Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Han, bukan aku." Ucap Widia. "Sumpah aku tidak pernah bilang ke siapa pun jika kau bekerja di kelab malam. Serius Han." Timpalnya kemudian.
"Aku percaya padamu Widia." Hanya terdiam beberapa saat kemudian. "Tapi siapa yang telah menempel foto diriku di dinding kampu?"
"Hana, apa kamu punya musuh? Apa ada orang yang selalu mengganggumu selama ini?" tanya Widia.
"Tidak." Jawab Hana. "Selama bekerja di sana, aku tidak pernah merasa memiliki musuh, dan semua identitasku tidak ada yang tahu. Mereka hanya tahu aku wanita pelayan yang tidak bisa di miliki dan tidak bisa di sentuh."
"Tapi kenapa bisa seperti ini?"
Lagi-lagi Hana terdiam. Ia mengingat siapa saja kah pria yang is buat kecewa selama bekerja di kelab malam tersebut.
"Apa mungkin dia?" gumam Hana tapi masih dapat di dengar oleh Widia.
"Siapa Han?"
"Tapi tidak mungkin."
"Apa yang tidak mungkin Han?"
Lalu Hana menceritakam semua apa yang terjadi selama ia bekerja di kelab tersebut. Hana mencerita semenjak malam itu, seorang pria datang menawarkan dirinya uang dan Hana menolak mentah-mentah uang itu. Dan semenjak itu Hana mulai merasa ada yang aneh. Termaksud mobil yang sejak tadi ia lihat di luar gang selalu mengikutinya.
"Kalau memang dia? Tapi apa hubungan nya dengan diriku?" Tanya Hana.
"Mungkin dia marah dan kecewa karena kamu menolak dirinya."
"Hahahahahah. Dasar pria pengecut. Jika memang dia marah setidaknya jangan berlaku seperti ini."
"Jadi bagaimana? Apa kau masih ingin tetap bekerja di kelab itu?"
"Tentu. Sampai aku tahu kebenarannya." Jawab Hana.
•••••••
Malam harinya Hana kembali merias dirinya mencoba untuk kembali bekerja setelah beberapa hari absen karena di sibukkan dengan pindah rumah.
"Nak, apa kau tidak lelah?" Tanya sang ayah.
"Tidak ayah. Hana sama sekali tidak lelah."
Hana menghampiri kakak nya, yang selalu saja terdiam duduk di kursi sambil menatap keluar jendela.
"Kak. Aku berangkat kerja dulu. Aku janji akan mencari tahu semua apa yang terjadi pada kakak." Ucap Hana sambil menggenggam kedua tangan kakaknya. "Aku ingin mengembalikan senyum di wajah kak Kana lagi." Lalu Hana memeluk tubuh sang kakak dan menepuk-nepuk pelan pundah kakaknya.
Sesuatu insiden terjadi pada sang kakak yang bernama Kanaya, yang membuat sang kakak depresi dan terus berdiam diri dirumah tanpa berkata satu katapun. Dan hal ini yang membuat Hanaya bersikeras mencari tahu apa yang kakak nya alami pada hari di mana sang kakak pulang dengan keadaan yang sangat kacau balau.
Flash on.
"Sudah jam 1 malam tapi kakak mu belum juga pulang. Coba hubungi lagi." Ucap sang ayah. Dan Hana pun mencoba menghubungi no ponsel sang kakak, namun tidak ada jawaban sama sekali membuat Hana dan juga ayahnya sangat khawatir.
"Ayah. Apa ayah tahu kemana kak Kana pergi?" tanya Hana.
"Tadi kakak mu bilang jika ia ingin pergi ke pesta ulang tahun temannya."
"Apa ayah tahu alamatnya?"
"Tidak nak." Jawab sang ayah.
Lalu Hana masuk kedalam kamar sang kakak, dan mencari petunjuk di dalam kamar Kana. Namun tidak ada yang Hana dapat. Jadi Hana memutuskan untuk pergi ke rumah teman Kana.
Beberapa saat kemudian.
"Kak Kana ada?" Tanya Hana saar berada di salah satu rumah teman Kana.
Namun teman Kana menjawab tidak ada. Dan Hana meminta alamat di mana pesta ulang tahun di adakan, namun teman Kana menjawab jika tidak ada acara pesta ulang tahun malam ini.
Hana di buat pusing dan terus mencari sang kakak, hingga ponsel Hana berdering. Hana melihat ponsel dan nama sang ayah tertera di layar ponsel. Sang ayah memberi kabar jika Kana sudah di temukan dalam keadaan sangat menghawatirkan. Dan dengan segerah Hana pulang..