Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandiwara cinta
"Om bilang Alula di suruh kuliah, kok ngajak bulan madu? Om tidak berniat merebut mahkota ku kan?" Alula memukul dada suaminya.
Raden menyengir getir. "Kita lihat saja nanti."
"Jangan begitu, Lula masih mau kuliah. Jangan macam-macam sama Lula!" Alula meneriaki wajah Raden.
Raden mundur lalu menempelkan ujung telunjuknya pada pelipis Alula. "Apa bulan madu harus berakhir di ranjang bocah kecil? Bukan aku masalah nya, tapi pikiran mu yang dewasa sebelum waktunya." Tudingnya.
"Hah?" Alula terhenyak menatap Raden.
"Kita jalan-jalan saja di sana, kamu pasti belum pernah ke Paris kan?" Imbuh Raden.
Alula mengangguk perlahan. "Iya sih."
"Sekarang senyum." Raden mencubit ujung-ujung bibir Alula agar mekar senyum gadis itu.
"Jadi kita tidak begituan kan di sana? Kita cuma jalan-jalan supaya Nona Emelly cemburu doang kan?"
"Tepat." Angguk Raden.
"Yeay!" Alula berdiri menengadah ke atas dengan berpegang pada sandaran jok kemudi. "Alula mau ke Paris!" Teriaknya.
Rambutnya berkibar tak beraturan, angin kencang menghantam wajahnya. Bahagia sekali guratannya.
Bastian dan Raden terkikik, sungguh kehadiran Alula mewarnai kejenuhannya, daun muda memang menyenangkan bagi lelaki seusia mereka.
Sekitar lima puluh kilometer dari kampus, mobil merah itu menepi pada butik terkenal dan termahal di kota ini. Butik yang lengkap dengan berbagai jenis model baju.
Bukanya sumringah Alula justru mengernyit heran bahkan protes dan menepuk pundak Bastian. "Om Bas, ngapain kita ke sini? Kan Lula bilang, Lula lapar!"
"Kita bisa makan di pesawat, kamu mau apa di sana ada, jadi sekarang belanja dulu pakaian mu!" Sambung Raden.
"Tapi Lula lapar, Lula paling tidak bisa nahan lapar Om." Sanggah Alula.
"Di dalam ada jamuan khusus bagi yang berbelanja, kamu bisa makan sesuatu dulu."
"Baiklah." Alula mengangguk.
Alula turun di gandeng suaminya yang sudah lebih dulu keluar dari mobil, entah bagaimana perasaan mereka, apakah bertaut atau tidak yang pasti Alula tidak takut pada Raden, dan Raden menyukai keberadaan gadis itu.
Semua orang menundukkan kepalanya segan, meskipun kenyataannya bibir orang-orang itu berkecumik. Raden Mas yang super seksi ini membawa bocah ingusan berpakaian tidak modis.
"Selamat datang Tuan muda." Supervisor butik itu menyambut kedatangan mereka. Sesekali melirik ke arah Alula yang aneh menurutnya.
"Pilih baju-baju yang cocok untuk usia delapan belas tahun, sekalian, pilihkan underwear untuk kekasih ku." Titah Raden.
Sejatinya, Raden masih belum punya niat untuk memamerkan status pernikahan mereka, perkawinan yang di hadiri tamu eklusif itu masih bisa di percaya kerahasiaannya. Biarlah waktu yang akan menjawab kapan status pernikahan Raden dan Alula mencuat ke media.
"Baik Tuan." Wanita itu mengerahkan seluruh karyawan untuk mengeluarkan semua pakaian modis yang Raden minta.
Warna merah, hitam, pink, biru, semuanya sudah Alula coba, dan di masukkan ke dalam daftar belanja.
Satu jam lebih Alula duduk dan berdiri di butik itu, semua orang bergosip ria memandang heran ke arahnya, jika saja bukan Raden yang membawanya sudah pasti takkan ada yang menerima Alula.
Ada hair stylist juga fashion stylist yang terpaksa melayani Alula karena Raden yang memerintahkan. Alula di bawa ke ruang khusus, di sana Alula di dandani secara langsung oleh makeup artist terkemuka.
Semua pandangan cibir mereka berubah menjadi kagum setelah mereka menemukan berlian di balik rimbunnya tumpukan jerami.
Wajah Alula sangat memesona setelah sedikit saja di berikan sentuhan make up tipis, dan di balut dengan pakaian modis.
"Pantas saja Tuan muda menyukai Nona, Nona benar-benar sangat cantik." Puji satu wanita berbaju merah itu, kagum.
"Iya, Nona sangat menawan." Sahut satunya lagi.
Alula mendengus. "Apa sudah dandannya? Lula mau menemui Om Raden." Lirihnya.
Sejatinya berbelanja bukanlah hal yang membuat Alula senang. Capek menurut Alula karena harus berbolak-balik mengganti pakaian, belum lagi harus di dandani dan itu tidak sesuai keinginannya.
"Iya tentu saja. Silahkan."
Mendengar itu Alula berdiri, dia berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan dandanan yang sudah sangat fashionable, pakaian serba putih style kekinian, gaya rambut di kepang side cornrow membuat Alula lebih terlihat menggemaskan.
"Om." Lirih Alula tak bersemangat. Namun tidak dengan Bastian dan Raden yang berdiri ternganga, terkesima pada gaya pakaian Alula. Ini seperti bukan Alula. Ini lebih mirip artis ternama.
Raden hampir terjatuh karena tak fokus saat menyandarkan sikunya pada salah satu meja kasir. Pandangan mata hijau itu stuck pada tubuh mungil Alula.
"Cantik, mungil, seksi, berkharisma tanpa perlu neko-neko, ini idaman Bastian!"
Plak!!
Raden menampik kepala Bastian yang menyeletuk kan kalimat kagum pada Alula.
"Apa kau lupa, dia Nyonya muda mu!"
Bastian menoleh. "Kapan Bos selesai dengan dramanya? Aku lelaki pertama yang akan menerima janda muda mu."
"Sial!" Raden kembali melayangkan pukulan pada kepala Bastian. "Ingat para wanita yang kamu PHP!"
Bastian mengelus kepalanya. "Yang begini nggak bakalan aku PHP Bos, serius, Nyonya muda sangat cantik."
"Sekalipun aku meninggalkan nya, aku tidak akan pernah melepasnya untuk mu, kau terlalu buruk untuk gadis polos sepertinya!" Raden memutarkan tubuh Bastian agar tak lagi menatap Alula. "Pergilah, tunggu di mobil saja!"
Bastian mendengus kemudian berjalan sesuai perintah Raden. "Apa playboy tak berhak bahagia?" Gumamnya.
Raden kembali menatap Alula yang lemah tak bersemangat. "Kamu kenapa?" Tanyanya.
"Lula lapar."
Raden mengambil satu roti berisi daging ayam suwir dari meja kasir, membuka bungkus kertas'nya lalu menyodorkan pada mulut Alula. "Sementara makan ini, lalu kita langsung ke Bandara." Katanya.
Alula yang sudah lapar menurut saja untuk memakan roti dari suapan tangan Raden. Tak ada hal yang mereka canggung kan, mungkin masih belum merasakan getaran-getaran asmara seperti pengantin baru pada umumnya.
Bagi semua orang, mereka sangat romantis, Alula cantik, mungil, serasi dengan Om-om kaya raya bertubuh tinggi seperti Raden ini.
Raden meraih satu botol air mineral, membukanya dan menyodorkan pada Alula yang lekas ditenggaknya.
Sambil menunggu Alula minum, Raden membuka dompet, menyodorkan kartu hitam pada salah satu kasir. Belanjaan hari ini sangat banyak. Alula sampai ternganga mendengar jumlah rupiah yang sang kasir celetukan.
Bagi Raden uang segitu tidak ada harganya, biasanya belanja Emelly sepuluh kali lebih banyak dari belanjaan Alula.
Raden hanya perlu mengeluarkan sepuluh persen dari pengeluaran biasanya untuk membuat Emelly menyesal.
Raden kembali membawa Alula ke mobil, mengenai barang belanjaan mereka, akan di kirim ke bandara secepatnya. Itu salah satu permintaan Raden supaya tidak perlu repot.
Tiba di mobil Alula masih terdiam, menghitung berapa banyak belanjaannya barusan. Alula masih tak habis pikir, Raden menghabiskan segitu banyak uang hanya untuk pernikahan sandiwaranya.
"Jalan, kita langsung ke Bandara!" Setelah sama-sama duduk di kursi penumpang, Raden memberikan perintah pada Bastian.
...😚𝗕𝗮𝗯 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶😚...
...ᴰᵘᵏᵘⁿᵍ ᵃᵘᵗʰᵒʳ ᵈᵉⁿᵍᵃⁿ ᴸᴵᴷᴱ ⱽᴼᵀᴱ ᴷᴼᴹᴱᴺ ᵈᵃⁿ ᴴᴬᴰᴵᴬᴴ🙏...
sundal kata Arga🤣🤣🤣