NovelToon NovelToon
ANYELIR

ANYELIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat / Permainan Kematian
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Anyelir adalah salah satu nama apartemen mewah yang terletak di sudut kota metropolitan. Suatu hari terjadi pembunuhan pada seorang wanita muda yang tinggal di apartemen anyelir 01. Pembunuhnya hanya meninggalkan setangkai bunga anyelir putih di atas tubuh bersimbah darah itu.

Lisa Amelia Sitarus harus pergi kesana untuk menyelidiki tragedi yang terjadi karena sudah terlanjur terikat kontrak dengan wanita misterius yang ia ditemui di alun-alun kota. Tapi, pada kenyataan nya ia harus terjebak dalam permainan kematian yang diciptakan oleh sang dalang. Ia juga berkerjasama dengan pewaris kerajaan bisnis The farrow grup, Rafan syahdan Farrow.

Apa yang terjadi di apartemen tersebut? Dan permainan apakah yang harus mereka selesaikan? Yuk, ikutin kisahnya disini.

*
Cerita ini murni ide dari author mohon jangan melakukan plagiat. Yuk! sama-sama menghargai dalam berkarya.

follow juga ig aku : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Lisa berlarian sepanjang lorong rumah sakit, raut cemas di wajahnya kian kentara pun dengan gemuruh amarah yang seolah ingin meledakan dadanya. Rafan mengikuti dari belakang, ia amat penasaran akan apa yang akan dilakukan Lisa di rumah sakit ini.

"Suster, apakah adik saya sudah di operasi?" Lisa bertanya pada suster widya yang berpapasan dengannya.

"Lho kemaren kan Vanya di pindahkan ke rumah sakit lain," suster Widya nampak kebingungan. Perempuan muda tuga puluh tahunan itu cukup akrab dengan Lisa.

"Di pindahkan kemana? Kenapa pihak rumah sakit memindahkan pasien tanpa izin keluarga? Saya sudah membayar semuanya, tapi kenapa adik saya tidak juga di operasi disini dan malah di pindahkan seenaknya?!!" Tanya Lisa setengah berteriak, wajahnya memerah karena emosi.

"Mohon maaf sebelumnya, tapi ibu anda yang menyetujuinya-"

Tangan Lisa mengepal kuat, ia tidak tertarik lagi mendengarkan apa yang dikatakan suster. Lisa berbalik pergi, meninggalkan rumah sakit dengan langkah lebar yang nan dipenuhi emosi.

"Hei, apa yang terjadi? Terus sekarang kamu mau kemana?" Tanya Rafan mengikuti Lisa. bingung dengan perubahan Lisa yang tiba-tiba, tadi bersikeras ingin kesini tapi sekarang malah pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa-apa padanya.

"Terimakasih sudah mengantarku kesini. Aku akan pergi ke suatu tempat, kamu pulanglah dulu." Kata Lisa,

"Katakan saja kamu mau kemana biar aku antar," kata Rafan.

Lisa menggeleng. Ia mengambil tasnya dari dalam mobil Rafan lantas segera pergi, ia akan naik taksi saja. Lisa tidak ingin Rafan tahu lebih jauh tentang dirinya dan tentang keluarga nya.

Hidup Lisa sudah sangat menyedihkan, Orang tuanya menelantarkan ia dan adik-adiknya, membiarkan mereka kelaparan dan bertahan hidup dengan cara mereka. Tidak pernah ibunya memperdulikan mereka barang sekalipun.

Saat waktu membawa Lisa kedalam fase dewasa, ia tidak hanya capek karena pekerjaan tapi juga karena ibunya yang tidak tahu diri. Seperti saat sekarang, ia harus tinggal di Anyelir yang di keliling oleh bahaya demi mendapatkan uang untuk pengobatan adiknya.

Lalu, lihatlah bagaimana cara dunia mempermainkan nya. Saat selangkah lagi penyakit Vanya bisa diatasi ibunya datang mengacau, memindahkan Vanya se-kehendak hatinya.

"Masuklah, aku antar." mobil Rafan berhenti didekat Lisa, diturunkan kacanya sedikit agar bisa berbicara dengan Lisa.

"Jangan keras kepala. Mungkin adikmu sedang menunggumu untuk datang." kata Rafan lagi saat Lisa hendak kembali menolak.

Lisa dengan enggan masuk kedalam mobil Rafan.

"Katakan kemana tujuanmu,"

"Rumah judi Ganduri,"

Mobil kembali melaju kencang. Rafan diam saja, tidak bertanya kenapa Lisa ingin mendatangi rumah judi.

"Anya sekarat di rumah sakit saat aku datang ke Anyelir. Biaya operasi nya sangat mahal, seorang memberikan ku uang yang tidak mungkin bisa ku dapatkan dalam waktu singkat." Lisa tersenyum miris, kepalanya tertoleh kearah Rafan yang masih fokus menyetir, "Orang itu memberikan aku uang dengan syarat aku harus tinggal di Anyelir dan menyelidiki nya."

"Seperti yang kamu bilang, aku hanya orang miskin. Tempat tinggal mewah seperti Anyelir tidak akan bisa ku sewa bahkan jika mengumpulkan gaji bulanan ku seumur hidup."

"Tapi, orang itu membuatku bisa tinggal disana dan terjebak dalam permainan. Tidak sepertimu, Rafan, aku tidak punya pilihan lain selain menatap disana. Aku hanya ingin semuanya cepat terungkap dan segera pergi dari sana. "

Rafan menoleh, dalam hatinya merasa bersalah telah menuduh. Ia tidak menyangka bahwa gadis itu memiliki masalah hidup yang rumit. Melihat betapa tenangnya Lisa selama beberapa hari ini membuat Rafan sadar bahwa Lisa hanya berusaha menyimpan ke-khawatirannya sendirian. Lisa tidak memperlihatkan nya, karena tidak ingin menjadi lebih rumit.

" Kenapa dia memilihmu?"Tanya Rafan setelah diam cukup lama. Lisa menggeleng.

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di rumah judi Ganduri.

BRAK...

Pintu di buka dengan kasar menarik perhatian semua orang yang ada dalam rumah besar itu. Lisa muncul di pintu, wajahnya merah padam dan tangannya mengepal kuat.

"Apa yang akan kamu lakukan disini?"Bisik Rafan. Sedikit kaget melihat begitu banyak pasang mata menghunus mereka, orang-orang dari berbagai kalangan dengan kehidupan yang jauh dari kata baik.

Lisa melangkah lebar pada meja agak di sudut, seorang wanita paruh baya duduk disana bersama tiga orang lainnya. Tangan kanannya memegang rokok sambil sesekali menghisapnya dengan amat lihai, tangan lainnya memegang kartu.

"Aku ingin bicara."kata Lisa pada wanita itu.

"Bicaralah,"sahutnya santai tanpa melihat.

"Tidak disini,"Lisa berusaha menahan suara agar tidak berteriak, padahal ia sudah sangat muak.

Wanita itu mendongak, ada keterkejutan di matanya saat menyadari Lisa yang tengah mengajaknya bicara.

"Apa yang kau lakukan disini,bitch?! Ini bukan tempatmu, pulang sana!!"Bentaknya kasar. Ia juga mendorong keras Lisa,

"Heh, anda jangan kasar begini dong."Tegur Rafan menahan punggung Lisa agar tidak terjatuh.

"Pergi!!"melihat Lisa masih belum beranjak, wanita itu marah.

" DIMANA VANYA? DIMANA DIA IBU SEMBUNYIKAN?!" Lisa juga marah, bahkan lebih marah dari wanita yang ia panggil sebagai ibu itu.Lisa menatap nyalang sang ibu, sungguh tidak bisa ia percaya bagaimana bisa orang se-biadab dia menjadi seorang ibu.

"Mana aku tahu-"

"Ibu yang menandatangani suratnya, tidak mungkin ibu tidak tahu. Katakan dimana Anya?"Lisa menahan air matanya yang hendak jatuh, hatinya sakit sekali.

"Lakukan apapun yang ibu inginkan, seperti yang selama ini ibu lakukan tanpa memperdulikan kami. Tapi, tolong jangan ganggu kedua adikku."Lisa sudah tidak peduli lagi dengan Rafan yang pastinya terkejut, ia sudah tidak peduli lagi jika pria itu tahu betapa menyedihkannya kehidupan nya. Yang Lisa inginkan adalah, keberadaan Vanya.

" Saya akan melaporkan anda ke polisi jika tetap tidak mengatakan yang sebenarnya," Kata Rafan dingin.

"Anakmu, Deandra?" Salah satu pria yang duduk di meja itu bertanya,

"Kamu jangan ikut campur urusan saya,"Deandra mendelik sinis pada Rafan, lalu melirik pria yang baru saja bertanya, " Tidak mungkin dia anakku."

Lisa sudah tidak terkejut lagi, ibunya memang tidak pernah mengakuinya sebagai anak.

"Kita lapor saja ke polisi," Rafan tidak main-main, dengan sigap mencari kontak polisi kenalannya. Lisa mengangguk, setidaknya Rafan mau menolong nya.

"Berhenti!" Pekik Deandra hendak merebut ponsel Rafan tapi langsung diangkat setinggi mungkin.

"Hei, nak, disini bukan tempat bermain. Ancaman remeh seperti itu tidak berlaku disini," Seorang pria bertato berbadan besar keluar dari salah satu pintu, sambil merangkul bahu Deandra dia mengintimidasi Rafan.

Lalu, semua orang dalam rumah itu menghentikan kegiatan mereka, memusatkan perhatian pada Rafan dan Lisa.

" Saya tidak mengancammu pak tua. Jika wanita itu tidak memberikan informasi yang saya minta, tempat ini akan hancur sebentar lagi."Kata Rafan datar. Seperti nya orang ini belum tahu siapa yang sedang ia pandang remeh.

HAHAHA...

Ruangan itu langsung dipenuhi gelak tawa, mencemooh kata-kata berani yang di lontarkan Rafan.

" Anak mud-"Si pria bertato menutup kembali mulutnya saat Rafan dengan santai memainkan cincin dengan ukiran kalajengking di jari telunjuknya. Diam-diam Lisa mengamati, ia baru sadar kalau Rafan memakai cincin.

Anggota keluarga Farrow. Pria bertato merasakan punggungnya menjadi dingin. Ia menelan saliva gugup, ia bimbang. Tapi, berbagai rencana licik merasuki kepalanya, jika ia menyandera salah satu anggota keluarga konglomerat itu pasti lah ia akan mendapatkan banyak uang tebusan.

...***...

Jangan lupa vote, komen dan subscribe

1
Lunaire astrum
penasaran 😯😯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!