Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 24
Meisya bergeming saat mendengar ungkapan hati Fabio. Membuka hati untuk sebuah hubungan, rasanya adalah hal yang sia-sia bagi Meisya saat ini. Tujuan hidupnya adalah membahagiakan kedua anaknya. Dia harus sukses dan hidup dengan sangat baik agar tidak ada satu pun yang bisa menghina kedua anaknya.
Namun, membuat Fabio berhenti rupanya juga bukan hal yang mudah. Laki-laki itu seolah tidak mengenal kata menyerah dan terus berusaha mendekati Meisya.
“Maaf ya, Fabio. Saat ini, aku hanya ingin sukses, dan membahagiakan kedua anakku. Fokusku hanya untuk mereka dan aku nggak mau menjalani hubungan yang mungkin akan menghalangi tujuan aku.”
Kata-kata yang keluar dari mulut Meisya memang sangat jelas terdengar di telinga Fabio. Dia sangat paham bahwa secara terang-terangan wanita incarannya itu sedang menolaknya. Namun, laki-laki itu justru semakin penasaran dan ingin mendapatkan Meisya sebagai pendamping hidup.
“Bukan masalah, Meisya. Aku akan mendampingimu, dan mewujudkan semua impianmu!” ucap Fabio dengan lengkungan senyum yang mengembang sempurna di wajahnya.
Meisya hanya bisa menghela napas dengan pasrah. Berapa kali pun dia menolak Fabio, laki-laki itu akan terus mengganggunya.
“Yang jelas, jangan mengganggu kursus aku. Aku di sini pergi jauh dari anak-anakku, dan aku nggak mau mengecewakan mereka,” balas Meisya dengan tegas.
Wanita itu berjalan meninggalkan tempat kursus dan Fabio dengan setia mengekorinya.
“Aku tidak akan mengganggu, tapi makan malam bersama kamu tidak keberatan bukan?” tawar Fabio yang terus melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan cinta Meisya.
**
Ello sudah tiba di negara tempat sepupunya akan melangsungkan pernikahan. Laki-laki itu mendatangi sebuah restoran yang tak jauh dari menara Eifel. Dia harus berjalan kaki karena orang tuanya sudah pergi lebih dulu ke restoran.
Di saat yang bersamaan, Meisya baru keluar dari tempat kerja paruh waktu yang dijalaninya. Wanita itu memang mengambil pekerjaan paruh waktu di sebuah butik untuk biaya hidupnya di negara asing yang tidak murah.
Kebetulan, restoran yang Ello datangi, bersebelahan dengan butik tempat Meisya bekerja.
Mata Ello tidak berkedip melihat penampilan Meisya setelah bertahun-tahun. Wanita pujaannya itu tetap cantik di matanya, sama sekali tidak ada yang berubah kecuali gaya rambutnya yang terkesan lebih dewasa.
Meisya masih belum menyadari kehadiran Ello karena dia sibuk menerima telepon dari seseorang. “Hai, Sayang. Apa kabarmu? Aku juga merindukanmu!” ucap Meisya pada seseorang yang meneleponnya.
Telinga Ello terasa panas dan dadanya berdebar dengan sangat cepat saat mendengar Meisya menyatakan rasa rindunya pada orang lain. Dia yang tadinya hendak menghampiri, kini mengurungkan niat dan memilih untuk menguping sebelum menginterogasi mantan kekasihnya itu.
“Iya, aku juga mencintaimu. Sebentar lagi kita akan bertemu dan pastikan semuanya tetap baik-baik saja ya!” kata Meisya yang tanpa ragu mengatakan perasaannya saat ini.
Ello sebenarnya masih sangat penasaran, tapi hatinya sudah sangat tidak tahan mendengar kemesraan Meisya yang mengatakan cinta pada orang lain. Dia berjalan mendekat dan langsung menarik tangan Meisya.
Begitu melihat Ello, mata Meisya membulat sempurna dan tangannya refleks mematikan panggilannya. Dia tidak mau jika Ello mendengar suara bocah kecil yang memanggilnya Mommy itu. Jika itu terjadi, bisa-bisa Ello langsung tahu kalau itu adalah anaknya, dan Meisya belum siap untuk itu.
“Di sini kamu ternyata, aku cari-cari kamu ke mana-mana!” seru Ello dengan mata merah menahan amarah. Dia masih terbakar cemburu saat mendengar Meisya mengatakan cinta pada orang lain.
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋💋
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.