NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Mereka

Lima Tahun Kemudian........

Banyak yang terjadi diantara persahabatan mereka sejak kejadian malam itu.

Nicya menjadi semakin dingin. Sorot matanya berubah tajam, sikap sombongnya perlahan tumbuh.

Entah itu adalah bentuk penolakan atau pemberontakan. Kesuciannya telah direnggut, dan itu dilakukan oleh suaminya sendiri. Ia seolah kehilangan dirinya sendiri.

Merasa kotor atas dirinya, namun di sisi berlawanan ia juga tak menyangkal bahwa itu bukanlah sebuah kesalahan.

Bahkan ayah dan ibunya hanya bisa tertawa dan merasa bangga dengan Jery yang sanggup mempertahankan apa yang menjadi miliknya.

Sebuah narasi yang menurutnya gila, namun juga sebuah pembenaran atas hubungan mereka. Sebuah hubungan yang ia yakini sebagai sebuah hubungan manis atas dasar persahabatan. Justru berubah menjadi klaim atas kepemilikan dirinya.

Meskipun notabenenya, ia dan Jery sudah tinggal serumah semenjak kejadian itu. Namun tak serta merta membuatnya menerima hubungan mereka dengan mudah.

Mereka memang diminta tinggal satu atap, terutama karena hubungan mereka yang sudah berkembang begitu jauh. Membuat orang tua mereka berfikir bahwa sudah merupakan waktu yang tepat bagi mereka untuk meresmikan pernikahan mereka secara sah di mata hukum.

Mereka bahkan diberikan sebuah unit apartment baru sebagai hadiah pernikahan mereka. Sebuah apartment yang hanya akan dihuni oleh mereka berdua. Hanya Nicya dan Jaryan, tanpa campur tangan orang tua mereka.

Sebuah apartment mewah dengan tingkat keamanan privacy yang sangat tinggi. Dimana setiap tamu diwajibkan memiliki kartu penghuni untuk bisa masuk.

Jika kamu bukan penghuni sah, maka kamu hanya akan diizinkan masuk jika datang bersama dengan penghuni asli. Tidak ada celah bagi orang  asing untuk bisa masuk, apalagi mencari tahu tentang kehidupan pribadi mereka.

Bahkan pesanan makanan dan juga paket hanya berhenti sampai di pos satpam saja, tidak pernah melebihi batas gerbang masuk utama.

Identitas mereka sebagai pewaris juga masih dirahasiakan. Hanya golongan 'Upper Class' di Amadya saja yang mengetahui bahwa mereka adalah putra putri dari perusahaan terbesar se-Amadya. Tak ada yang tahu tentang pernikahan, kecuali Juan sang sepupu. Dan juga Clarissa yang merupakan sahabat dekat Nicya.

"Kalian harus belajar menjalankan rumah tangga kalian sendiri." pesan Anita kepada putrinya.

"Turuti suamimu, patuhi ia. ingat perkataan Mama, pernikahan adalah hal yang sakral. Jangan coba untuk melanggarnya." bahkan hanya Anita yang menangis saat melepas putrinya.

Nicya, ia hanya diam tanpa suara. Kenyataan bahwa sang suami telah menyentuhnya untuk kali pertama memang telah merenggut seluruh kehidupannya. Tak ada lagi yang bisa ia tangisi, maupun tertawakan.

Hanya ada takdirnya yang terus-terusan melucu, dan biarlah waktu yang akan terus memperolok keseluruhan hidupnya.

"Gue anter." Jery menahan lengan Nicya cukup keras pagi ini.

Sudah lima tahun mereka tinggal serumah, namun bisa-bisanya tak ada percakapan apapun yang terjadi diantara mereka. Hanya ada sedikit kepura-puraan di setiap pertemuan keluarga, dan itu berakhir di menit-menit akhir saat mereka hendak kembali ke kediaman mereka.

"Lepas!" tegas Cya.

"Udah lima tahun Cya. Please stop diamin aku." Mohon Jery dengan genggamannya yang sedikit melunak.

" Ingat, gue gak akan pernah lupain malam itu, dan gak akan pernah maafin lo Jer." ujarnya penuh penekanan. Ia menyentak kasar lengannya dari cengkeraman Jery, lalu berlalu keluar untuk pergi ke kampusnya.

Meninggalkan sang suami yang masih terus merutuki dirinya untuk kesekian kalinya dalam lima tahun terakhir.

Nicya berangkat menggunakan mobil mewah dengan kap terbuka miliknya. Sebuh mobil Porsche 718 Boxter Spyder berwarna putih dengan ukiran plat nomor bertuliskan namanya, N1C Quincy.

Sementara Jery, ia memilih berjalan kaki hingga ke halte dan menaiki kendaraan umum. Ia bagitu malas jika harus menyetir sendiri dengan keadaan emosinya yang sedang ambruk.

Ia lelah jika harus memacu kendaraan demi melampiaskan emosi. Ia hanya akan menyakiti dirinya sendiri jika tetap memaksakan diri untuk menyetir, atau mungkin ia akan berakhir dengan menyakiti orang lain dengan kasus tabrak lari.

Mobil NSX 2015, sebuah mobil pemberian dari ibu kandungnya di hari pertamanya pindah ke apartment itu. Sebuah mobil idaman para pria yang selalu membuatnya lebih mencolok dibanding yang lain.

Meskipun statusnya masih di rahasiakan. Meskipun belum ada yang mengetahui bahwa ia adalah putra di keluarga Edgarda. Karena ia yang tak pernah menuliskan nama belakangnya jika memang tidak diwajibkan.

Lagian untuk apa itu semua? Apalagi bagi ia yang tak pernah mengharapkan kekuasaan. Baginya, dunianya hanyalah seorang Nicya Hazel Quincy. Cukup dengan Nicya di dekatnya, maka sudah cukup. Ia tak membutuhkan lebih.

"Tumben lo naik bus bro." Entah memang disengaja, tiba-tiba saja Juan sudah menantinya di halte bis depan kampus.

Menanti dengan santainya dengan sebuah sepeda di genggaman, juga earphone nirkabel yang bertengger manis di daun telinganya.

"Lo yang gila, naik sepeda kesini. Mana pakai baju sport super ketat lagi. Bisa hancur ntar kuping gue dengerin cewek-cewek pada teriakin lo." gerutunya sambil jalan mendahului.

"Gue mau ikut turnamen sepeda minggu depan. Lo tumben gak minat?"

Jery tercengang. Biasanya ia memang tak pernah absen. Itu adalah kegiatan favoritnya. Bersepeda sambil bercengkrama dengan angin.

Ternyata menyapa Nicya setelah sekian lama, tak hanya membutuhkan keberanian saja. Tapi juga bisa membutuhkan mental baja, serta stok perasaan yang bisa merasakan ribuan kehambaran.

Apa rasanya memang harus sekosong ini? Apa iya harus sesakit ini? Dunianya seakan pergi semakin jauh, hingga ia lupa kemana dirinya bisa kembali.

"Gue kehilangan rumah." lirihnya, yang langsung disahuti Caelen dengan teriakan yang menusuk hingga gendang telinga.

"Buset, sumpah demi apa?" Juan membanting sepedanya begitu saja, hanya untuk menutup kuping demi menjaga kesehatan gendang telinganya.

"Kenapa lo? Kena pinjol? Atau ngutang ke bank? Cerita Bang Bro kenapa?" ujarnya histeris sambil menggoyang-goyangkan tubuh Jery dengan kasarnya.

"Gue gak kenapa-kenapa Cae." lirihnya sambil tersenyum tipis.

"Bukan rumahnya yang hilang, tapi kuping gue. Gara-gara suara lu anj*ng!" umpat Juan kesal.

"Rumah gue gak hilang kok, tenang aja." akhirnya Jaryan pun tersenyum, meski hanya karena ocehan asal dari Caelen alias 'Si mulut petasan'. Orang yang kalau berbicara selalu mengeluarkan nada super tinggi melebihi tiga oktaf.

"Abang lho ini lagi galau, karena kehilangan cinta pertamanya." Juan menyerah, ia memilih untuk berjalan bersama mereka sambil mendorong sepedanya. Ia tak mau lagi menghancurkan sepedanya hanya karena ocehan si 'mulut petasan'. Apalagi sudah dekat hari kompetisi.

"Cinta pertama itu memang harus dilupain seiring waktu gak sih." ujar Caele terdengar serius.

"Maksud?" tanya Juan tak mengerti.

"Cinta pertama itu kan cinta pas kita masih bocah, Masih orok, jadi ya buat apa mempertahankan masa kecil di saat dimana seharusnya kita fokus sama masa tua." jelasnya terdengar dewasa.

Bahkan Juan sampai memberikannya tepuk tangan, saking bangganya dengan perkataan Caelen yang terdengar bijak.

Tapi tidak dengan Jaryan, karena ia hanya bisa menghembuskan nafasnya begitu kasar lantaran perasaan sakit yang mengirinya untuk bernafas.

"Gak akan semudah itu Cae. Andai lo tahu kisah lengkapnya." gumam Juan membatin. namun masih berusaha untuk tetap tersenyum, agar tidak membuat Caelen semakin penasaran.

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!