Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Mawar kini berada di rumah dengan wajah yang lelah, ia memilih untuk beristirahat dan tidur di siang hari.
Hingga saat tengah tertidur, Mawar tiba-tiba di bangunkan oleh Dewi.
"Mawar bangun, ada seseorang yang mencari mu." ucap Dewi yang terus menggoyang-goyangkan tubuh Mawar.
Mawar merasa sangat pusing dan mengantuk, terlebih jika seseorang mengganggu waktu tidurnya. "Aku masih ngantuk Bu, memangnya siapa sih?" Tanya Mawar dengan mata yang masih terpejam, tubuhnya tidak sanggup untuk bangkit.
"Dia seorang pria tampan, dan ingin berbicara denganmu. Sebaiknya kau segera bangun dan cuci muka." Ucap Dewi.
Mawar membuka matanya secara perlahan, ia heran dan bingung. Siapa pria yang datang mencarinya dan menggangu waktu istirahatnya.
Setelah mencuci muka, Mawar langsung berjalan ke ruang tamu. Ia melihat sosok yang tidak asing tengah duduk di atas sofa yang kecilnya, sosok itu terlalu bersinar dan tidak pantas untuk duduk di atas sofa yang sudah sangat usang.
"Pak Arga, untuk apa anda ke sini?" Tanya Mawar dengan tatapan sedikit kesal saat melihat pria itu di depannya.
"Aku ke sini karena ada sesuatu hal yang harus ku bicarakan dengan mu." Jelas Arga dengan tatapan dingin dan tajam, aura kekayaan pria itu sangat memancar jelas dan membuat Mawar terlihat sangat miskin jika di depan pria itu.
"Pembicaraan tentang apa?" Tanya Mawar dengan tatapan tajam.
Dewi yang berada tak jauh dari Mawar hanya diam dan mendengarkan pembicaraan keduanya.
"Aku sudah membawa pulang Rangga, tapi anak itu terus merengek ingin bersama mu." Jelas Arga yang mulai mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam tas nya.
"Jadi aku menawarkan sebuah perjanjian pernikahan kontrak untuk mu." Sambungnya yang langsung menunjukkan sebuah dokumen pada Mawar.
Mawar terkejut saat mendengar hal itu, ia merasa yang ia dengar hanyalah sebuah mimpi.
"Apa kau bercanda?" Tanya Mawar yang masih tidak percaya, pria yang baru beberapa kali bertemu dengannya malah mengajaknya menjalankan sebuah pernikahan.
"Aku tidak bercanda, tapi ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak Nona Mawar. Pernikahan ini hanya di jalankan demi anak ku, agar dia bisa hidup bahagia." Jelas Arga dengan tegas, seakan kembali menekankan jika ini hanya sebuah kontrak kerja sama.
Mawar terdiam sejenak saat menemukan hal itu, ia tidak bisa mengambil keputusan dengan gegabah. "Kenapa harus melakukan pernikahan kontrak?" Tanya Mawar dengan rasa penasaran dan tatapan yang tajam.
"Aku bisa saja menjadikan mu pengasuh untuk anak ku, tapi dia memanggil mu dengan sebutan Mama. Dan aku tidak ingin orang-orang beranggapan buruk tentang anak ku maupun keluarga ku, jadi aku lebih menjalankan pernikahan dengan mu. Lagi pula, jika kau mau melakukan pernikahan kontrak ini maka kau bisa mendapatkan apapun yang kau mau. Aku juga akan tetap menjalankan kewajiban ku sebagai seorang suami untuk menafkahi mu." Jelas Arga dengan panjang lebar.
Mawar hanya terdiam dan tidak menjawab, ia masih tidak bisa berpikir jernih. Bagaimana bisa di pagi-pagi buta seseorang datang ke rumahnya dan mengajaknya untuk menikah kontrak.
"Dan satu lagi Nona Mawar, aku hanya akan menjalankan kewajiban ku sebagai suami secara materi saja. Dan ku harap kau tidak berharap lebih tentang hubungan ini." Jelas Arga dengan tegas.
Mawar menyipitkan matanya, "Berharap lebih, maksudnya?" Tanya Mawar tidak mengerti.
Arga tertawa pelan saat mendengar hal itu, "Aku tidak bisa memberikan kasih sayang ataupun perasaan cinta kepada mu, dan ku harap. Kau tidak menyimpan perasaan kepada ku, karena aku dengan tegas tidak akan pernah membalas perasaan mu itu." Jelas Arga yang langsung memperingatkan Mawar.
Mawar tertawa mengejek, ia merasa jika pria di depannya terlalu narsis. "Aku belum bisa menjawab permintaan mu terkait pernikahan kontrak ini." Jelas Mawar dengan tegas.
Di saat keduanya tengah berbicara pintu rumah tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok anak kecil yang nampak sangat tampan dengan pakaian bermerek dan pastinya berkualitas tinggi.
"Mama.." Rangga memanggil Mawar dengan senyuman di wajahnya, ia langsung berlari ke arah Mawar dan memeluk Mawar.
"Rangga kangen." Sambungnya.
Mawar terdiam dan terkejut saat melihat Rangga, ia lalu melihat ke arah Dewi. Seakan tidak percaya jika anak yang ia asuh, kini ada di hadapannya.
"Rangga.." Mawar tidak bisa berkata-kata, ia memeluk Rangga dan merasa sangat senang bisa bertemu lagi dengan anak itu.
Arga hanya melihat apa yang tengah terjadi di depannya, melihat Rangga yang berada di depannya. Membuat Mawar mulai bimbang, ia mulai bingung dengan tawaran yang di berikan oleh Rangga.
"Mama... Daddy bilang, jika Mama akan ikut tinggal di rumah Rangga." Ucap Rangga dengan penuh semangat.
Mawar yang mendengar hal itu langsung menatap tajam ke arah Arga, "Mama akan tinggal di rumah Rangga kan?" Tanya Rangga sekali lagi dengan mata penuh harap.
"Bagaimana Nona Mawar?" Tanya Arga dengan senyuman di wajahnya.
Mawar mulai berpikir jika pria di depannya sangat licik, ia bahkan membawa Rangga agar Mawar tidak bisa menolak ajakan pernikahan kontrak itu.
"Iya, Mama akan tinggal di rumah Rangga." Jawab Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Arga yang mendengar hal itu tersenyum puas, ia lalu meminta asistennya untuk mengeluarkan pena dan memberikannya pada Mawar.
"Mama, apa itu?" Tanya Rangga heran.
"Bukan apa-apa, sayang. Rangga bagaimana jika Rangga bersama Nenek dulu, apakah Rangga tidak kangen sama Nenek?" Tanya Mawar.
Mendengar hal itu Rangga langsung bersemangat, ia segera melepaskan pelukannya pada Mawar dan berlari untuk memeluk Dewi.
Mawar menatap Arga dengan tatapan tajam, ia mengambil kontrak yang di siapkan oleh Arga dengan teliti. Merasa tidak ada yang aneh, Mawar langsung mengambil pena dan segera menandatangani surat perjanjian pernikahan kontrak antara dirinya dan Arga.
Arga tersenyum puas, lalu mengulurkan tangannya pada Mawar.
"Senang bekerja sama dengan anda, Nona Mawar. Saya harap kerja sama ini bisa berjalan dengan lancar." Arga tersenyum puas, Mawar hanya bisa membalas uluran tangan Arga.