Entah apa yang di pikirkan oleh ayah dan sang ibu tiri hingga tiba-tiba menjodohkan Karin dengan pria yang tak memiliki apapun, apa mereka sengaja melakukan itu untuk menyingkirkannya?
Matteo Jordan, pria tak berguna yang di pungut oleh keluarga Suarez menyetujui menikah dengan wanita yang tak ia ketahui hanya demi sebuah balas budi.
Akankah cinta tumbuh di antara keduanya? Sementara Karin masih mencintai mantan kekasihnya, sedangkan Matteo pria sedingin es yang penuh misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~29
Sore itu Matteo nampak mengernyitkan dahinya ketika melihat pesan pemberitahuan pemakaian dua kartu kreditnya. Kartu kredit yang ia berikan pada Angela tadi siang nampak di gunakan sebesar 150 juta, sementara kartu kredit milik istrinya hanya sebesar 150 ribu. Entah apa yang di beli oleh sang kekasih hingga menghabiskan banyak uang, meskipun itu tak seberapa baginya.
"Ada apa ?" Ucapnya ketika melihat asistennya itu masuk ke dalam ruangannya.
"Anda tidak pulang, tuan ?" Tanya Jimmy mengingat jam kerja sudah usai dari satu jam yang lalu dan kini jarum jam telah menunjukkan pukul 5 sore.
"Kamu mengusirku ?" Matteo yang sejak tadi fokus pada ponselnya kini menatap asistennya tersebut, pria itu memang tidak suka di perintah meskipun niat sang asisten hanya sekedar mengingatkannya.
"Maaf Tuan, bukan seperti itu maksud saya. Saya hanya tidak ingin anda kurang beristirahat dan akibatnya kesehatan anda akan menjadi terganggu, apalagi sebentar lagi akan ada pengesahan posisi CEO dan saya tidak ingin para dewan komisaris menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak memilih anda." Jelas Jimmy memperingatkan.
"Itu tak masalah bagiku, bukankah masih ada Michael." Sahut Matteo dengan santai, jika ia tak terpilih maka akan kembali tinggal di luar negeri untuk mengurus perusahaannya sendiri dan terbebas dari semua ini.
"Tuan Michael masih anak kemarin sore tuan dan pengalamannya tak bisa di bandingkan dengan anda, untuk itu tuan Suarez lebih mempercayai anda dari pada beliau." Ucap Jimmy, tentu saja mereka berdua tak bisa di samakan. Michael pemuda berusia 26 tahun itu bahkan baru bekerja di kantornya selama dua tahun ini, sementara sang atasan yang usianya 4 tahun lebih tua sudah malang melintang di dunia bisnis baik dalam maupun luar negeri.
"Baiklah aku pulang sekarang, kamu cerewet sekali bahkan lebih cerewet dari pria tua itu." Cibir Matteo seraya beranjak dari duduknya, lalu menyamber jasnya yang tersampir di sandaran kursi.
"Pulang ke rumah nyonya muda kan tuan ?" Tanya Jimmy ketika pria itu melangkah melewatinya.
"Ke apartemenku sendiri." Sahut Matteo sembari membuka pintu ruangannya.
"Tapi tuan...." Ucapan Jimmy langsung terjeda dan pria itu sontak berhenti ketika bosnya itu tiba-tiba menghentikan langkahnya untuk menatapnya.
"Kamu bilang aku harus beristirahatkan? Aku merasa bisa beristirahat jika di apartemenku, bukan di ranjang sempit bersama gadis itu." Tegas Matteo, sudah dua malam ini tidurnya benar-benar tidak nyenyak sama sekali.
"Tapi itu ranjang pilihan kakek anda tuan dan jika beliau tahu anda..." Lagi-lagi ucapan Jimmy terjeda karena pria itu kembali memotong perkataannya.
"Lama-lama kamu benar-benar seperti pria tua itu sangat menyebalkan." Ucapnya sembari menghentakkan kakinya pergi, mau tak mau pria itu kembali ke kamar sempit bersama istrinya itu lagi.
Jimmy nampak menarik sudut bibirnya. "Suatu hari nanti anda pasti akan berterima kasih pada saya, tuan." Gumam pria itu dalam hati.
Kini Matteo terpaksa kembali pulang ke rumah istri yang tak pernah ia inginkan dan entah sampai kapan hidupnya akan seperti ini.
"Tuan, tadi anak buah saya memberikan informasi jika nona Angela tak sengaja bertemu dengan nyonya muda di cafe dan nona Angela sepertinya sengaja ingin menunjukkan jika beliau adalah kekasih anda meskipun secara tidak langsung. Saya takut beliau akan benar-benar melakukannya karena tuan Suarez pasti takkan membiarkan itu terjadi jika tahu." Ucap Jimmy di tengah pria itu mengemudikan mobilnya.
"Nanti aku peringatkan dia." Sahut Matteo yang terlihat menatap jalanan dari jendela sampingnya.
"Tadi sepertinya nyonya muda juga mendapatkan teman baru di rusun." Ucap Jimmy lagi.
"Seorang pria yang sepertinya baru pindah." Imbuh pria itu lagi sembari melihat reaksi bosnya dari pantulan spion depannya.
"Aku tak peduli, pria-pria di luaran sana juga pasti akan berpikir ulang untuk menyukainya selain seorang nona muda yang manja, dia beserta keluarganya juga sangat matre dan juga tamak. Lagipula apa yang menarik dari diri gadis itu, tubuhnya yang kurus dan pendek selalu di bungkus dengan pakaian kedodoran benar-benar tak mengerti mode sama sekali." Matteo nampak mengutarakan pandangannya tentang sang istri dan itu membuat Jimmy seketika geleng-geleng kepala, pria itu akui kekasih bosnya itu sangat cantik dan juga proporsional karena memang seorang model. Tapi masalah matre wanita itu juga jauh lebih matre daripada nyonya mudanya.
Tak terasa mereka pun telah sampai dan hari pun masih terang hingga membuat Matteo merasa aneh karena tak biasa pulang sesore ini.
Pria itu segera masuk ke dalam lift dan bersamaan itu nampak seorang pemuda juga baru masuk, pemuda yang baru ia lihat selama tinggal di rusun tersebut.
"Lantai 7 juga ?" Sapa pemuda tersebut yang terlihat ramah dan juga tampan Matteo akui meskipun dirinya juga tak kalah tampan, apalagi ia adalah pria matang yang sudah sukses dalam berkarir. Sementara pria tak jauh darinya itu mungkin baru merintis atau hanya seorang karyawan kantoran biasa.
"Hm." Matteo hanya mengangguk kecil.
"Oh ya kenalkan aku Hans baru pindah tadi siang." Hans langsung mengulurkan tangannya dan Matteo hanya menatapnya tanpa mau membalasnya, sombong sekali pria itu.
Hans kembali menarik tangannya yang menggantung di udara, terus pria itu kembali berkata. "Sepertinya baru pulang kerja ya ?" Tanyanya lagi.
Matteo nampak geregetan, banyak omong sekali tetangga barunya itu. Lagipula ia juga malas mengenal orang-orang yang kurang penting dalam hidupnya, meskipun hanya sekedar basa-basi sekalipun.
Tunggu, pria itu tadi bilang jika baru datang hari ini apa itu berarti pria itu yang menjadi kenalan istrinya? Matteo langsung memperhatikan pria itu dari ujung kaki hingga rambut. Rupanya bukan pria sembarangan juga karena barang-barang yang melekat di badannya bukanlah barang murah.
"Bagus juga selera gadis itu." Cibirnya dalam hati.
"Hm." Matteo hanya berdehem menanggapi pertanyaan Hans.
"Kerja di mana ?" Tanya Hans lagi sepertinya pria itu kelewat ramah dan membuat Matteo ingin sekali mendepaknya ke dasar bumi saat ini juga.
"Aku seorang C...." Ucap Matteo ingin membanggakan pekerjaannya jika dirinya adalah seorang CEO tapi pria itu langsung menjeda ucapannya karena khawatir nanti penyamarannya di ketahui oleh istrinya, lagipula saat ini pakaiannya tak mencerminkan seorang pimpinan perusahaan tapi benar-benar seperti seorang kuli bengkel. Tentu saja sebelumnya ia sudah berganti pakaian di mobilnya.
"Sudah lupakan saja dan ku peringatkan jangan terlalu banyak ikut campur urusan orang lain." Tegas Matteo dan segera keluar dari sana setelah pintu lift terbuka.
Hans nampak menggaruk tengkuknya yang tak gatal, perasaan pertanyaannya sangat wajar jadi apa yang salah dan satu hal yang membuat pria itu terkejut rupanya pria angkuh dan sedikit menyeramkan itu masuk ke dalam unit yang sama yang di masuki oleh Karin.
"Apa itu suaminya ?"