NovelToon NovelToon
Ternyata Dia Saudara Palsuku

Ternyata Dia Saudara Palsuku

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hidayati Yuyun

Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.

" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa

" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar

" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.

" Kau.....!!" kata Amar kaget.

Penasaran baca ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Alasan Sudah Nifas

Amar pun kaget. Karna merasa tertangkap basah. Namun tidak dengan Lisa yang sudah terbiasa masuk kamar abangnya.

" Kenapa sih bun, kok seperti orang kaget gitu. Bukannya sudah biasa Lisa tidur di kamar bang Amar. Begitu juga dengan bang Amar." kata Lisa menatap bunda dan Zain.

" Ya bunda gerti, tapi sekarang ade sudah nifas dan mulai dewasa . Tidak baik di lihat tamu. Jika ade ada di kamar laki laki.

" Ih bunda apaan, orang bang Amar itu kan muhrimnya Lisa. masa tidak boleh sih. Nanti kalo ade menikah. Jika ayah tidak bisa jadi walinya. Akan di ganti kan bang Amar ?" kata Lisa protes

Jleb.....

Bunda pun tidak bisa bicara lagi. Begitu juga dengan Amar dan Zain. Sebab bagaimana pun Lisa benar. Berdasarkan apa yang ia tahu. Amar kakak kandungnya. Namun karna situasi itu berubah dalam sebulan ini. Bunda pun terdiam. Karna mereka belum memberitahu apa yang sebenarnya terjadi.

" De sudah sana masuk kamar dulu. Nanti bang Amar kasih tahu. Maaf bun tadi Lisa hanya ingin ...

" Ade yang kesini bun, Lisa mau nanya bang Amar. Apa bunda juga sudah tahu. Jika bang Amar mau pergi keluar kota?" sela Lisa membuat Amar tidak bisa bicara lagi. Sambil melangkah keluar dari kamar. Dan melewati Zain begitu saja.

" De ..." kata bunda menyusul Lisa yang pergi keruang tengah.

Sedangkan Zain menatap Amar dengan pandangan penuh tanda tanya. Karna Amar seharusnya menjaga jarak pada Lisa.

" Kenapa ? apa aku salah. Lisa tetap adik ku Zain," kata Amar.

" Ya untuk sekarang ini, tapi setelah dia tahu kebenarannya. Apa dia akan bersikap sama lagi. Aku yakin Lisa akan sangat terkejut," kata Zain melangkah meninggal kan Amar di dalam kamarnya. Menuju ruang tengah.

Amar pun diam terpaku. Karna belum bisa menjelaskan semuanya pada Lisa. Amar takut adiknya itu akan bersedih. Namun cepat atau lambat, ia harus memberitahu Lisa. Hanya Amar sedang menunggu waktu yang tepat.

************

Pagi ini Lisa sudah bangun lebih cepat Lisa membantu bunda nya memasak di dapur.. Zain yang sedari tadi, sudah rapi setelah sholat subuh. Melihat adiknya itu sangat rajin bekerja. Zain tersenyum sendiri memperhatikan Lisa dan bundanya di dapur. Zain duduk di ruang tengah. Sambil mengecek berkas dari kantornya. Dia sudah mengenakan pakaian kerjanya. Karna sambil menunggu sarapan. Zain pun sesekali melihat bunda dan adiknya di dapur. Yang bisa Zain lihat dari ruang tengah yang masih satu lorong dengan ruang makan.

" Ada apa? Kenapa kau memperhatikan Lisa segitunya," tegur Amar pada Zain yang melihat Zain sudah berpakaian rapi. Begitu juga dengan Amar yang ingin mengantar Lisa berangkat ke sekolah.

" Kenapa, apa kau tidak suka. Aku hanya sedang melihat adik dan bundaku. Apa tidak boleh !!" kata Zain penuh penekanan untuk mengingatkan Amar. Siapa status dirinya.

" Zain ..!!" kata Amar menatap Zain.

" Hei kenapa diambil hati, ini fakta kan mar.

Bagaimana jika aku saja yang memberitahu Lisa," kata Zain menatap Amar.

" Kau...!! Jangan berani melanggar apa yang sudah kita sepakati Zain," kata Amar

Lalu meninggalkan Zain menuju dapur

" Astagfirullah, Mar...Mar...aku hanya takut rasa sayang mu itu akan berubah jadi cinta Karna kini status Lisa bukan adikmu lagi," guman Zain mengelengkan kepalanya. Karna kedekatan Amar dan Lisa seperti tak terpisahkan.

Sedangkan Amar menuju meja dapur. Dia ingin membuat kopi. Karna pagi ini, entah mengapa ia ingin sekali minum kopi pahit

" De ....sudah sana ganti seragam, biar abang yang bantu bunda. Ini sudah jam 6 lewat lho" kata Amar yang sudah biasa membantu bundanya. Sambil mengaduk kopi di gelas.

" Iya de, nanti telat. Sekalian panggil ayah di kamar ya nak. Kita sarapan sama sama" kata bunda yang menaruh gorengan di atas meja makan.

" Ya bun, bang jangan lupa ade bikinkan susu coklat" kata Lisa.

" Siap ," kata Amar. Bunda Tiar yang mendengar semua itu. Hanya menarik nafas dalam. Karna sikap Amar tidak berubah sama sekali pada Lisa. Itu membuat bunda takut, jika putrinya itu akan bersedih. Jika tahu Amar bukan kakak kandungnya lagi.

Sedangkan Lisa yang melewati Zain duduk. Tersenyum ramah pada tamunya itu. Karna melihat Zain sudah rapi sepagi ini. Mengira Zain akan melamar kerja di kota.

" Apa bang Zain sudah selesai menggarap tugasnya?" tanya Lisa.

" Sudah, apa ade mau diantar bang Zain sekalian abang berangkat kerja," kata Zain menawarkan diri.

" O tidak usah bang, Lisa diantar bang Amar kok. Sekalian bang Amar ke bengkel" kata Lisa dengan suara lembut.

" Ya baiklah, besok besok saja ya ," kata Zain tersenyum.

" Ya bang , ya sudah abang ke meja makan dulu saja. Lisa mau kekamar sekalian mau manggil ayah buat sarapan," kata Lisa

" Ya ," kata Zain dengan suara lemah lembut. Membuat Lisa tersenyum pada pria tampan di depannya itu.

Lalu Lisa pun bergegas pergi kekamarnya. Untuk berganti pakaian. Dan tidak lupa ia memanggil ayahnya untuk sarapan bersama. Dan ketika semua orang sudah berkumpul di meja makan. Lisa pun memilih duduk di dekat bundanya.Yang diapit oleh pak Farhan. Sedangkan Zain dan Amar duduk berdekatan

" Ayo makan, siapa yang mau pimpin doa makan hari ini ?" kata pak Farhan menatap Zain dan Amar

" Zain saja yah," kata Zain cepat. Sehingga Lisa terkejut, ketika Zain memanggil ayah pada ayahnya.

" Bismillah......" Zain pun memimpin doa makan. Sehingga Lisa tidak berani bertanya lagi. Saat semua orang diam khusuk berdoa. Lalu setelah selesai. Ayah pun bicara pada Zain dan Amar

" Zain kalo Amar tidak bisa mengantar Lisa Bisa kan nak, Zain mengantar adikmu?" kata pak Farhan.

" Ya yah, tadi juga Zain sudah menawarkan tumpangan pada ade Tapi de Lisa bilang. Mau diantar sama Amar. Tapi jika Amar mau diantar sekalian juga ngak masalah. Lagian Zain bawa mobil kok yah," kata Zain Karna tahu kedua orang tuanya bekerja.

" Tidak perlu Zain, aku sudah biasa bawa motor kok. Tapi jika ade mau diantar sama bang Zain.Juga tidak masalah," kata Amar melirik Lisa.

" Ya kapan kapan saja ya bang, kan Lisa sudah diantar sama bang Amar," kata Lisa yang masih belum terbiasa dengan Zain . Karna Zain masih asing baginya. Lagi pula ia belum kenal dekat dengan sepupunya itu

Ayah dan bunda yang mendengar jawaban Lisa. Hanya saling pandang. Lalu tanpa banyak bicara. Mereka pun mulai makan. Karna tidak mungkin membahas hal besar di meja makan.

Lisa pun makan dengan lahap. Sesekali ia melirik Zain. Yang terlihat makan dengan tenang. Apalagi Zain terlihat mirip dengan cara makan ayahnya Yang membuat Lisa sesekali melirik Zain dengan penuh tanda tanya di hatinya.

" Apa ade ngak bawa bekal hari ini ?" tanya bunda mengingatkan Lisa.

" Ade ngak ada pelajaran tambahan bun jadi pulangnya cepat. Karna Lisa mau belajar di rumah Sani," kata Lisa.

" Ya sudah, hati hatinya kalo pulangnya ya," kata bunda

" Ya bun," kata Lisa.

Setelah selesai makan. Semua orang pun bersiap berangkat kerja. Bunda Tiara ikut mobil ayah Farhan. Sedangkan Zain berangkat sendiri dengan mobilnya. Lisa memilih berboncengan dengan Amar. Mereka berangkat duluan sebelum yang lainnya berangkat kerja.

Di jalan Amar melajukan motornya dengan melewati cepat para penguna jalan lain. Karna jalan mulai padat memenuhi jalan raya. Takut jika Lisa terlambat masuk ke kelas. Karena jalanan sudah mulai macet.

" Bang, nanti ade ngak usah di jemput ya. Ade mau ke rumah Sani dulu. Buat kerja kelompok," kata Lisa memeluk pinggang Amar erat.

" Ya " jawab Amar. Yang merasakan pelukan erat Lisa dari belakang.

" De ...boleh abang bertanya sama ade? " tanya Amar

" Apa bang?" tanya Lisa

" Kalo seandainya bang Amar bukan abang kandung ade. Apa Lisa masih bersikap sama pada abang?" kata Amar dengan sedikit keras.

" Hah....apa ?" kata Lisa berteriak. Karna suara Amar tidak terdengar jelas.

1
neng ade
Mis sebagai perempuan ga punya harga diri dan ga tau malu .. masa hamil sm laki2 lain minta tolong nya sm Amar .. situ waras..
Marsiyah Minardi
Meski sama sama perempuan kok aku ga suka sikap Mia
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
neng ade
beruntung kamu Lisa keluarga sangat sayang dan selalu perhatian .
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Marsiyah Minardi
Yesss setuju banget perempuan harus mandiri di jaman sekarang, mandiri finansial utamanya
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
neng ade
ya Lis.. km memang udah saat nya harus bisa menghindar dari Amar .. karena udah bukan muhrim nya sm ade
neng ade
terciduk juga sm Lisa .. sayang nya Lisa blm tau klo Amar ush nikah siri sm Mia ..
Marsiyah Minardi
Yuk Lisa bisa yuk, kuliah di Ausie, mandiri di negri orang
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
mas Guruh
seru..
Marsiyah Minardi
Ealah Lisa, plisss jangan terlalu banyak pikiran dulu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Marsiyah Minardi
Nah kan si Mia jadi ngelunjak, kemaruk pengin ngikat Amar
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Haraa Boo
Hallo kak, salam kenal.. nyicil baca ya, jangan lupa untuk mampir juga di novelku "Istri sewaan tuan muda"
Terimakasihh🥰🥰
Hidayati Yuyun: yup insyaallah
total 1 replies
neng ade
sikap Amar yang selalu menunda nunda utk jujur padahal masalah penting pada akhirnya akan jadi boomerang sendiri .. mau aja menikahi Mia yg udah hamil karena perbuatan Hans .. terlalu gegabah ambil keputusan tanpa berunding dulu sm keluarga nya ..
neng ade
maka nya jngn di tunda2 kasih tau Lusa nya tentang jati diri mu dan Zain yg tertukar
neng ade
kelamaan klo nunggu Lisa lulus buat ngejelasin tentang jati diri Amar dan Zain
neng ade
ada yang datang nih. .. siapa tuh .
neng ade
koq blm ada yg menjelaskan tentang Amar dan Zain. .. kenapa harus di tunda2
Marsiyah Minardi
Kok Amar ceroboh banget ya main nikahin Mia yang hamil anak orang lain hanya karena kasihan
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Marsiyah Minardi
Otak Sani langsung traveling curiga kata kata Lisa /Grin/
Marsiyah Minardi
Lisa syock, ga sengaja dengar omongan Zain
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar
Bpearlpul
semangat kak Yuyun, aku mampir, mari saling dukung kak
Bpearlpul: asiap kak, thank u/Smirk//Ok/
Hidayati Yuyun: minum madu sama temulawak kasih jeruk nipis dikit biar tubuh enakan
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!