Pernahkah kamu menyatakan cinta pada seseorang, yang kamu sukai di depan umum?
Celine Ainsley, pernah menyatakan cintanya pada seorang lelaki, kakak seniornya, saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Joseph Scott, menolak pernyataan cinta Celine dengan dingin, membuat Celine jadi bahan tertawaan semua teman sekolahnya.
Peristiwa yang sangat memalukan!
Momen itu terjadi, lima tahun yang lalu, dan sekarang tanpa di duga, mereka bertemu lagi di reunian lima tahun sekolah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10.
Pamela menarik tangan Celine, membuat Celine ingin menyembunyikan wajahnya. Ia mencoba menutupi wajahnya agar tidak di kenali.
"Ayo, kita masuk, sudah waktunya makan malam!" kata Pamela menarik tangan Celine untuk naik ke mobil buggy.
Celine sesaat tadi sempat tertegun, melihat Ibu Joseph Scott, ternyata wanita yang sangat cantik, dan langsing di usianya yang tidak muda lagi.
Dan, Celine sempat berpikir, kalau Pamela mantan model, atau aktris. Ia pun diam-diam memahami, kenapa Joseph terlihat begitu tampan.
Wajah dan penampilan Joseph, lebih cenderung mirip dengan Pamela.
Jauh berbeda, dengan penampilan Aldrich, Ayah Joseph Scott, yang memiliki tubuh tambun, dan sedikit pendek dari Ibu Joseph.
Walau penampilan orang tua Joseph, sangat jauh dari pasangan idaman semua orang.
Tapi Aldrich, suami yang hangat, dan memiliki sikap lemah lembut serta baik.
Pamela membawa Celine duduk di bangku paling belakang, lalu diikuti Aldrich, Ruben, Joseph dan adik Joseph, yang sedari tadi diam saja dengan raut wajah datarnya.
Sementara mobil butut Ruben, seorang bodyguard keluarga Scott membawanya masuk.
Melihat halaman Mansion Scott yang begitu luas, Celine akhirnya mengerti, kenapa sahabat Ayahnya itu menggunakan mobil buggy, menjemput mereka ke pintu gerbang.
Jarak dari Mansion ke pintu gerbang, cukup jauh kalau berjalan kaki. Celine merasakan angin yang segar menerpa wajahnya.
Udara di kediaman Joseph Scott terasa begitu segar. Pagar tanaman boxwood, yang di tanam rapi sepanjang jalan menuju Mansion, terlihat begitu indah dan terasa nyaman.
Celine tidak menyangka, kalau Joseph Scott putra seorang konglomerat.
Halaman yang luas, dengan taman bunga yang di tata dengan rapi, terlihat begitu sangat cantik.
Dan, air mancur di tengah halaman Mansion yang luas, membuat pemandangan halaman Mansion sangat menakjubkan.
Celine rasanya memasuki istana dalam dongeng. Lampu taman menerangi gelapnya malam, semakin memperlihatkan suasana taman yang asri.
Mobil buggy berhenti tepat di depan pintu utama Mansion.
Pamela sedari tadi menunjukkan wajah senangnya, dengan senyuman yang tidak pudar, kembali meraih tangan Celine, begitu mereka turun dari mobil buggy.
"Ayo, masuk!" ajak Pamela menarik tangan Celine memasuki Mansion.
Celine dengan sedikit canggung, mengikuti langkah Ibu Joseph, sembari masih terus memalingkan wajahnya, saat tanpa sengaja saling berpandangan dengan Joseph.
Aduh! ini benar-benar memalukan, apa yang sekarang ada dalam pikirannya, ya? pikir Celine merasa sangat malu sekali.
Celine dan Ayahnya di bawa ke ruang makan, yang cukup mewah. Di atas meja makan, tampak telah di sajikan makan malam.
"Mari, sebelah sini duduk!" suara merdu dan ramah Pamela, membawa Celine duduk ke salah satu kursi makan.
Dengan sedikit ragu, dan canggung, Celine meletakkan bokongnya ke atas kursi yang di tarik Pamela untuknya.
Ayahnya duduk di depannya, di seberang meja sisi satu lagi.
Drettt!
Kursi di sebelah Celine di tarik, lalu duduk seseorang di samping Celine, membuat Celine merasa semakin canggung.
Diam-diam ia melirik ke samping.
"Hah!!"
Celine spontan berdiri, dan nyaris melompat dari tempat duduknya, melihat siapa yang duduk di sampingnya.
Joseph Scott.
Wajah Celine memerah, ia benar-benar sangat terkejut. Selama ini, ia sudah tidak pernah menginginkan dekat dengan Joseph.
Bahkan duduk berdekatan dengan Joseph, ia tidak menginginkannya, karena ia telah mempermalukan dirinya sendiri di lima tahun yang lalu.
"Ada apa?" Pamela ikut terkejut, dan spontan berdiri dari duduknya.
Joseph sendiri tidak menyangka, kalau Celine memberikan reaksi yang di luar dugaannya, saat berdekatan dengannya.
"Kenapa, nak?" tanya Ruben ikut terkejut juga, ia paling takut kalau Celine terluka, atau mendapat musibah apa pun itu.
"Eng.. i.. itu, a.. aku duduk dekat Papa saja!" ujarnya gugup, lalu berjalan dengan cepat, dan menarik kursi di sebelah Ayahnya.
Pamela memandang Celine, lalu kemudian melihat ke arah putranya. Ia mencoba mencerna, apa yang telah membuat Celine ketakutan.
"Apa yang telah kau lakukan pada Celine?" tanya Pamela dengan nada galak pada Joseph.
Wajah Joseph terlihat bingung, ia sendiri juga terkejut, dengan respon Celine saat berdekatan dengannya.
Bersambung.....
udh d usir scra hlus,msh ga ngrti....
malu woooyyy....