juga dari maba divisinya karena apelnya direbut Lisa.

"Dih pear. Bagi dong." Ujar Rose sambil merebut pear yang baru saja digigit SinB.

"Kalo gitu, tahun ini ada 5 yang bakal memperkuat universitas ini dan mungkin bisa membantu '5 pillar disini." Ujar SinB yang masih rebutan pear dengan Rose.

"Lima? Bukannya empat ya?" tanya Lisa.

"Lima, soalnya di divisiku juga ada maba yang warnanya sama kayak kita-kita. Hitam." Ujar SinB dengan wajah cemberut setelah pearnya direbut Rose.

"HITAM?!" ujar Lisa dan Rose terkejut.

"Ya. Kelihatannya dia maba yang cukup merepotkan. Dia tidak membawa perlengkapan ospek sama sekali kecuali topi dan kantong karung goninya."

"Maba divisiku juga gitu. Dia gak

lengkap bawa perlengkapan

"Ujar Rose

"Sama dengan divisiku. Mereka berdua gak lengkap bawa perlengkapan ospeknya." Tambah Lisa.

"Wah wah, kayaknya ospek tahun ini bakalan seru nih. Gimana ya respon Jisoo sama Irene?" ujar SinB girang.

"Malah seneng. Dasar." Ujar Rose.

"PEMBIMBING DIVISI 1, 2, 3 SEGERA MENGHADAP TIMSUS"

"Naah, kayaknya udah mulai nih. Maba-maba istimewa yang bikin susah." Ujar Lisa.

"Ayo-ayo cepetan ah menghadap." Timpal SinB.

Dengan segera, mereka bertiga berangkat menuju lapangan utama. Langkah-langkah panjang dan cepat mereka ambil sebelum diamuk timsus. Tidak lupa mereka bersihkan sisa-sisa buah yang masih berada disekitar mulut mereka.

"Pembimbing divisi 1 siapa?" tanya timsus yang sedang melantik para maba yang kelihatannya ketakutan. Inilah timsus, suara lantang, perawakan kekar-kekar, muka garang, sukanya marah-marah. Gak heran para maba keliatan macem tikus yang terperangkap di pojokan. Ya, semua maba terlihat ketakutan kecuali Haram, Ahyeon, Rora, Chiquita dan Ruka. Hanya mereka berlima yang terlihat santai tapi serius. Tidak sedikitpun muncul urat takut di wajah mereka. Mereka sesekali menengok ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari seseorang.

"Saya pembimbing divisi 1." Ujar Rose tidak kalah lantang suaranya.

"Ya ampun Rose. Biasa aja suaranya. Ini ospek baru juga mulai." Gumam Lisa.

"Kamu tahu kesalahan apa yang divisi kamu perbuat?"

"Dua orang dari mereka tidak bawa permen 7 simpul dan satu orang tidak membawa perlengkapan ospek." Ujar Rose jelas.

"Kalau kamu tahu kesalahannya, maka hukumanmu Bending 200 kali."

"Ohoo, sebentar sebentar Kakak timsus." Ujar Haram berdiri yang sedari tadi dalam posisi jongkok.

"Gimana kalo 200 dibagi 3." Tambah Ahyeon yang juga ikut berdiri.

"200 bagi 3 berapa sih?" tanya Ahyeon.

"60 sekian lah." Jawab Haram sambil tertawa kecil.

"Kalian pikir ini lucu?!" bentak timsus.

"Tidak." Jawab mereka berdua

berbarengan.

"Lantas kenapa kalian tertawa?"

"Kami tertawa akan obrolan kami, bukan omongan Kakak." Jawab Haram.

Timsus yang tadinya akan menghukum Rose pun terdiam berpikir. Mungkin ada benarnya ucapan mereka berdua.

"Ini baru seru!" gumam SinB girang.

"Ini si SinB malah kegirangan"

gumam Lisa.

"Udah udah, kalian berdua duduk aja. Biar Kakak sendiri yang bending. 200 mah kecil." Ujar Rose dengan tenang.

Mereka berdua pun kembali ke posisi jongkok mereka sambil melihat ke arah pembimbing mereka dengan wajah cemas.

"200 kecil? Kalau gitu Saya naikkan jadi 2000!" ujar timsus keras.

"Siapa takut! Saya 200 tetep, sisanya 1800 kamu yang bending." Balas Rose.

Sontak para maba yang mendengarnya tertawa dalam posisi jongkok. Terlihat naik turun bahu mereka layaknya gemericik air dari kejauhan.

"Kamu! Beraninya lawan timsus!"

Tongkat koran yang sedari tadi dipeganginya melayang cepat ke arah kepala Rose yang saat itu sudah memulai hukuman bendingnya yang ke 3.

TAP!

"Hei hei, baru mulai kok udah main beginian sih?!"

ujar sesosok gadis dengan wajah yang cantik dan rambut panjang yang tiba-tiba sudah berada di depan Rose untuk menahan ayunan tongkat koran yang diarahkan oleh timsus ke arah pembimbing divisi 1 itu. Wajahnya cantik namun aura yang dipancarkannya dingin menusuk. Bulu kuduk mereka yang berada disekitarnya tiba-tiba berdiri. Badan para maba pun turut menggigil. Kedatangannya secara tiba-tiba itu membuat mereka yang melihatnya terkejut. Hawa keberadaannya pun tidak terasa. Hanya aura dingin yang datang.

"INI DIA!!!" teriak Ruka, Ahyeon, Haram, Rora, dan Chiquita serentak sambil berdiri meninggalkan posisi jongkok mereka dengan girang.

"Hmm? Ooh, menarik." Ujar gadis yang datang tiba-tiba itu setelah melihat respon kelima maba yang baru ia lihat itu

1, 2, 3 ya. Pas banget." Tambah gadis itu.

"Hei hei kalian, jongkok lagi sana." Ujar Lisa kepada 5 maba yang kegirangan itu.

"Lalisa... ternyata kamu jadi pembimbing divisi 2. Kenapa gak jadi timsus aja? Padahal kamu cocok loh. Malah mungkin sempurna untuk jadi ketua selain Jisoo." tanya gadis itu.

"Gak ah, enakan jadi pembimbing." Jawab Lisa simpel.

"Oi Irene, kasian tuh mereka kedinginan." Ujar SinB setelah melihat bahwa maba yang berada disekitarnya menggigil.

"Ah, iya. Aku lupa. Sori, sori." Ujar gadis yang ternyata bernama Irene. Seketika itu juga aura dingin yang menyelimuti mereka yang menggigil

menghilang.

"Hei, inget. Ini baru mulai. Dan satu lagi, kalo lo berani nyentuh pembimbing divisi 1, 2 dan 3, lo bakalan langsung berhadapan sama gua!" geram Irene dingin ke salah satu timsus yang tadi menghukum Rose.

"Oi Rose, udah udah. Ngapain bending. 200 kali. Bikin gempor aja. Lagian mereka gak bawa permen 7 simpul itu gara-gara gak tau itu apaan kan. Satu lagi gara-gara bangun kesiangan. Bener kan, Haram, Ahyeon?" ujar Irene.

"I... Iya!" jawab Haram dan Ahyeon serentak. Mereka kelihatan terkejut. Kenapa orang yang baru datang ini bisa tahu detil kejadian dan nama mereka berdua.

"Jadi ini yang namanya Irene. Cantik! Tapi berbahaya!" gumam Haram, Ahyeon, Chiquita, Ruka dan Rora dengan jantung yang berdebar kencang.

"Rora, Ruka, Chiquita, Ahyeon, Haram, bersiaplah dan semoga bisa menghiburku nanti," ucap Lisa dalam hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!