NovelToon NovelToon
Love Is Never Boastful

Love Is Never Boastful

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Beda Usia
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yuliastro

Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan kecil.

Zidan menata pakaian mamanya di lemari.

Wajahnya yang teduh dan penuh dengan ketenangan,membuat mamanya tersenyum senang menghampirinya.

"Kenapa kau tidak mempekerjakan asisten rumah tangga disini." Mama Ben mengambil pakaian dari tangan Zidan dan memintanya untuk duduk. "Biar mama yang melakukannya sayang."

"Aku lebih senang melakukan segala sesuatunya sendiri,mah.Mama duduk saja,mama pasti lelah setelah perjalanan jauh."Zidan tersenyum menatap wajah mamanya yang terlihat awet muda meski usianya hampir mendekati separuh abad.

"Kau memang anak yang baik dan berbakti."Mama Zidan mengusap lembut  kepala Zidan. "Kalau begitu mama akan masak makanan kesukaanmu."

Zidan melarang mamanya untuk memasak dan mengajaknya makan di restaurant.

Namun Mama Zidan mengajak putranya terlebih dulu berziarah ke makam mendiang Papa Zidan sebelum beranjak ke restaurant.

Zidan mengangguk mengiyakan permintaan mamanya.

Sementara itu,Kay masih mengikuti pembelajaran pendidikan etika dan cara bersikap.Dengan pengawasan ketat oleh Bu Warsi dan asisten pribadinya.

"Huft!!" Kay menghela nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Dia merasa sangat lelah dan mengantuk.

Namun harus tetap mengikuti pembelajaran yang sangat membosankan untuknya.

Sebaliknya Ben sedang asyik bermain golf bersama papanya di lapangan golf pribadi,yang terletak di  halaman belakang kediaman rumah keluarga Hartanto. 

Dua orang asisten pribadi Mama Ben datang ke ruang belajar Kay.

Mereka masuk dengan membawa bertumpuk-tumpuk buku tebal.Lalu mereka meletakkannya di samping Kay.

"Nyonya muda berpesan,supaya Nona Kay mempelajari dan membaca semua buku-buku ini setelah pelajaran pendidikan etika selesai."Kedua asisten itu berbisik sesuatu kepada Bu Warsi sebelum pergi keluar dari ruang belajar Kay.

Tentu saja Kay kaget sekali mendengarnya.Perlahan dia melihat ke arah tumpukan buku sambil membuka beberapa lembar buku.

"Kalau aku harus mempelajari semua buku ini,lama-lama aku bisa gila!"eluh Kay sambil mendengus dengan kasar.

"Hooaaammm!"Kay menguap sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Kay sangat mengantuk,tapi dengan cepat dia membuka matanya lebar-lebar untuk tetap dapat terjaga mengikuti pelajaran.

Tidak lama kemudian Bu Warsi keluar dari ruangan.

Kay melirik ke arah Bu Warsi sebentar sambil mengusap pelupuk matanya dan menguap.

Mata Kay terasa semakin berat dan suasana terasa semakin sunyi.

Dia semakin tidak mampu lagi untuk memaksa netranya melahap semua tulisan di buku-buku itu.

Bughhh..

Kay tertidur di atas buku yang dibacanya.

Tidak lama kemudian,Mama Ben datang ke ruangan belajar Kay ditemani Bu Warsi dan kedua asisten pribadinya.

Melihat hal itu tentu saja Mbak Rina selaku asisten pribadinya Kay segera membangunkan  Kay.Namun Kay sulit untuk dibangunkan karena terlalu kelelahan.

"Nona Kay bangunlah..nona!"ucap Mbak Rina sambil menepuk pelan pipi Kay.

"Ku mohon nona bangunlah! Ada nyonya muda disini! jika  nona tidak bangun,nyonya akan marah."

Tapi Kay malah mengigau,"Biarkan aku tidur sebentar saja Ibu! Aku sangat lelah."

Mama Ben mendengar igauan Kay dan melihatnya tertidur dengan pulas.

Bu Warsi ketakutan dan meminta maaf pada Mama Ben.

"Maaf Nyonya muda,saya sudah meminta Mbak Rani untuk mengawasi Nona Kay.Tapi saya tidak menduga jika Nona Kay dapat tertidur seperti ini!"ucap Bu Warsi dengan suara kaku dan gugup.

Bu Warsi bersama asisten lainnya merasa takut dan gemetaran.Saat mereka  melihat ekspresi wajah dingin dan tegas Mama Ben.

Dia sangat disiplin dan kaku,sikap tegasnya bahkan ditakuti oleh semua pekerja yang bekerja di kediaman keluarga Hartanto.

Bu Warsi hanya bisa pasrah jika harus mendapatkan makian kasar dari Mama Ben.Dia hanya tertunduk lesu bersama pelayan lainnya.

Tapi tiba-tiba di luar dugaan Mama Ben terlihat tersenyum kecil saat melihat Kay.

Dia bahkan meminta kepada Bu Warsi untuk membiarkan Kay tidur sebentar.

Tentu saja Bu Warsi dan pelayan lainnya kaget mendengar ucapan Mama Ben.

Dan memandangnya dengan tatapan heran.

"Dia banyak melakukan kesalahan.Tapi kali ini aku mentolerirnya.Aku sangat berharap banyak pada kalian!." Mama Ben menoleh ke arah Bu Warsi dan asisten pribadi Kay dengan sorot mata tajam penuh ketegasan.

"Dia harus menjadi istri Ben yang sempurna baik dari luar dan di dalam.Dan untuk kedepannya,biarkan dia menyadari.Kalau rumah ini ada banyak aturan yang harus dilaksanakan.Terlebih lagi dia sudah menjadi bagian dari keluarga Hartanto."

Bu Warsi dan asisten pribadi Kay mengangguk mengiyakan.Mereka tidak berani menatap wajah Mama Ben.

***

Di makam Papa Zidan.

Zidan dan mamanya menabur bunga.

"Aku sudah datang bersama putra kita Mas.."ucap Mama Zidan lirih sambil mengusap nisan sang suami.

Tiba-tiba Mama Zidan menangis hebat dan bersimpuh di pusara mendiang suaminya. 

Air mata tidak berhenti mengalir dari pipinya.Dia menumpahkan semua rasa sesak yang menggelayuti hatinya.

Zidan yang melihat kesedihan mamanya dengan segera memeluk erat tubuh Mamanya.Dadanya terasa sesak dan sakit melihat wanita yang paling dicintainya itu bersedih.Tangannya mengusap lembut pundak sang mama untuk menguatkannya.

Tak ada air mata yang terurai dari wajah sendu Zidan.Dia terlihat tenang meskipun hatinya terasa sesak dan sakit.

Menjadi kuat dan tidak mudah rapuh adalah caranya untuk menutupi lukanya.Sebab dia harus menjadi pondasi yang kokoh bagi mamanya,saat papanya meninggal dunia.

 Mama Ben memandang kosong pada jalanan yang dilalui mobil.Kesedihan masih terlihat jelas di wajahnya.Sesekali beberapa tetes air mata luruh kembali membasahi pipinya. 

"Mungkin keadaan saat ini atau yang telah lalu membuat mental kita lemah.Tapi jangan menyerah dan bangkitlah mah.

Aku tahu mama adalah wanita yang kuat.Dan aku akan selalu ada untuk mendukung mama." Zidan menyerahkan tisu pada mamanya.

"Mama akan membalas semuanya dan merampas semua kebahagian mereka.Perlahan demi perlahan kita akan menghancurkan mereka." Mama Zidan tersenyum tipis sambil mengambil tisu dari tangan Zidan lalu menyeka air matanya.

Zidan mengangguk mengiyakan sambil menggenggam tangan sang mama lalu mencium punggung tangannya.

"Aku akan membalas air mata mama yang terus mengalir  selama bertahun-tahun ini"ucap Zidan dingin.

Di dalam mobil Zidan menceritakan tentang pernikahan Ben dan Kay karena perjodohan kepada mamanya.

"Ben mencintai gadis lain tapi terpaksa menikahi gadis biasa yang masih berstatus sebagai seorang pelajar di sekolah menengah atas"ucap Zidan.

"Bahkan kedua orang tuanya pun tidak mampu  memberikan gadis yang layak untuk putra tunggal mereka." Mama Zidan tersenyum meremehkan sambil melihat ke arah Zidan.

"Tapi bukankah pernikahan Ben yang di dirahasiakan terkesan aneh?Mama rasa ada motif lain dibalik pernikahan itu.Kau harus mencari tahu akan hal itu,nak"lanjut Mama Zidan lagi.

"Itu tidak sulit mah,karena gadis yang menjadi istri Ben menjadi teman satu kelasku di kelas kursus pastry yang aku ikuti"jawab Zidan tersenyum tipis.

"Kau bisa memanfaatkan gadis itu untuk mendekati keluarga Hartanto"sahut Mama Zidan yang terlihat senang. 

"Bahkan Tuhan pun sepertinya berpihak pada kita untuk menghancurkan keluarga itu."

Zidan menghela nafas pendek sambil memandangi wajah mamanya yang penuh dendam.

"Tapi ku mohon jangan sakiti Kay,mah."

Mama Zidan mengernyit menatap heran Zidan.

"Kay?siapa itu Kay?"tanyanya.

"Gadis yang menjadi istri Ben "jawab Zidan lirih.

Wajah Mama Zidan terlihat keruh dan memandang tajam putranya.

"Asalkan gadis itu tidak mengganggu rencana kita!"ucapnya ketus.

"Dan pastikan kau tidak jatuh cinta pada gadis itu dan merusak semua rencana kita!"gertak  Mama Zidan.

Zidan mengangguk mengiyakan lalu terdiam seketika.

***

Ben duduk bersama papanya setelah selesai bermain golf.Mereka berdua membicarakan tentang masalah bisnis.

Tiba-tiba Mama Ben datang menghampiri keduanya.

"Ben,lihatlah Kay di ruang belajarnya?"ucap Mama Ben sambil memegang pundak Ben.

Sontak Ben menoleh ke arah mamanya.Keningnya mengernyit bingung."Memangnya kenapa dia?"tanya nya dingin.

Mama Ben beranjak duduk di dekat Papa Ben lalu mendengus dengan kasar.

"Kay tertidur,sepertinya dia kelelahan."

Ben tersenyum sinis,"Lalu kenapa aku harus melihatnya?."

"Ajaklah Kay jalan-jalan ke tempat yang dia sukai sebentar kalau dia sudah bangun.Sepertinya dia sangat kelelahan dalam belajarnya."

Papa Ben tersenyum dan setuju dengan kata-kata istrinya.

"Baiklah"jawab Ben datar sambil beranjak pergi ke ruang belajar Kay.

Di ruang belajar Kay.

Ben terlihat kaget melihat Kay dapat tidur sepulas itu di meja belajarnya,dengan posisi duduk dan  beberapa buku menjadi alas kepalanya.

Asisten pribadi dan kedua pengawal perempuannya terkejut dengan kedatangan Ben.Lalu mencoba membangunkan Kay tapi Kay sulit untuk dibangunkan,karena sangat kelelahan.

"Bagaimana bisa dia tertidur disini saat sedang belajar"gumam Ben sambil tersenyum meremehkan.

Kemudian Ben menghampiri Kay.

Kay tampak tidur dengan pulas.

Wajah polosnya terlihat sangat cantik saat tertidur.Netra Ben seolah terhipnotis memandang Kay.

Perlahan-lahan Ben mencoba mengangkat Kay dan memindahkannya ke kamar tidur.

Tanpa Ben sadari senyuman tipis mengembang dari wajah dinginnya.

"Saat tertidur dia sangat tenang dan tak seberisik ketika dia bangun"ucap Ben.

Ben menggendong Kay menuju kamar diikuti oleh asisten dan kedua pengawal perempuan Kay.

Mbak Rina selaku asisten pribadi Kay membukakan pintu kamar Kay.

Kemudian Ben menidurkan Kay di atas ranjang tempat tidur dengan hati-hati agar tak membangunkan Kay.Lalu menyelimuti tubuh Kay dengan perlahan.

Kedua pengawal dan asisten pribadi Kay keluar dari kamar tanpa diminta.

Ben lalu duduk di tepi ranjang tempat tidur Kay sambil memandangi wajah lelap Kay yang tertidur pulas.

Netra Ben lekat memandang wajah Kay yang kini menyita seluruh pikirannya.

Diusapnya dengan pelan dan penuh kelembutan pipi Kay.

Hatinya terenyuh dalam desiran getaran aneh yang menjamah debar jantungnya.

Tiba-tiba ponsel Ben bergetar,dia langsung mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya dan melihat nama "Dea" muncul di layar ponsel,dan membuat hatinya bergetar.

( Ben,tolong angkat telepon ku.)

Dari beberapa kata singkat yang ada di layar ponsel.Ben dapat merasakan keputusasaan Dea.Dan Ben masih dapat merasakan dengan  jelas.Jika Dea masih sangat mengharapkan hubungan mereka kembali seperti dulu.

Namun saat mengingat penolakan Dea yang lebih mementingkan karirnya.

Membuat Ben terlihat kesal sambil mendengus dengan kasar.

Ben memalingkan wajahnya menatap Kay yang masih lelap tertidur.

Dia ingin terus berlama-lama disitu sambil menunggunya bangun.Dan saat Kay bangun dia ingin melihat hanya wajah yang pertama  di tatap oleh Kay.

Namun Dea terus meneleponnya.

Ben tidak ingin suara getaran ponselnya membangunkan Kay.

Dipandanginya dengan lekat wajah Kay lalu buru-buru  keluar dari kamar.

"Jangan beritahu Kay,jika aku yang menggendongnya ke kamar"ucap Ben kepada asisten pribadi dan kedua pengawal Kay.

Asisten pribadi Kay mengangguk mengiyakan.Sebaliknya kedua pengawal Kay menatap bingung dan penuh keheranan akan sikap Ben.

Ben berdiri di tepi jendela dekat ruang tamu.Pandangannya tertuju pada taman di depannya.

Ditariknya nafas dalam dan panjang lalu menghembuskannya pelan-pelan.

Ben mengambil ponsel dari saku kemejanya  yang terus bergetar. 

"Ada apa Dea?."

Untuk beberapa saat Dea tidak hanya terdiam dan hanya menghela nafasnya berulang kali.

"Ada apa Dea?"Ben mengulang lagi perkataannya.

"Benn.."panggil Dea lirih dengan suara sedikit gugup.

"Aku ingin kita tetap berteman dan menjadi sahabat baik.Aku tidak ingin kamu menjauhi ku,itu sangat menyakitkan untukku."

"Baiklah.Jika sudah tidak ada yang ingin dikatakan lagi akan segera kututup teleponnya."

"Terima kasih Ben."

Tanpa banyak bicara lagi Ben langsung menutup panggilan telepon.

***

Dea terlihat sedih memandangi ponselnya.

Beberapa kali dia tampak menghela nafas pendek untuk menekan emosinya.Dengan harapan  netranya tidak menguapkan embun kesedihan.

Kemudian Dea berbalik dan melihat mentor modelnya berjalan datang ke arahnya.Dea tersenyum seraya menyapa mentornya.Tapi sayangnya sang mentor langsung membuang muka saat melihatnya.

Dea tidak tinggal diam dan langsung menghampiri sang mentor yang masih marah padanya.Karena Dea menolak tawaran bergabung dengan agensi model internasional ternama yang sudah secara eksklusif mengajaknya untuk bergabung.

Dea berusaha membujuk mentornya,karena bagaimanapun sang mentor sudah banyak membantu karirnya selama ini.

"Tolong maafkan aku! Maafkan aku"pinta Dea sambil memegangi tangan sang mentor untuk meyakinkannya.

"Kau memang bodoh Dea mengabaikan kesempatan emas yang sulit datang lagi di dalam hidupmu.Kenapa kau begitu ceroboh menyia-nyiakan peluang baik itu?"kata sang mentor kesal.

Tiba-tiba Dea menangis.

Perkataan sang mentor tentang mengabaikan kesempatan emas yang sulit datang lagi di dalam hidupmu.Seperti metafora penolakan dirinya atas lamaran Ben.

Huhuhuhu…huhuhu..huhuhuhu…

Suara tangis Dea pecah sambil tertunduk lesu.

"Aku memang bodoh!"ucapnya.

Mentornya terenyuh memandang Dea.

"Apa kau kini benar-benar menyesal Dea?"ucap sang mentor sambil mengusap pundak Dea.

Sang mentor berpikir jika Dea sedih karena  menolak menandatangani kontrak dengan agensi model ternama di dunia.Padahal kesedihan Dea karena patah hati ditinggal menikah Ben.

Dea mengangguk mengiyakan.

Sang mentor memeluk Dea dan mencoba menenangkannya.

"Aku akan memaafkanmu,tapi kau harus berjanji padaku untuk bekerja keras lagi untuk debut modelmu selanjutnya."

Dea menyeka air matanya lalu berjanji tidak akan mengecewakan sang mentor lagi.

Mentornya pun tersenyum mendengar ucapan Dea. 

Kemudian Dea mengajak makan mentornya dan bermaksud mentraktirnya sebagai wujud ucapan permintaan maafnya.Sang mentor pun dengan senang hati menerima ajakan Dea.

 

1
Yuni Andrianih
annyeong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!